Joan Laporta menjadi sosok presiden legendaris. Tapi Josep Maria Bartomeu yang baru mundur bukan termasuk presiden gagal.
Era Josep Maria Bartomeu di Barcelona berakhir. Orang nomor satu di Camp Nou tersebut meletakkan jabatan beberapa bulan setelah Lionel Messi menegaskan ingin meninggalkan El Barca pada transfer window musim panas 2020.

Keputusan Bartomeu tidak mengejutkan. Sebab, sejak lama dia mendapatkan kritikan pedas dari suporter Barcelona. Bahkan, ada petisi yang ditandatangani lebih dari lebih 16 ribu anggota klub yang menuntut Bartomeu mundur. Itu sebagai bentuk tanggung jawab atas performa buruk sepanjang musim lalu.

Pada 2019/2020, Barcelona tanpa gelar La Liga. Mereka dikalahkan Real Madrid di klasemen akhir setelah kompetisi dilanjutkan seusai lockdown terkait Virus Corona. Barcelona juga mengakhiri musim dengan kekalahan memalukan 2-8 dari Bayern Muenchen pada perempat final Liga Champions. 

Selain itu, Bartomeu dianggap bermasalah dengan kepemimpinannya sebagai presiden. Dia dituding menyewa buzzer untuk melindungi diri dari serangan pihak luar. Bartomeu juga dianggap tidak bagus dalam sejumlah transfer mahal Barcelona yang berujung kegagalan. Sebut saja Ousmane Dembele, Philippe Coutinho, hingga Antoine Griezmann.

Namun, dari semua masalah itu, yang benar-benar membuat Bartomeu terpental adalah perselisihan dengan Messi. Bagi suporter Barcelona, keberadaan La Pulga jauh lebih penting dari Bartomeu. Akibatnya, fans ramai-ramai membela Messi dengan mengecam Bartomeu habis-habisan.

Meski dikecam, prestasi Bartomeu sebagai presiden klub tidak bisa dibantah. Dia termasuk 4 penguasa klub Katalunya itu yang menghadirkan prestasi membanggakan. Berikut ini 4 presiden tersebut:


1. Josep Lluis Nunez i Clemente (1 Juli 1978-23 Juli 2000)



Trofi: 7 La Liga, 6 Copa del Rey, 2 Copa de la Liga, 5 Super Copa de Espana, 1 Piala Champions, 4 Piala Winners, 2 Piala Super Eropa

Nunez hidup pada 7 September 1931-3 Desember 2018. Dia menjadi presiden Barcelona pada 1978-2000, meski sebelumnya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan klub Katalunya itu. 

Namun, di tangan Nunez, Barcelona menjelma menjadi klub kelas dunia yang langsung mematahkan kehebatan Real Madrid. Nunez mengelola El Barca dengan sangat profesional. Dia menghadirkan pemasukan finansial yang mampu membuat klub stabil.

Selama masa kepresidenannya, empat tim profesional klub mengumpulkan 176 trofi. Rinciannya, 30 dari sepakbola, 36 bola basket, 65 bola tangan, dan 45 hoki lapangan. Salah satu yang paling dikenang adalah Piala Champions 1991/1992. Itu menjadi trofi pertama El Barca.

Di bawah Nunez, keanggotaan Barcelona (socio) meningkat dari 77.905 menjadi 106.000, yang mengarah pada peningkatan kapasitas Camp Nou. Jumlah fans club resmi meningkat dari 96 dan berbasis di Spanyol menjadi lebih dari 1.300 dari seluruh dunia.

Nunez berjasa membangun Mini Estadi pada 1982, membuka Museum Barcelona pada 1984, memperluas Palau Blaugrana hingga kapasitas 8.500, membeli tanah tempat Ciutat Esportiva Joan Gamper didirikan, dan membuka La Masia.

Namun, seperti semua presiden Barcelona, Nunez juga tidak selalu populer. Dia pernah dihujat setelah menjual Diego Maradona, Ronaldo, Bernd Schuster, Hristo Stoichkov, hingga Luis Figo. Kepergian Figo ke Madrid pada akhirnya membuat Nunez harus terdepak dari kursi empuk di Camp Nou.


