Dia baru berusia 18 tahun saat menyampaikan kabar transfer pertamanya ke dunia. Tak mau mengabarkan berita palsu.
Sejak jendela transfer baik musim panas maupun dingin, muncul sesosok nama yang paling familiar di telinga publik sepakbola, siapa lagi kalau bukan Fabrizio Romano.

Fabrizio Romano baru berusia 18 tahun ketika dia menyampaikan kabar transfer pertamanya, setelah sebelumnya ia menghabiskan waktu enam bulan menulis untuk situs web kecil di negara asalnya Italia. Setelah itu seorang agen asal Italia memanggilnya dari Barcelona.

Sejak saat itu Romano muda mulai bekerja di La Masia berkat seorang agen asal Italia yang membutuhkan bantuannya sehingga pada akhirnya ia mulai bertemu dengan beberapa pemain muda yang kemudian menjadi pesepakbola top Eropa.



"Dia mengatakan kepada saya, 'Jika Anda dapat membantu saya, saya tahu Anda adalah seorang jurnalis muda, dapatkah Anda membuat artikel tentang dua pemain yang saya ajak bicara?' kenang Romano.

Romano juga mengisahkan bahwa berita transfer Mauro Icardi lah yang pertama kali ia liput, dimana awalnya ia telah mengetahui Icardi sejak masih di La Masia bersama Gerard Deulofeu.

"Mereka adalah Gerard Deulofeu dan Mauro Icardi. Saya memulai hubungan ini dengannya dan itu membantu saya karena ketika Icardi tiba di Italia dengan bermain di Sampdoria dan kemudian Inter Milan, saya mendapat kabar itu. Berita Icardi adalah yang pertama bagi saya," jelas Romano.

"Saya mendapat kabar di luar jendela; agen menelepon saya pada November dan memberi tahu saya bahwa mereka menemukan kesepakatan dengan Inter dan bahwa Inter akan menutup kesepakatan dengan Sampdoria. Dia berkata, 'Bisa dibilang kesepakatan hampir selesai untuk pemain bergabung bukan pada Januari, tapi musim panas mendatang.'

"Begitulah awalnya dan saya langsung menyukai peran jurnalis ini. Pasar transfer adalah hutan yang selalu saya katakan, Anda mengharapkan hal yang tidak terduga setiap hari dan saya menyukai perasaan ini.

Hal ini juga pada akhirnya membuat Romano terobsesi dengan sepakbola khususnya yang berkaitan dengan bursa transfer pemain, ia bahkan menyamakan pekerjaannya sama seperti mencetak gol di Final Liga Champions.

"Menurut pendapat saya, ini seperti bermain sepak bola dalam pertandingan Liga Champions, dan ketika Anda menyampaikan berita semacam ini, itu seperti mencetak gol di final Liga Champions," kata Romano.

Sepuluh tahun telah berlalu dan Romano kini berusia 27 tahun, telah menjadi orang yang tepat untuk semua berita transfer penting dan terpercaya. Jika Anda ingin tahu apa yang sedang terjadi di pasar transfer, refresh saja Twitter-nya, di mana dia secara teratur memberikan pembaruan kepada 1,9 juta pengikutnya.



Dengan kontak yang berlimpah di seluruh sepakbola Eropa, tampaknya Fabrizio memiliki pengetahuan tentang setiap kesepakatan yang terjadi, ibaratnya ia dapat mengetahui jenis kelamin bayi Anda bahkan sebelum Anda memutuskan sebuah nama untuk bayi tersebut.

Romano yang juga tercatat sebagai jurnalis The Guardian dan Sky Sport Italia memiliki tekanan dalam pekerjaannya.

Hal itu menyebabkan dia hanya tidur lima jam semalam dari jam 5 pagi sampai jam 10 pagi selama jendela transfer, memikirkan tentang pekerjaannya dengan cara yang sama dengan Antonio Conte dan Jose Mourinho yang terobsesi dengan sepakbola 24 jam sehari.

