Liga Indonesia. Mau heran tapi bagaimana lagi.
Laga lanjutan pekan kedalam BRI Liga 1 202/23 yang mempertemukan antara Persik Kediri melawan PSM Makassar, pada Jumat (2/9) malam WIB berkesudahan dengan skor imbang tanpa gol. Kendati tak ada gol, momen ribut-ribut yang sempat terjadi terhitung jadi pemanis jalannya 90 menit waktu.

Hal tersebut melibatkan kapten PSM Makassar, Wiljan Pluim, pada penghujung babak pertama.

Bermula dari pelanggaran yang dilakukan oleh Wiljan Pluim terhadap pemain Persik, Ady Eko Jayanto, wasit kemudian mengganjarnya dengan kartu kuning  dan sontak pemain asal Belanda tersebut tak terima. Melancarkan protes.

Pluim terlihat membentak sang wasit dan sampai mengayunkan tangan. Pluim terlihat membentak sang wasit dan sampai mengayunkan tangan. Setelah aksi protes tersebut, Wiljan Pluim kembali dihadiahi kartu kuning.

Itu merupakan kartu kuning kedua secara kilat bagi Pluim yang artinya PSM Makassar harus bermain dengan 10 pemain di sisa laga.



Insiden tersebut pada akhirnya memicu keributan lain. Para pemain PSM melakukan protes karena tak puas dengan keputusan wasit yang mengusir Wiljan Pluim.

Bahkan sampai-sampai pelatih PSM, Bernardo Tavares, masuk ke lapangan untuk berusaha menenangkan para pemain PSM yang emosi dan berbicara dengan wasit.

Di kubu Persik Kediri, terlihat juga Arthur Irawan yan berusaha menenangkan situasi agar pertandingan bisa berjalan kembali.

Terlepas dari itu, ini merupakan kedua kalinya bagi PSM Makassar meraih hasil seri, sama halnya dengan Persik Kediri. Namun bedanya di laga lainnya PSM mengantongi kemenangan sementara Persik kalah.