Siapa saja mereka? Inilah cerita lengkapnya
Ada fenomena unik sepanjang akhir pekan lalu di beberapa kompetisi sepakbola papan atas Eropa. Banyak pesepakbola menangis saat mengucapkan selamat tinggal pada klubnya.

Entah sengaja atau kebetulan, fakta menunjukkan, beberapa klub ternama Eropa harus merelakan pemain-pemain pentingnya pergi pada jendela transfer musim panas mendatang. beberapa nama bahkan sampai harus menangis saat mengucapkan kata perpisahan kepada suporter di laga terakhir, akhir pekan lalu.

Di Jerman, Robert Lewandowski meneteskan air mata saat menyapa suporter Bayern Muenchen di pertandingan melawan VfL Wolfsburg. Legenda Polandia itu dikabarkan bergabung dengan Barcelona setelah meminta izin untuk tidak memperpanjang kontrak

Hal yang mirip juga dilakukan Erling Haaland kepada para pendukung Borussia Dortmund. Bedanya, Haaland sudah memiliki tujuan yang jelas, Manchester City.

Pemanangan yang sama kemudian terjadi di Spanyol ketika Luis Suarez tak bisa menahan kesedihan saat berpisah dengan Atletico Madrid. Belum pasti ke mana mantan pemain Liverpool dan Barcelona tersebut akan bermain musim depan. Opsi pensiun juga bisa saja diambil El Pistolero.

Lalu, di Inggris, Mark Noble terlihat berkaca-kaca saat melambaikan tangan kepada ribuan pendukung West Ham United. Sang kapten memutuskan gantung sepatu.



Hal yang tidak berbada jauh ada di sepakbola Italia. Di Serie A, Paulo Dybala menangis di depan pendukung Juventus. Bersama Giorgio Chiellini, La Joya memutuskan meninggalkan La Vacchia Signora di akhir musim 2021/2022 untuk mencari tantangan di tempat lain.

Sehari sebelumnya, Lorenzo Insigne juga menangis saat mengucapkan kata perpisahan kepada pendukung Napoli. Pemain Italia itu enggan melanjutkan karier di Stadio Diego Armando Maradona untuk bergabung dengan salah satu klub MLS, Toronto FC, sebagai agen bebas mulai 1 Juli 2022.



"Seperti keluarga besar. Seperti yang anda tahu, saya tidak pandai menulis, tapi saya harus menulis sesuatu. Yang bisa saya katakan adalah terima kasih. Terima kasih untuk kota yang memberiku segalanya. Saya dibesarkan di sini bersamamu. Kami merayakan, menderita, dan terkadang berdebat, tapi selalu bersama, seperti keluarga besar," kata Insigne, dilansir Football Italia.

Insigne meninggalkan Napoli setelah 16 tahun bersama. Bayangkan, tentu saja ini bukan keputusan yang semudah membalik telapak tangan.



"Saya merasa dicintai oleh orang-orang di tanah saya, dari jersey saya. Bermain untuk Napoli bukan hanya pengalaman yang luar biasa, melainkan juga tanggung jawab besar yang saya terima dengan cinta dan kebanggaan. Setiap perpisahan meninggalkan rasa pahit di mulut, tapi yang ini lebih dari yang lain," ungkap Insigne. 

"Meninggalkan Napoli berarti meninggalkan rumah, mengetahui bahwa saya akan merindukan ini dan anda selamanya," pungkas Insigne.