Gara-gara varian Delta dari India, kasus Covid-19 di Inggris naik. Kini, final di Wembley terancam.
Gelombang ketiga Covid-19 yang mengancam Inggris membuat masa depan final Euro 2020 di Wembley terancam. Dengan masuknya varian Delta dari India yang lebih cepat menular, Pemerintah Inggris masih belum memberi lampu hijau kedatangan suporter asing tanpa karantina. Itu artinya, final bisa dipindah.

Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, mengatakan kondisi pandemi yang terjadi di London seharusnya membuat UEFA mulai berpikir untuk memindahkan arena final ke Stadio Olimpico, Roma. Pasalnya, tingkat penularan Visrus Corona di Italia saat ini benar-benar terkendali. Salah satu faktornya vaksinasi yang sukses menciptakan kekebalan komunitas.

"Ya, saya akan mencoba menghentikan final yang diadakan di negara dengan tingkat infeksi yang meningkat cepat," ujar Draghi, dilansir The Guardian.

Namun, Presiden Asosiasi Sepakbola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, kemudian dengan tegas membantah bahwa mereka berusaha untuk memindahkan pertandingan dari Wembley ke Olimpico. FIGC mengaku menyerahkan semua keputusan kepada UEFA selaku otoritas tertinggi sepakbola Benua Biru.

Dalam beberapa hari terakhir, Inggris telah mencatatkan rekor-rekor infeksi baru. Merekan memiliki 10.633 kasus virus corona baru dan lima kematian dalam sepekan. Artinya, itu bertepatan dengan penyelenggaran kompetisi sepakbola antarnegara Eropa itu di Wembley.

"Jumlah total kasus baru selama seminggu terakhir naik 31,4% dari total minggu sebelumnya, sementara kematian naik 12,1% dari minggu ke minggu," tulis The Guardian.

Sebaliknya, Italia telah mencatat 495 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir, dan 21 kematian lagi akibat virus tersebut. Dengan semua negara bagian di Italia, kecuali Val d'Aosta, yang telah memasuki tingkat Covid-19 yang sangat rendah dan masuk kategori risiko "zona putih", Italia bisa menyatakan diri bebas Virus Corona.




Berebut menjadi penyelenggara pertandingan

Dengan pernyataan Draghi, Italia berarti menjadi negara kedua yang sudah menyatakan ingin menjadi tuan rumah final setelah Budapest. Pekan lalu, otoritas sepakbola Hungaria menyatakan siap jika sewaktu-waktu ditunjuk menggantikan London.

Nilai plus Hungaria yang tidak dimiliki negara-negara lain adalah tidak adanya kewajiban karantina bagi suporter asing. Cukup menunjukkan surat bebas Covid-19 lewat tes PCR di bandara, mereka bisa masuk Hungaria sevara bebas. 

Selain itu, Puskas Arena menjadi satu-satunya stadion yang menghadirkan penonton 100% dari kapasitas. Pemerintah Hungaria mengklaim hal itu karena keberhasilan program vaksinasi yang digalakkan telah mencapai kesuksesan luar biasa.

Selain Hungaria, Jerman juga menawarkan dirinya sebagai tempat alternatif potensial untuk final Euro 2020. Seperti halnya Italia, Perdana Menteri negara bagian Bavaria, Markus Soeder, mengatakan bahwa Muenchen dalam keadaan siap 100%. "Kami akan selalu senang setiap saat menjadi tuan rumah pertandingan lain," ucap Soeder. 

"Sementara final di Wembley tetap menjadi Rencana A, maka akan sangat bijaksana jika UEFA juga memiliki Rencana B," tambah politis senior dan pemimpin Partai Sosialis Kristen (CSU) itu.