Dibuang di Eropa, disambut meriah di Indonesia..
Persija Jakarta baru saja menyambut Ondrej Kudela sebagai pemain baru untuk Liga 1 2022/2023. Bek asal Republik Ceko itu didatangkan atas rekomendasi Thomas Doll. Tapi, tahukah anda bahwa pemain yang memiliki 9 caps untuk tim nasional Rep Ceko itu pernah dihukum 10 laga oleh UEFA karena kasus rasialisme?

Setelah ditunggu beberapa pekan, Kudela akhirnya mendarat di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (21/6/2022) sore. Kedatangannya disambut meriah suporter Macan Kemayoran.

Terdapat ratusan Jakmania yang memenuhi bandara. Tampaknya, mereka sudah tidak sabar bertemu Kudela dan melihat langsung aksinya di lapangan hijau. Mereka tampak sangat antusias menyambut pemain kelahiran Bojkovice, 35 tahun lalu tersebut.

"Saya sangat berterima kasih atas sambutannya yang meriah dari Jakmania. Saya sedikit terkejut, tapi sangat senang. Saya sudah tidak sabar untuk bermain bersama tim. Semoga pengalaman saya bermain di Slavia Praha bisa membantu Persija untuk memenangi trofi," ujar Kudela, di lansir situs resmi Persija.

Penyambutan Kudela tentu saja tidak akan didapatkan di Eropa. Bukan karena dia pemain yang kurang populer, melainkan karena kasus yang dialami setahun lalu dan baru selesai dua bulan lalu. Saat itu, pada 18 Maret 2021, Kudela membela Slavia menghadapi Glasgow Rangers pada babak 16 besar Liga Europa.

Dalam sebuah insiden, Kudela tampak bersitegang dengan Glen Kamara. Tidak jelas apa yang terjadi. Baru di kemudian hari terungkap bek tengah berpostur 182 cm tersebut mengungkapkan kata-kata rasial kepada Kamara.

Kudela membantah tuduhan itu. Dia mengklaim justru dirinya yang diserang Kamara di terowongan menuju ruang ganti setelah pertandingan. Slavia awalnya mengajukan pengaduan pidana sambil mengkritik penanganan situasi oleh Rangers.

Namun, UEFA kemudian tidak tinggal diam. Lembaga tertinggi sepakbola Eropa itu menggelar investigasi dan sidang disiplin. Hasilnya, pada 14 April 2021, UEFA menyatakan Kudela bersalah atas pelecehan rasial kepada Kamara. Kata-kata yang diungkapkan Kudela dianggap tidak layak dilontarkan di peradaban Eropa.



UEFA menjatuhkan larangan bermain 10 pertandingan. Itu hukuman tertinggi dalam kode etik UEFA. Itu juga membuat Kudela tidak boleh bermain di pertandingan apa pun, termasuk Euro 2020. Sementara Kamara diberi larangan tiga pertandingan karena terbukti menyerang Kudela di terowongan setelah pertandingan.

"Kami menghormati keputusan itu. Ondrej Kudela seharusnya tidak mendekati pemain lawan," kata CEO Slavia, Jaroslav Tvrdik, ketika itu dalam pernyataan resminya, dilansir The Guardian.

"Saya sangat menyesal dan meminta maaf kepada Glen Kamara atas situasi yang jelas-jelas telah menyebabkan kesusahan baginya dan rekan satu timnya, serta semua orang yang terkait dengan Slavia maupun Rangers. Saya mengambil langkah positif untuk mencegah situasi seperti itu terjadi lagi di klub kami," tambah Tvrdik.

Kudela kemudian mengajukan banding atas skorsing UEFA. Tapi, banding tersebut ditolak pada 26 Mei 2021. Dia perlu melakukan hal itu karena rasialisme adalah kesalahan yang tidak termaafkan di keluarga besar UEFA.



Jadi, Kudela memutuskan memulai proses banding atas larangan tersebut ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Laussane, Swiss. Sidang dijadwalkan pada April 2022. Tapi, sebulan sebelum sidang, Kudela membatalkan gugatannya. Dia mengaku salah dan menyesal. kemudian, meminta maaf secara terbuka maupun personal kepada Kamara.

"Klien saya senang masalah ini selesai. Rasialisme seharusnya tidak memiliki tempat persembunyian dalam sepakbola. Dia sangat berterima kasih kepada rekan satu timnya, klub, dan penggemar dari seluruh dunia atas dukungan mereka," tulis pengacara Kamara, Aamer Anwar, di Twitter saat itu.

Akibat dari insiden yang mencoreng reputasi Slavia dan sepakbola Rep Ceko, kontrak Kudela yang berakhir setelah musim 2021/2022 tidak diperpanjang. Dan, kini dirinya disambut bak pahlawan di Jakarta.