Juventus adalah yang paling sering ia jebol
Ketika Hans-Jorg Butt pensiun pada tahun 2012 lalu, ia adalah salah satu contoh terakhir dari penjaga gawang yang sangat rajin mencetak gol.

Selama mantan kiper Bayern itu bermain, jumlah penalti yang dikonversi dalam adu penalti tidak sama dengan penalti yang dikonversi dalam permainan reguler. Butt adalah pria yang mampu mengenali taruhan tinggi itu dan pemain kelahiran Oldenburg itu adalah orang terbaik untuk pekerjaan itu.

Memang, satu-satunya gol Butt di Bayern – setelah 20 untuk Hamburg dan delapan untuk Bayer Leverkusen – datang ketika keberuntungannya yang tinggi sudah mulai habis.

Tim Louis van Gaal telah melakukan perjalanan ke Turin untuk pertandingan penyisihan grup Liga Champions yang genting: Juve hanya membutuhkan satu poin untuk maju, sementara Bayern perlu menang, dan tim tuan rumah unggul satu gol ketika wasit Massimo Busacca menunjuk titik penalti .

Jika Butt mengambil tendangan dan melihatnya diselamatkan oleh Gigi Buffon, Bayern bisa dengan mudah menemukan diri mereka tertinggal 2-0 dan menghadapi eliminasi yang hampir pasti.

Namun, sebaliknya, ia mencetak gol, membuat tim Bundesliga itu menuju kemenangan 4-1 dan sukses membantu Die Roten maju ke final Liga Champions musim 2009/2010.

Jelas mengambil tendangan penalti adalah sesuatu yang beresiko dan tidak semua orang bisa melakukannya, tetapi bukan itu masalahnya jika tahu cara mencetak gol.

Adapun, pria yang menimba ilmu di akademi TSV Großenkneten itu sudah rajin mencetak gol mulai dari ia membela VfB Oldenburg, tapi tentu saja mantra terbaiknya adalah bersama Leverkusen dan Hamburger SV.



Penjaga gawang tingkat dewa

Satu langkah dari penjaga gawang yang mengambil penalti adalah kiper yang mengambil tendangan bebas, sebuah langkah risk-reward yang bahkan lebih tinggi, ini adalah domain pemain seperti Jose Luis Chilavert dan Rogerio Ceni.

Hari-hari ini, jika kita melihat seorang penjaga gawang mengancam gawang lawan, biasanya itu kesalahan dari sebuah usaha clean sheet yang aneh atau situasi yang sangat mendesak sehingga mengharuskan mereka untuk melakukan tendangan sudut, tetapi pengambil tendangan bebas melakukan ini karena pilihan.

Tidak hanya lebih sulit untuk mencetak gol dan terlebih jika meleset, tetapi itu sama sekali tidak perlu: bahkan pengambil bola mati terbaik pun tidak bisa mencetak gol pada tingkat yang cukup baik untuk membenarkannya, dan mereka tidak perlu berlari mundur 70 atau 80 yard setiap kali mereka mengirim bola ke daerah pertahanan lawan.

Ada beberapa contoh kiper yang mampu mencetak gol dari titik penalti, Manuel Neuer salah satunya. Mantan pemain FC Schalke itu sukses mencetak penalti pada laga final Liga Champions 2012, meski dalam final tersebut anak asuh Jupp Heynckes harus kalah dari Chelsea.



Pencetak gol terbanyak di Liga Champions

Kembali pada Butt, pria Jerman itu sukses mengemas 612 penampilan di semua ajang dan mengemas lima caps bersama Tim Panzer dengan menjaringkan total 36 gol, sebanyak tiga gol di antaranya dicetak mantan penjaga gawang Die Roten itu di arena Liga Champions.

Raihan golnya itu membuat Butt tercatat sebagai kiper dengan gol terbanyak di Liga Champions. Selain Butt, ada Sinan Bolat dan Vincent Enyeama, penjaga gawang yang mencetak gol di Liga Champions. Namun, keduanya hanya mampu menceploskan satu bola.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Juventus adalah satu-satunya klub yang rajin dibobol oleh pemain dengan tinggi badan 1,91 meter tersebut. Butt pertama kali melakukannya bersama Hamburg di laga pertama Grup E Liga Champions musim 2000/2001. Pada waktu itu, berkat gol penalti dari Butt, Hamburg sanggup menahan Juventus 4-4.

Sementara itu satu musim berselang, Butt kembali melakukannya, namun kali ini bersama Bayer Leverkusen. Bertemu Juventus di pertandingan kelima Grup D (Fase Grup II) Liga Champions 2001/2002, penalti Butt membuka keunggulan Die Werkself dan alhasil, anak asuh Klaus Toppmöller sukses menang 3-1 dan pada akhirnya finis sebagai runner-up Liga Champions pada musim tersebut.



Dan dalam momen yang berbeda, Butt kembali membobol gawang Juventus di pertandingan keenam Grup A Liga Champions 2009/2010. Saat itu penalti Butt pada menit 30 membuat skor sama kuat 1-1. Sebelumnya, Juventus unggul lebih dulu melalui sontekan gol David Trezeguet.

Bisa dibilang berkat gol dari Butt itu, mental Die Roten –julukan Bayern– terangkat. Di akhir pertandingan, Bayern menang 4-1 dan lolos ke 16 besar. Sementara itu, Juventus yang kalah harus rela keluar dari kompetisi dan prestasi terbaik pria yang kini telah berusia 47 tahun itu di Liga Champions adalah finis runner-up pada musim 2001/2002 (Leverkusen) dan 2009/2010 (Bayern).