Seangkatan Lionel Messi, sama-sama lulus dari Piala Dunia U-20.
Selama 10 tahun menjalani 374 pertandingan dan mencetak 6 gol. Statistik itu milik John Obi Mikel saat bermain untuk Chelsea. Dia memperkuat The Blues sejak musim 2006/2007. Satu tahun sebelumnya, Piala Dunia U-20 di Belanda menjadi panggung yang membuat nama Mikel melejit.

Di akhir kompetisi Nigeria hanya kalah 1-2 dari Argentina. Sama seperti negaranya, Mikel mendapat penghargaan pemain terbaik kedua di turnamen itu, Silver Ball.

Di turnamen itu, Mikel sama sekali tidak biasa, ia individu tapi kontribusinya setara sebuah tim. Di sisinya, ada Lionel Messi yang diganjar pemain terbaik dengan Golden Ball, dan rekan senegaranya Taye Taiwo dengan Bronze Ball di tangan.

Penampilan Mikel muda yang sangat mengesankan itu membuat minat klub-klub top tak terbendung, diantaranya Chelsea, Manchester United, dan Olympique Lyon. Pada akhirnya Mikel memilih dan Stamford Bridge segera jadi rumah bagi pemain yang berposisi sebagai gelandang serang itu.




Dari gelandang serang berubah ke gelandang bertahan

Chelsea di era awal Jose Mourinho penuh dengan nama-nama besar,  terutama di lini tengah, ada begitu banyak pilihan pemain. Frank Lampard, Michael Ballack,  Claude Makelele, Joe Cole, Michael Essien, dan banyak lagi. Artinya  tidak ada tempat untuk anak muda berbakat tetapi tidak berpengalaman.

Tapi, Chelsea tidak akan membuat anak muda yang sedang berkembang itu berakhir hanya di bangku cadangan. Jose Mourinho yang jeli akhirnya mengubah posisi bermain Mikel, semula dari gelandang serang menjadi gelandang bertahan.

Alasannya cukup jelas: postur tubuh Mikel yang tinggi dan fisiknya yang kuat, dan dengan pengalamannya sebagai gelandang serang, ia memiliki operan yang sangat baik. Secara teori itu bisa saja menjadi eksperimen yang sempurna. Sebagai gambaran, dikemudian hari Pep Guardiola  pernah melakukan hal serupa kepada Sergio Busquets.

Namun dalam kasus Mikel, tampaknya dan memang begitu adanya, entah Mourinho yang gagal atau Mikel yang tak bisa beradaptasi dengan peran barunya itu.

Hasilnya, pada musim pertama di London Barat, Mikel hanya mengantongi 10 pertandingan Liga Premier. Meski menjalani peran yang tak menarik, statistik Mikel dari musim ke musim semakin bagus. Dia mencatat 21 pertandingan di musim 2007/2008 dan kemudian 33 pada musim berikutnya.

Namun, ketika Chelsea diambil alih oleh Guus Hiddink pada musim 2009/2010, juru taktik asal Belanda itu tampak benar-benar menghargai Mikel. Guus Hiddink tau formula yang tepat untuk Mikel.

Ia masih tetap sebagai gelandang bertahan. Tapi, jika kamu menyentuh pemain dengan hati, sesuatu yang lebih balasannya. Hiddink melatih Mikel dengan hati dan Mikel tak berkhianat. "Jika tim tidak mau bertahan dengan baik, atau tidak memiliki keseimbangan yang tepat, maka anda akan kebobolan banyak gol," kata Hiddink musim itu.

"Saya pikir Obi bisa menjadi salah satu tokoh kunci dalam mengembalikan keseimbangan itu. Dia membaca permainan dengan sangat baik, dia tahu di mana kekuatan lawan dan tahu bagaimana melawannya. Dia memiliki perasaan yang sangat baik, dia tidak melakukannya dengan cara yang brutal, dia sangat elegan. Seseorang yang bisa bertahan dengan mulus itu sangat cantik," kata Hiddink.


Pahlawan negara yang tak terlupakan

Ketika reputasinya di level klub membaik, maka otomatis di level timnas harapan yang dititipkan ke pundak Mikel menjadi lebih berat dari yang sebelumnya.

Kejuaraan internasional menanti dan Mikel bukan lagi seorang remaja 19 tahun seperti dulu. Setelah menolak panggilan Nigeria untuk berlaga di Piala Afrika 2008, pada tahun-tahun berikutnya Mikel menebus waktu yang hilang. Pada 2013 Mikel ditunjuk sebagai kapten dan bersama dengan Emmanuel Emenike, Victor Moses, serta Sunday Mba berhasil membawa Nigeria menjuarai turnamen paling bergengsi di Afrika itu.

Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro jadi momen manis berikutnya untuk Mikel. Pemain terlama kedua yang memperkuat Chelsea itu memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perjalanan Nigeria meraih medali perunggu.

Selalu tampil apik di atas lapangan, Mikel juga hadir disaat-saat genting di luar lapangan. Sebelum memulai segalanya, ternyata Nigeria hampir-hampir diusir dari hotel  karena masalah biaya yang belum dibayar.  Solomon Dalung, Menteri Olahraga Nigeria saat itu malah berlepas tangan dengan mengatakan kepada pers bahwa dia tidak mengetahui apa-apa.

Dan, di situlah Mikel ada. Dia menyelesaikan biaya penginapan hotel dari sakunya sendiri. "Mikel memastikan uang itu dibayarkan dan dia bahkan melakukan itu berkali-kali dengan uangnya sendiri untuk mendanai tim," kata bek tengah Nigeria, William Troost-Ekong.

Di negaranya, Mikel tidak akan pernah bisa membuat puisi lirih yang digemari seperti yang dilakukan Nwankwo Kamu dan Jay-Jay Okocha. Tapi, lewat sepakbola rakyat Nigeria akan mengenang Mikel melebihi puisi manapun. Dialah John Obi Mikel. Hanya dia seorang. Salut!