Pemuda berbakat ini datang ke Chelsea di usia 17 tahun. Tapi, kariernya hancur saat balik ke Italia.
Pada akhir dekade 1990 hingga awal 2000-an, Samuele Dalla Bona adalah fenomena. Di usia 17 tahun, Chelsea berhasil memanfaatkan celah akibat buruknya regulasi transfer Italia. Pengorbanan dan perjuangan mereka tidak sia-sia.

Saat itu, pada 1998, Dalla Bona adalah kapten tim nasional Italia U-18. Berkat penampilan yang bagus di kompetisi junior, Chelsea sukses membajak playmaker kelahiran San Dona di Piave, 6 Februari 1981, itu dari Atalanta Bergamo. Transfer itu menuai kontroversi.

The Blues berhasil karena regulasi Italia saat itu belum melarang transfer pemain di bawah usia 18 tahun. Setelah kasus Dall Bona, barulah Asosiasi Sepakbola Italia (FIGC) meratifikasi aturan FIFA dan Uni Eropa yang melarang pemain-pemain seperti itu pindah klub.

Selanjutnya, Dalla Bona dimasukkan ke Akademi Chelsea. Dia merumput untuk tim cadangan The Blues. Dalam waktu singkat, Dalla Bona mendapatkan reputasi sebagai pencetak gol produktif. Dia mengemas 16 gol di kompetisi untuk tim cadangan dan  memenangkan Sepatu Emas 1998/1999. Dia juga terpilih sebagai Pemain Muda Terbaik Chelsea.

Berkat penampilan yang bagus, Dalla Bona mendapatkan kesempatan debut di tim senior saat melawan Feyenoord di Liga Champions 1999/2000. Musim berikutnya, 2000/2001, Dalla Bona bermain lebih lama di tim. Dia membuat 32 penampilan dan mencetak dua gol.

Penampilan Dalla Bona benar-benar membuat pemain senior Chelsea seperti Dennis Wise dan Gustavo Poyet tersingkir. Saat itu, dia berkolaborasi dengan nama-nama legendaris seperti Gianfranco Zola, Roberto di Matteo, hingga Tore Andre Flo.

Pada 2001/2002, Dall Bona menyumbang empat gol untuk Chelsea di Liga Premier. Itu termasuk gol kemenangan di injury time melawan Ipswich Town dan gol ketiga dalam kemenangan 4-0 atas Liverpool. Dia juga menjadi bagian skuad Chelsea yang menjadi runner-up Piala FA.




Menyesal bergabung dengan AC Milan

Sayang, kegemilangan Dalla Bona di Chelsea tidak berlangsung lama. Dia menolak perpanjangan kontrak yang diajukan manajemen The Blues dengan bayaran yang sangat besar. Dia menyatakan ingin pulang ke Italia, meski belum ada klub Serie A yang mengajukan proposal.

Manajemen marah dan memasukkan nama Dalla Bona ke daftar transfer. Bahkan, pelatih The Blues ketika itu, Claudio Ranieri, menurunkan status Dall Bona menjadi anggota skuad cadangan hingga ada klub yang menawarkan transfer.

Banyak klub tertarik pada pemain tersebut, termasuk klub tempat asal keluarganya, Venezia, yang mengajukan 5 juta pounds (Rp100 miliar). Tapi, dia menolak karena menunggu tawaran dari klub yang lebih besar, yaitu AC Milan. Padahal, I Rossoneri hanya bersedia membayar 1 juta pounds (Rp20 miliar). Keputusan yang akan disesali Dalla Bona seumur hidup.

Setelah melakukan debut di Serie A pada 6 Oktober 2002 saat Milan mengalahkan Torino 6-0, Dalla Bona menghabiskan hari-harinya di bangku cadangan. Di usia 22 tahun, dia harus bersaing dengan legenda seperti Gennaro Gattuso, Clarence Seedorf, dan Andrea Pirlo.

"Ketika saya mengetahui Milan, saya pergi ke Ranieri meminta pendapat. Dia bilang jangan! Dia berkata kepada saya: 'Tetap di Chelsea, rekan satu timmu mengagumimu, kamu masih muda. Pertumbuhanmu sebagai pesepakbola berjalan baik. Kamu penting untuk tim ini dan di sini kamu akan memainkan semua laga'. Tapi, saya mengabaikannya," ujar Dall Bona, dilansir Goal Italia.

"Dia juga memperingatkan saya bahwa saya tidak akan bisa melakukan apa-apa di Milan. Dia bilang saya tidak cocok dengan budaya (sepakbola) Italia. Di sana, tekanannya besar, mentalitasnya berbeda, dan ada banyak hal berat yang tidak saya jumpai di Inggris," tambah Dalla Bona.

Penyesalan Dall Bona akhirnya datang, hanya beberapa bulan setelah bermain di San Siro. "Sekitar Desember atau Januari, saya berkata pada diri sendiri bahwa meninggalkan Chelsea untuk Milan adalah omong kosong. Saya mencetak gol di Coppa Italia, tapi saya tidak bahagia," kata Dalla Bona.

"Di London saya memiliki semuanya. Saya merasa nyaman. Klub itu sangat baik. Di Milan, saya tidak menemukan diri saya dengan baik. Itu adalah kota yang tidak pernah saya cintai. London adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Segalanya berjalan baik di Inggris, saya banyak berkembang sebagai pesepakbola," ungkap Dalla Bona.


Tidak pernah bisa bangkit

Kegagalan bersaing dengan nama-nama populer di Milan membuat Dalla Bona harus rela berakhir sebagai pemain pinjaman. Pada musim 2003/2004, dia membela Bologna. Lalu, pada 2004/2005 bersama Lecce. Kemudian, Sampdoria pada 2005/2006.

Setelah kontraknya berakhir, Dalla Bona bermain untuk Napoli. Tapi, bukan di Serie A, melainkan di Serie B. Dia memang berhasil membantu I Partenopei kembali ke Serie A. Sayang, saat bermain di kasta tertinggi, Dalla Bona kehilangan status sebagai pemain utama sehingga harus meninggalkan Stadio San Paolo. 

Kariernya benar-benar hancur. Saat itu, dia mendapatkan tawaran kembali ke Inggris untuk membela West Ham United dan Fulham. Tapi, saat menjalani seleksi, kedua klub papan bawah Liga Premier itu membatalkannya karena menilai Dalla Bona tidak sehebat saat di Chelsea.

Selanjutnya, Napoli meminjamkan Dalla Bona ke beberapa klub lain. Sebut saja Iraklis (Yunani), Hellas Verona, serta Atalanta. Di tiga klub itu, Dalla Bona juga gagal mendapatkan menit bermain yang banyak. Kemudian, pada 2011 bergabung dengan Mantova sebelum pensiun pada 2012. 

"Kalau saja saya bisa memutar waktu, saya akan tinggal di Chelsea selamanya. Di Italia, sepakbola menjijikkan, terutama segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Tekanan, mentalitas saya tidak cocok dengan budaya Italia. Saya menyesal dan saya harus membayar untuk ini," pungkas Dalla Bona.