Faktor di balik keputusan mengejutkan Zidane itu sangat mirip dengan tahun 2018.
Zinedine Zidane mengundurkan diri sebagai pelatih Real Madrid untuk kedua kalinya. Pengunduran diri pertama terjadi pada Mei 2018. Sekarang, hampir tiga tahun kemudian, dia mengundurkan diri lagi. Dan ternyata faktor di balik keputusan mengejutkan Zidane itu sangat mirip dengan tahun 2018.

Dimana Zidane, meninggalkan Santiago Bernabeu dengan niat memberi jalan untuk memungkinkan proyek baru dimulai di bawah bimbingan seorang pelatih baru dan tentu dengan ide-ide baru juga.

Cedera Pemain

Meski memiliki kontrak hingga 2022,  tanda tanya telah membayangi masa depan Zidane sejak Maret. Ia secara konsisten menolak untuk memperpanjang kontrak. Kabar mengenai hengkang laginya Zidane telah disadari oleh pihak Real Madrid dan mereka telah mempersiapkan skenario dan mulai mencari pengganti Zidane sebelum musim depan bergulir.

Keputusan bulat Zidane dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, Zidane terlihat kelelahan dengan tim yang memiliki banyak masalah di musim ini, di antaranya ialah cedera pemain.

Konflik Soal Pilihan Pemain

Alasan lain, yang juga menjadi faktor dalam keputusannya hengkang pada 2018, adalah perlunya perombakan skuad. Tiga tahun lalu, Zidane berubah pikiran, tetapi dihadapkan pada ketidaksepakatan dengan dewan klub. Ketika pihak klub  harus 'menendang' pemain yang disenangi Zidane, maka dia lebih memilih untuk pergi. Musim panas ini Madrid sedang membangun proyek baru yang juga bakal menyingkirkan beberapa pemain kepercayaan Zidane.

Real Madrid lebih suka mendatangkan pemain baru terutama dengan skuad yang lebih muda, termasuk beberapa dari mereka yang akan kembali dari tugas peminjaman seperti Dani Ceballos dan Martin Odegaard dan Zidane punya cara berpikir yang lain.

Zidane memang dikenal keukeuh dengan sikapnya. Ia tak segan melapisi diri dari kritik hanya untuk membela para pemain dan staf yang menurutnya telah berjasa dan cocok dengan gaya kepelatihannya.

Pemain seperti Raphael Varane dan Sergio Ramos, yang telah menjadi pilar utama pelatih Prancis, hampir pergi. Tanpa mereka, posisi Zidane melemah dan dia tahu itu - belum lagi fakta bahwa dia masih percaya bahwa para pemain ini masih memiliki banyak hal untuk diberikan kepada Madrid.

Rasa pengkhianatan

Namun, alasan lain yang berkaitan dengan kekecewaan Zidane sehingga berakhir seperti ini mulai muncul sekitar pertengahan musim. Pada saat Madrid hampir tersingkir dari Liga Champions dan tertinggal jauh dari Atlético di La Liga, ketika situasi itu, dikabarkan beberapa dari pihak di dalam klub mulai membocorkan informasi bahwa masa depan Zidane dipertanyakan. Alias kemungkinan untuk memecat Zidane sudah terbuka.

Hal tersebut tidak cocok dengan prinsip pelatih Prancis itu, terutama mengingat masalah cedera yang dihadapi tim dan fakta bahwa Real Madrid bahkan belum selesai dari kompetisi mana pun.

Di luar rasa frustrasinya, Zidane juga merasa media telah terlalu keras padanya dan seringkali  mengkritik tanpa alasan yang jelas. Sepanjang musim dalam konferensi pers, dia tidak berusaha menyembunyikan kekecewaannya. "Saya yakin Madrid bisa menjadi tim yang lebih baik tanpa saya," ujarnya dalam jumpa pers baru-baru ini."

Real Madrid sedang menuju tahap baru dan tampaknya Zidane tidak ingin menjadi bagian dari itu lagi.