Setelah ke semifinal Piala Dunia 2002, Turki gagal lolos ke putaran final Piala Dunia.
Prestasi terbaik timnas Turki di ajang internasional adalah menempati tempat ketiga di Piala Dunia 2002 yang diselenggarakan di Korea Selatan & Jepang. Kalau dihitung-hitung lagi prestasi itu sudah 20 tahun berlalu.

Dua hal tidak berubah sejak pertandingan di Daegu Stadium – pertama fakta bahwa Senol Gunes masih menjadi pelatih kepala Turki dan kedua, sejak saat itu The Crescent-Stars belum pernah memainkan satu menit pun di ajang putaran final Piala Dunia. Penampilan mengesankan Hakan Sukur dan kawan-kawan di Asia Timur itu hanyalah penampilan kedua mereka di Piala Dunia, setelah tersingkir dari babak penyisihan grup edisi 1954 di Swiss.



Untuk negara yang lolos ke lima dari tujuh ajang Piala Eropa terakhir, satu penampilan Piala Dunia dalam 68 tahun tidak persis seperti yang diharapkan. Dengan kualifikasi yang sekarang sedang berlangsung di Eropa menjelang Piala Dunia 2022 Qatar, peluang Turki untuk mengakhiri jeda 20 tahun mereka dari panggung dunia terlihat cukup bagus.

Pasukan Gunes memenangkan dua pertandingan awal mereka dengan menumbangkan timnas Belanda dan Norwegia. Namun, hasil imbang 3-3 dengan Latvia pada Rabu dini hari tadi (31/03/21) cukup mengejutkan meski tidak mengurangi raihan poin anak-anak The Crescent-Stars.

Para pemain kunci Turki saat ini

Meskipun Burak Yilmaz yang kini berusia 35 tahun baru menunjukkan penampilan terbaiknya bersama The Crescent-Stars, Gunes cs tampaknya tak perlu bingung untuk mencari alternatif lain karena mereka memiliki banyak pemain muda yang rajin mencetak gol dan banyak kualitas tersebar di seluruh tim.

Di bawah mistar gawang, mereka memiliki kiper berusia 24 tahun, Ugurcan Cakir, duo Liga Premier, Caglar Soyuncu dan Ozan Kabak menjadi bek tengah. Di lini tengah mereka memiliki Okay Yakuslu yang kini menjadi jenderal lapangan tengah West Brom. Pemain berusia 27 tahun itu sendiri memiliki pengalaman di La Liga bersama Celta Vigo.

Ozan Tufan, yang mencetak dua gol dalam kemenangan 3-0 atas Norwegia, benar-benar telah menunjukan kematangan dirinya untuk bermain bersama klub serta egaranya. Pemain  Alanyaspor itu pernah mewakili Turki di Euro 2016 pada usia 22 tahun. Kemudian masuk dalam peran penting dari sang playmaker sesungguhnya,  Hakan Calhanoglu dari AC Milan, yang saat ini dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di Eropa.



Hal yang sama berlaku untuk Yilmaz, yang sudah mengoleksi empat gol di kualifikasi Qatar 2022, termasuk hat-trick ke gawang Belanda. Jika striker Lille itu mampu membawa negaranya ke Piala Dunia di Qatar, sambil mengenakan ban kapten juga, tentu saja satu tempat hall of fame Turki akan tersedia untuknya. Untuk itu,  pasukan Gunes harus melewati grup kualifikasi yang terdiri dari Belanda dan tim kuda hitam, Norwegia, meskipun negara kecil seperi Latvia tetap harus diwaspadai.

Saat ini, Yilmaz cs dan kawan-kawan telah mengkoleksi tujuh poin dari tiga pertandingan pertama mereka.