Nash punya satu kisah unik yang dikenang seumur hidup. Cerita tersebut hadir pada musim terakhirnya sebagai pesepakbola.
Pernah dengar nama Carlo Nash? Jika belum, wajar. Pasalnya, pria kelahiran Bolton, 13 September 1973, itu merupakan pelatih kiper klub Inggris yang bermain di League Two, Salford City.  

Nah, saat masih aktif bermain pada 1993-2014, Nash punya satu kisah unik yang dikenang seumur hidup. Cerita tersebut hadir pada musim terakhirnya sebagai pesepakbola profesional. Saat itu, Nash bergabung dengan Norwich City sebagai kiper ketiga pengganti Jed Steer. Dia menjadi cadangan John Ruddy dan Mark Bunn.

Pada 2013/2014, The Canaries harus berjuang sekuat tenaga sejak kick-off hingga akhir musim untuk menghindari jurang degradasi. Hasilnya, kegagalan menyakitkan.

Norwich ketika itu hanya mampu bertengger di posisi 18 dari 20 peserta Premier League. Dengan 33 poin, mereka tertinggal 3 poin dari West Bromwich Albion di posisi 17 klasemen akhir. Sejumlah kekalahan dengan skor telak harus diderita tim berseragam kuning-hijau tersebut.

Sepanjang musim yang mengecewakan itu, Ruddy ditetapkan sebagai kiper utama. Dia bermain 38 kali alias tidak pernah absen. Tidak peduli sering memungut bola dari jala atau tidak, pelatih The Cannaries ketika itu, Chris Hughton dan Neil Adams, memberi Ruddy kepercayaan mutlak untuk berdiri di bawah mistar.

Sebaliknya, dua penjaga gawang Norwich lainnya, Bunn dan Nash, harus puas duduk manis di bangku cadangan. Berbeda dengan Nash, Bunn sedikit lebih beruntung karena bermain di Piala FA dan Piala Liga. Sedangkan Nash sama sekali tidak mendapatkan kesempatan merumput.

Namun, di sinilah letak keunikan Nash. Oleh suporter Norwich, dia justru dipilih menjadi "Player of the Year".

Bagaimana mungkin? Sebagai bentuk protes kepada para pemain yang gagal mencegah klub kesayangan turun kasta, suporter beramai-ramai memilih Nash dalam voting terbuka di semua saluran media sosial The Canaries, baik Facebook, Twitter, maupun SMS.

"Tentu saja saya harus menolaknya dengan baik dan tentu saja saya harus memberikannya kepada seseorang yang memang pantas mendapatkannya," kata Nash ketika dinyatakan sebagai pemenang penghargaan, dilansir Daily Star.

Tidak enak hati dengan penghargaan yang diterimanya, Nash lalu memberikan kepada Robert Snodgrass. Gelandang asal Skotlandia tersebut dinilai Nash jauh lebih berkontribusi dalam usaha Norwich menghindari degradasi. Saat itu, dia mencetak 6 gol di Premier League. "Ini menyangkut masalah etis. Saya tidak mungkin menerimanya," tambah Nash.

Saat ini Nash sudah memiliki aktivitas baru sebagai pelatih kiper Salford sejak 2018. Sebelum bergabung dengan The Ammies untuk membantu mantan rekannya di Preston North End, Graham Alexander, Nash sempat menjadi pelatih kiper di klub League One, Oldham Athletic, untuk membantu Stephen Robinson. Dia meninggalkan Oldham pada 2018.

Sebelum menjadi nakhoda, dia adalah pemain medioker di sepakbola Inggris. Lahir di Bolton, Nash sebenarnya mengawali petualangan di sepakbola dengan sempurna ketika remaja.

Nash kanak-kanak memulai aktivitas di lapangan hijau dengan membela klub lokal di kampung halamannya, Moss Bank, sebelum mendapatkan beasiswa penuh di Akademi Manchester United. Pada usia 14 tahun, Nash memutuskan berhenti bermain sepakbola untuk fokus pendidikan.

Setelah lulus SMA, dia kembali lagi ke sepakbola dengan membela klub non liga, Rossendale United dan Clitheroe. Selanjutnya, pada 1996, Nash dikontrak Crystal Palace ketika dilatih Dave Bassett dengan fee 35.000 pounds. Dia menjadi salah satu pemain yang ikut andil membawa The Eagles promosi ke Premier League pada 1997 setelah mengalahkan Sheffield United di final play-off.

Dari Palace, Nash bergabung dengan Stockport County selama 3 tahun. Dia sempat dipinjamkan Stockport ke Wolverhampton Wanderers untuk menjadi deputi Michael Oakes. Setelah kembali, Nash pindah ke Manchester City dengan transfer fee 100.000 pounds plus kontrak 4,5 tahun pada musim dingin 2001. Saat itu, Man City bermain di kasta kedua.

Setelah The Citizens promosi ke Premier League, Nash justru dijual ke Middlesbrough. Selanjutnya, dia membela Preston North End, Wigan Athletic, Stoke City, Everton, kembali ke Stoke, dan mengakhiri karier bersama Norwich.