Di Madrid, Ronaldo punya Modric dan Kroos. Di Juventus?
Andrea Pirlo telah melihat klub yang ia latih tertinggal jauh 10 poin di belakang pimpinan klasemen Inter Milan. Dan sebelum itu, mereka juga harus takluk dari Porto, sehingga tersingkir di Liga Champions. Pupus sudah harapan untuk memenangi trofi paling bergengsi seantero Eropa itu.

Belum lagi level domestik, tampaknya tidak akan ada Scudetto kesepuluh berturut-turut untuk Juventus, yang berarti tidak akan ada dominasi penuh selama satu dekade, tetapi apa sebenarnya yang menyebabkan Bianconeri gagal untuk menyempurnakan dominasi mereka di Serie A ?

Di akhir musim Andrea Pirlo kemungkinan akan kehilangan pekerjaannya sebagai pelatih tim senior Juventus. Setelah pemecatan Maurizio Sarri, mula-mula penunjukan Pirlo terlihat menjanjikan.

Dia langsung mengambil tanggung jawab untuk tim senior, padahal seharusnya Pirlo lebih dulu melatih tim B Juventus.

Dan kenapa ini terjadi? Kenapa Juventus tampak terburu-buru meminang Pirlo untuk tim senior?

1. Skenario yang Gagal

Kabarnya Juventus merasa ada peluang yang sangat-sangat bagus untuk merekrut Pep Guardiola di musim panas 2021. Dan rencananya Pirlo akan menjadi tandem melatih yang pas untuk mantan manajer Barcelona itu.

Namun sayang, rencana terbaik yang disusun tidak selalu membuahkan hasil yang juga baik. Guardiola menandatangani perpanjangan kontrak dengan Manchester City, dan Juventus tidak ada nama lain, kecuali Pirlo yang saat itu telah melatih Juventus B alias tim U-23 Bianconeri.

2. Masalah Kecerdikan Transfer Juventus

Namun, masalah Juventus musim 2020/21 tidak hanya pada Pirlo. Sebetulnya penurunan kualitas klub ini telah terjadi cukup lama, terutama dengan penampilan Juventus di bawah ekspektasi di Liga Champions selama tiga musim terakhir, mengingat Juventus disingkirkan oleh Ajax, Lyon dan terbaru Porto.

Hal itu berkaitan dengan komposisi pemain dan bagaimana kecerdikan Juventus dalam tiap bursa transfer.
Sepak bola, pada intinya, bergantung pada siapa yang memiliki 11 pemain terbaik di lapangan pada satu waktu.

Juventus tercatat hanya beberapa kali tajir dalam penandatanganan pemain baru, mereka sempat membeli beberapa nama bagus seperti Aaron Ramsey dan Adrien Rabiot.

Dalam proses itu, tentu saja, satu nama yang tak mungkin dilupakan : Cristiano Ronaldo yang dikontrak dari Real Madrid.

Meski akhirnya membawa Bianconeri sedikit bisa bicara di pentas Eropa, tetapi kedatangan megabintang asal Portugal itu menandakan kurangnya kecerdasan atau kejelian Juventus di pasar transfer.

Ronaldo dianggap memakan biaya yang besar, dan sebetulnya itu bisa disiasati dengan mendatangkan beberapa pemain ketimbang Ronaldo seorang.

Meski terus mencetak gol dengan kecepatan yang mengesankan, tapi Ronaldo yang tiba pada Juli 2018, pada usia 33, kita tahu, dia sejak itu ia merasa sulit untuk membawa perubahan signifikan pada Juventus. Sebabnya ialah: para pemain yang menyokong Ronaldo, bagaimanapun juga tidak sebaik yang dia punya saat masih bermain untuk klub ibu kota Spanyol, dan itu terlihat jelas.

Ingat, di balik setiap momen bagus Ronaldo bersama Los Blancos, ada umpan Luka Modric, atau bola diagonal dari Toni Kroos. Di Juventus Ronaldo tampak bekerja dengan cara lain.

Hal lain tentang Ronaldo ialah: saat ini, gaji penyerang Portugal itu telah menguras sumber daya keuangan
di Turin, dan pandemi COVID-19 tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya. Tiba-tiba saja, para pengamat berpikir sepertinya tidak bijaksana untuk memiliki nama sebesar Cristiano Ronaldo di klub.

3. Kehilangan Orang-orang Lama Dibalik Layar

Lain daripada itu. Pergantian staf juga tidak membantu banyak di balik layar Juventus. Mengingat pada awal dominasi domestik Juventus, ada orang-orang yang sangat berbakat yang bekerja di belakang layar dalam perekrutan dan strategi klub. Mereka diantaranya : Javier Ribalta , Pablo Longoria , Beppe Marotta dan Claudio Sclosa dan semuanya telah meninggalkan klub.

Nama-nama di atas yang berjasa membuat Juventus naik dengan gemilang dari posisi ketujuh di Serie A menjadi klub dengan sembilan gelar berturut-turut.

4. Jalan Keluar Bagi Juventus?

Jadi bagaimana dengan Juventus kedepannya? Sulit untuk menjawabnya, terutama dengan keuangan yang begitu ketat.

Berbarengan dengan itu, anda pasti berpikir bahwa Pirlo akan dipecat pada akhir musim dan mungkin pelatih berbakat dengan silsilah yang jelas akan menjadi incaran untuk menggantikan Pirlo, dan nama Julian Nagelsmann akan menjadi kandidat yang sempurna.

Cara lain yang logis ialah melepas Cristiano Ronaldo, dengan begitu beban gaji yang besar bakal lepas.

Setelah itu, Juventus perlu membangun atau mengumpulkan kembali skuad muda didikan akademi mereka, khususnya Matthijs de Ligt. Para pemain lainnya mungkin tersedia dengan harga yang wajar, dan masih mungkin untuk menyatukan kembali De Ligt dengan Donny van de Beek dan Paulo Dybala .

Tapi semua ini kembali lagi pada kebijakan klub. Mampukah Juventus keluar dari kemelut?