Harus diakui, jika Anda menonton eksekusi penalti Cisse juga akan setuju kalau ini penalti terbaik pernah ada.
Mantan striker Prancis Djibril Cisse mungkin paling dikenal karena gaya rambutnya yang unik dan pernah bergabung dengan lebih banyak klub. Dia juga dikenal sebagai pemain yang pernah mengalami patah di kedua kakinya.

Penyerang yang sering berpindah klub ini adalah aktor di balik terciptanya penalti terhebat yang pernah disaksikan dalam sepakbola.

Lupakan Bruno Fernandes dan teknik hop, skip dan lompatannya, atau bahkan 'Panenka' yang nakal dengan bola cungkil. Cisse memberi pelajaran dalam pengambilan tendangan penalti saat bermain untuk Panathinaikos di Liga Yunani.

Dia melangkah dari jarak 12 yard dan menendang bola dengan sangat deras menghujam ke sisi pojok gawang lawan. Anda sering mendengar ungkapan 'membuat tonjolan ke gawang' tetapi itu benar-benar benar terjadi dalam hal ini.



Bola bertahan di sudut kanan atas gawang selama beberapa detik sebelum kemudian terjatuh. Penalti yang membuat siapapun ingin kembali menontonnya.

Cisse bermain untuk Auxerre, Marseille dan Bastia di Ligue One dan mencetak 96 gol.
Di Liverpool ia berhasil meraih Liga Champions dan Piala FA dan kemudian bermain untuk Sunderland dan QPR di Liga Premier.



Klub terbaru Cisse adalah klub divisi tiga Swiss Yverdon dan AC Vicenza 1902 dari Serie D Italia. Dia juga pernah meninggalkan sepak bola untuk beralih ke dunia DJ.

Dia pensiun pada dua kesempatan tetapi Cisse menyatakan minatnya untuk kembali ke sepakbola dimana tujuannya adalah mencapai 100 golnya di pentas papan atas Prancis.

"Saya adalah pencetak gol dan saya telah banyak mencetaknya. Saya suka mencetak gol dan saya mencetak 96 gol di liga Prancis," katanya kepada Sky Sports.

"Saya butuh empat gol lagi dan saya harus melakukannya sebelum saya mati.”

"Itu adalah sesuatu yang terus saya pikirkan. Orang-orang berkata, 'Djib, Anda memiliki karier yang bagus dan Anda memenangkan banyak gelar' tetapi bagi saya ada sesuatu yang hilang."

Cisse menjadi saksi hidup bahwa sepakbola internasional itu tidak mengenal kata ampun. Dia mendapatkan patah kaki pertamanya saat membela Liverpool menghadapi Blackburn Rovers di salah satu laga Liga Premier, 30 Oktober 2004. Kakinya patah setelah berduel dengan Jay McEvely. Cisse stres dan berniat menyerah setelah tim medis menjabarkan kondisi sebenarnya.

"Ini bisa memakan waktu 6-9 bulan untuk pemulihan dan skenario terburuk adalah 18 bulan," kata Fisioterapis The Reds ketika itu, Daryl Martin, dilansir BBC Sport.

Bendera putih yang akan dikibarkan Cisse akhirnya diturunkan lagi. Pada 13 April 2005, Cisse kembali ke lapangan sebagai pengganti di menit 75 pada leg II perempat final Liga Champions versus Juventus. Dia melanjutkan comeback tak terduganya dengan mengkonversi penalti dalam kemenangan adu penalti atas AC Milan pada final Liga Champions 2004/2005.

Setelah bermain normal pada 2005/2006, Cisse bersiap menyambut Piala Dunia 2006. Dia masuk skuad yang akan tampil di Jerman pada musim panas. Cisse juga ikut dalam sejumlah pertandingan persabahatan yang dijalani Les Bleus, termasuk versus China, 7 Juni 2006

Sayang, mimpi buruk kembali menghampiri Cisse di pertandingan pemanasan terakhir sebelum turnamen resmi kick-off. Saat pertarungan berjalan 10 menit, Zheng Zhi datang dan membuat Cisse terjatuh dengan kaki terpelintir di bawahnya. Suara "krek" terdengar yang langsung disambut tangisan mantan penyerang Auxerre tersebut.

"Sangat sulit mendengar teriakan Djibril seperti itu. Kami kehilangan rekan setim dan teman yang baik. Tapi, dia tangguh. Dia akan kembali," ucap Thierry Henry, dilansir Sky Sports.

Cisse langsung dilarikan ke rumah sakit karena membutuhkan pembedahan segera untuk memperbaiki tibia yang retak dan terbuka. Artinya, dia harus kembali keluar dari turnamen besar setelah tidak ambil bagian pada Euro 2004. Cisse kembali stres dan sempat memikirkan pensiun dini.

Hebatnya, setiap merenung, Cisse kembali sadar bahwa menyerah bukan keputusan yang tepat. Dia segera bangkit dan melanjutkan kariernya di sepakbola. Sempat menjadi cameo dalam salah satu adegan film legendaris karya sineas Prancis yang mendunia, Taxi 4, Cisse bermain untuk Olympique Marseille setelah sembuh dari cedera keduanya.

Dari Marseille, Cisse melanjutkann karier ke banyak tempat. Sempat dipinjamkan ke Sunderland, dia ditransfer ke Panathinaikos pada 2009. Di Athena, dia mempersembahkan gelar Liga Yunani dan Piala Yunani 2009/2010 serta menjadi pencetak gol terbanyak Liga Yunani 2009/2010 dan 2010/2011. Hebatnya, sejak Cisse pergi, Panathinaikos tidak pernah juara liga lagi.

Selanjutnya, Cisse berkarier di Serie A dengan membela Lazio. Hanya bertahan satu musim, dia pindah ke Queens Park Rangers sebelum dipinjamkan ke Al-Gharafa pada 2012/2013. Lalu, Cisse bermain untuk Kuban Krasnodar, Bastia, Saint-Pierroise, dan Yverdon.

Apa yang menimpa Cisse di sepakbola memang tragis. Tapi, bukan hanya dia yang mengalami cedera patah kaki mengerikan. Sejumlah pemain top dunia pernah menderita hal serupa. Sebut saja Francesco Totti saat membela AS Roma menghadapi Empoli pada 2006. Dia ditekel keras Richard Vanigli. Akibatnya, Totti nyaris batal membela Gli Azzurri di Piala Dunia 2006.

Luke Shaw juga sempat meradang kesakitan. Dalam sebuah laga Manchester United di Liga Champions 2014/2015, dia dijegal secara brutal oleh pemain PSV Eindhoven, Hector Moreno. Insiden itu membuat kaki kanan Shaw mengalami patah tulang dan harus absen lama.

Nama-nama lainnya adalah Antonio Valencia, Edward Lienen, Inigo Diaz de Cerio, Henrik Larsson, Eduardo da Silva, David Busst, Marcin Wasilewski, hingga Bima Sakti. Ada yang bisa pulih dan bangkit, tapi tidak sedikit yang meredup.