Dari saat dia bangun dia terpaku pada teleponnya, segera mulai melakukan panggilan dan mengirim pesan kepada para agen dan direktur untuk menanyakan kabar transfer terbaru.

"Setiap hari Anda memiliki kontak baru dan Anda dapat bertemu dengan orang baru yang terlibat dalam transfer. Di Italia jika Anda pergi ke luar ke restoran atau ke hotel, Anda selalu dapat memperoleh berita dan berkenalan dengan beberapa orang," kata Romano.

Romano yang kerap menghubungi pihak-pihak yang terkait dengan bursa transfer menyatakan bahwa menjalin relasi yang baik adalah kuncinya dalam menjalani pekerjaannya.

"Memiliki hubungan yang benar adalah kuncinya. Jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di sepakbola dan bursa transfer, Anda berada di jalan yang benar. Anda menghormati mereka dan mereka akan memberi Anda rasa hormat kembali.

"Saya memiliki beberapa yang saya percayai seratus persen, hanya karena saya telah mengenal mereka selama bertahun-tahun dan mereka tahu saya tidak akan pernah membuat mereka menjadi masalah.

Kejujuran dan integritas adalah inti dari Romano. Pendekatannya terhadap jurnalisme sederhana: akurat daripada menjadi yang pertama dalam berita.

"Tidak mungkin untuk selalu menjadi yang pertama dalam meliput Liga Premier, La Liga, Serie A, dan Bundesliga. Target saya adalah benar, sehingga orang-orang seperti, 'Ketika saya melihat sesuatu dari Fabrizio, saya tahu itu benar-benar terjadi'

"Saya tidak ingin menjual berita palsu, itu bukan mentalitas saya. Tidak mungkin selalu benar di bursa transfer. Jika Anda hanya meliput tim, saya pikir itu lebih mudah, Anda bisa tahu presiden, direktur, beberapa agen, dan para pemain. Anda dapat melakukannya di level teratas.

"Pada level saya, Anda harus selalu siap untuk memeriksa dengan agen, direktur, dan agen perantara. Ini bagus karena Anda dapat berbicara dengan banyak orang tetapi ini juga gila karena Anda perlu mengirim banyak pesan.

“Saya tidak pernah ingin menjual mimpi, cukup jelaskan apa yang sebenarnya terjadi di bursa transfer. Ini bukan tentang saya. Tidak penting siapa saya, yang penting adalah apa yang saya lakukan.

Romano juga berbicara mengenai sejumlah transfer yang dinilai tidak masuk akal, diantaranya transfer Ronaldo menuju Juventus dari Real Madrid dan juga Ever Banega menuju Inter Milan dari Sevilla.

Selain soal transfer yang dianggap tidak masuk akal, menurut Romano pemain dengan status bebas transfer akan sangat menarik karena susah untuk ditebak. 

Misalnya saja kepindahan Adrien Rabiot dari PSG ke Barcelona tidak terwujud meskipun telah terjalin kesepakatan lengkap, dan David Silva menolak Lazio untuk kembali ke Spanyol dengan Real Sociedad sebagai pilihannya, itu adalah dua contoh yang digunakan Romano untuk menggarisbawahi betapa cepat hal-hal dapat berubah.

"Agen bebas adalah pemain paling berbahaya karena mereka bisa berubah pikiran di menit terakhir. Itu bisa terjadi di mana pemain, bersama keluarganya, bisa berkata, 'Oke besok pagi saya akan berubah, saya ingin pergi ke negara lain' dan mereka dapat segera melakukannya. 

"Itulah keindahan bursa transfer. Jika Anda menginginkan sesuatu yang lain, saya selalu mengatakan, mainkan Mode Karier di FIFA atau Manajer Sepakbola di mana Anda punya waktu dua menit dan Anda tidak masalah merekrut pemain," tandas Romano.