Kok bisa. Gimana ceritanya dah.
Setelah dibayang-bayangi sanksi berat berupa banned dari FIFA, kini publik pencinta sepak bola tanah air bisa sepenuhnya lega lantaran induk federasi sepak bola dunia itu sudah memberikan kepastian dengan hanya menjatuhkan sanksi membekukan dana FIFA Forward 3.0 untuk sementara waktu.

Bahkan jika blue print sepak bola Indonesia yang dipresentasikan Ketua Umum PSSI Erick Thohir bisa dijalankan dengan bagus maka FIFA bakal mencabut sanksi di atas.

Dengan begitu Timnas Indonesia masih bisa tetap mentas di berbagai ajang internasional. Termasuk terdekat ada Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Padahal jika Skuad Garuda di banned seperti halnya di 2015, ada dua negara yang setidak-tidaknya bisa langsung menuai keuntungan : Filipina dan Kepulauan Mariana Utara.

Apa pasal? Sebab jika Timnas Indonesia tidak jadi berpartisipasi dalam turnamen yang digelar di Qatar pada Januari 2024 itu maka kemungkinan bakal digantikan oleh Filipina.

Kok bisa? Sebab Timnas Filipina menempati posisi keenam di klasemen akhir runner-up terbaik babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023, di mana batas lolos ke putaran final adalah lima runner-up terbaik.



Itu membuat The Azkals secara otomatis berhak menjadi pengganti Indonesia untuk melengkapi peserta.

Lantas  bagaimana dengan Kepulauan Mariana Utara? Pada Oktober 2023 mendatang akan dilangsungkan babak pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Negara-negara yang tampil di babak ini merupakan tim-tim yang kini menempati peringkat 26-46 Asia. Total ada 21 negara.

Namun Srilanka sedang menerima sanksi FIFA, otomatis hanya 20 negara yang ikut serta di babak pertama ini.  Itu berarti jumlahnya bisa menjadi 19 negara jika Indonesia di banned oleh FIFA.

Beredar kabar Kepulauan Mariana Utara yang  masuk federasi sepakbola Asia Timur (EAFF) sebetulnya belum diresmikan FIFA bisa masuk menggantikan Indonesia agar tercapai slot 20 negara.