2. Joan Laporta Estruch (15 Juni 2003-30 Juni 2010)



Trofi: 4 La Liga, 1 Copa del Rey, 3 Supercopa de Espana, 2 Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Dunia Antarklub

Awal 2000-an adalah eranya Barcelona. Dan, orang yang berjasa adalah Joan Laporta Estruch. Dia mengawali karier bukan di olahraga, melainkan sebagai pengacara. Memiliki firma hukum Laporta & Arbos, Laporta sempat terjun ke politik dengan menjadi anggota DPR Katalunya. 

Jasa Laporta untuk Barcelona sangat banyak, meski gagal menepati janji memboyong David Beckham. Salah satu yang kontroversial adalah membersihkan Boixos Nois dari Camp Nou. Itu adalah ultras yang sudah mengakar sangat dalam di Barcelona dan selalu menjadi pemicu kerusuhan.

Hal kontroversial lain saat memutuskan menghapus tradisi jersey tanpa sponsor. Pada 2006, Barcelona mengumumkan perjanjian 5 tahun dengan UNICEF. Klub akan menyumbangkan 1,5 juta euro dan logo UNICEF ditampilkan di seragam klub. Langkah itu dilanjutkan suksesor Laporta dengan menandatangani sponsor kaus untuk Qatar Foundation dan kemudian Qatar Airways.

Namun, dari semua prestasinya, yang paling dikenang adalah penunjukkan Frank Rijkaard dan dilanjutkan Pep Guardiola sebagai pelatih. Itu adalah era ketika Camp Nou berisi pemain-pemain hebat. Bukan hanya bintang-bintang yang didatangkan dengan harga selangit, melainkan juga anak-anak muda produk La Masia.

Ronaldinho, Deco, Samuel Eto'o, Ludovic Giuly, Edmilson, Thiery Henry, Henrik Larsson, Rafael Marquez, hingga Eric Abidal menjadi bintang-bintang yang bergabung dengan Barcelona. Sementara Victor Valdez, Xavi Hernandez, Carles Puyol, Andres Iniesta, dan Lionel Messi adalah contoh sukses La Masia.


3. Josep Maria Bartomeu (23 Januari 2014-27 Oktober 2020)



Trofi: 3 La Liga, 4 Copa del Rey, 2 Supercopa de Espana, 1 Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Dunia Antarklub

Josep Maria Bartomeu hanya mengikuti tradisi di Barcelona ketika para presiden klub harus terguling karena berselisih dengan pemain atau suporter. Sebelum kegagalan menyakitkan musim lalu, dia sebenarnya menjadi pemimpin yang berhasil. Ketika Luis Enrique menjadi pelatih, Barcelona mendulang kesuksesan besar dengan berjaya di Spanyol dan Eropa. Jika ditotal, era Bartomeu di Camp Nou menyumbangkan 12 piala dari berbagai ajang resmi.


4. Alexandre Rosell Feliu (30 Juni 2010-23 Januari 2014)



Trofi: 2 La Liga, 1 Copa del Rey, 2 Supercopa de Espana, 1 Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Dunia Antarklub

Sandro Rosell terpilih menjadi presiden pada 2010 setelah dikalahkan Joan Laporta pada 2003. Saat itu dia menjadi orang nomor satu di Camp Nou setelah didukung lebih dari 60% suara anggota klub.

Pada 2012, Rosell mengumumkan rekor keuntungan 45 juta euro untuk musim sebelumnya, meski Barcelona tidak memenangkan La Liga atau Liga Champions. Tapi, pada 23 Januari 2014, Rosell mengundurkan diri sebagai presiden setelah hakim Pablo Ruz memerintahkan dimulainya sidang untuk menyelidiki dirinya atas dugaan penyelewengan dana transfer Neymar. Setelah menjalani sidang berbulan-bulan, Rosell dinyatakan bersalah. Pada 2017, pria kelahiran 6 Maret 1964 tersebut dipenjara tanpa jaminan.

Di luar skandal itu, Rosell sebenarnya mampu membawa Barcelona merajai Negeri Matador dan Benua Biru. Pada 2011, mereka nyaris menyamai torehan 6 trofi dalam satu tahun kalender setelah kalah di Copa del Rey.

Selain itu, Rosell juga berhasil mendatangkan banyak pesepakbola berlabel bintang ke Camp Nou. Sebut saja Neymar, Cesc Fabregas, Alexis Sanchez, Javier Mascherano, Alex Song, Jordi Alba, hingga Adriano Coreia.