Ulah lama yang baru dirasakan efeknya.
Mantan bek Manchester United, Marcos Rojo, akhirnya menerima hukuman karena keterlibatannya dalam kerusuhan pada Copa Libertadores bulan Juli tanggal 21 yang lewat.
Rojo, yang sejak musim panas 2020 memperkuat Boca Juniors membuat kesan yang tidak menyenangkan di klub barunya itu, saat Boca Junior bertandang ke Atletico Mineiro, untuk leg kedua babak 16 besar Copa Libertadores.
Cerita lebih lengkap dimulai ketika 90 menit penuh kedua kesebelasan bermain imbang tanpa gol. Dan ketika memasuki babak tambahan, pertandingan berjalan kontroversial. Dimana gol dari Marcelo Weigandt untuk Boca Juniors dianulir wasit.
Pertandingan akhirnya berlanjut ke babak adu penalti dan pertandingan di Estadio Mineiro berkesudahan untuk kemenangan tuan rumah dengan skor 3-1. Hasil tersebut membuat hampir seluruh pemain Boca Juniors kecewa dan lantas marah.
Momen Ricuh di Terowongan
Tak terima, parra pemain Boca Juniors kemudian membuat kerusuhan di terowongan stadion, mereka bahkan sampai mengejar ofisial pertandingan yang berlari ke ruang ganti tim Atletico Mineiro dan sempat juga ribut-ribut dengan pihak kepolisian Brasil yang mengamankan pertandingan tersebut.
Dan Rojo terlibat dalam kerusuhan itu. Ia bahkan meninju seorang petugas keamanan, bahkan mengambil alat pemadam api dan mengangkatnya di atas kepalanya. Beruntung, pelatih berhasil memaksa Rojo untuk mengurungkan niatnya.
Nah, setelah melalui penyelidikan yang panjang, federasi sepak bola Amerika Selatan atau CONMEBOL, memutuskan untuk menghukum setiap orang yang terlibat dalam kejadian tempo hari itu. Pun begitu dengan Rojo, ia terkena larangan bertanding dan denda yang cukup besar.
"Kami menangguhkan Marcos Rojo selama lima pertandingan. Sanksi ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal 73 dan mengikuti Kode Disiplin CONMEBOL," tulis pernyataan CONMEBOL.
"Demikian juga, Marcos Rojo dikenakan denda sebesar 18 ribu pounds (Rp. 348 juta). Jumlah denda ini akan secara otomatis didebit dari jumlah yang akan diterima oleh Boca Juniors, sehubungan dengan hak televisi dan sponsor," lanjut pernyataan tersebut.
Sungguh malang nasib Marcos Rojo, tapi atas perbuatannya ia memang layak untuk dihukum.
Rojo, yang sejak musim panas 2020 memperkuat Boca Juniors membuat kesan yang tidak menyenangkan di klub barunya itu, saat Boca Junior bertandang ke Atletico Mineiro, untuk leg kedua babak 16 besar Copa Libertadores.
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Inilah Ricky Kambuaya, Pencetak Gol Kedua Indonesia ke Gawang Taiwan
Inilah Ricky Kambuaya, Pencetak Gol Kedua Indonesia ke Gawang Taiwan
BACA BERITA LAINNYA
Ngotot Ingin Pergi, Lionel Messi Ingin Kylian Mbappe Untuk Tetap di PSG
Ngotot Ingin Pergi, Lionel Messi Ingin Kylian Mbappe Untuk Tetap di PSG
Nah, setelah melalui penyelidikan yang panjang, federasi sepak bola Amerika Selatan atau CONMEBOL, memutuskan untuk menghukum setiap orang yang terlibat dalam kejadian tempo hari itu. Pun begitu dengan Rojo, ia terkena larangan bertanding dan denda yang cukup besar.
"Kami menangguhkan Marcos Rojo selama lima pertandingan. Sanksi ini harus sesuai dengan ketentuan Pasal 73 dan mengikuti Kode Disiplin CONMEBOL," tulis pernyataan CONMEBOL.
"Demikian juga, Marcos Rojo dikenakan denda sebesar 18 ribu pounds (Rp. 348 juta). Jumlah denda ini akan secara otomatis didebit dari jumlah yang akan diterima oleh Boca Juniors, sehubungan dengan hak televisi dan sponsor," lanjut pernyataan tersebut.
Ex-Man United defender Marcos Rojo is handed a five-match ban and £18,000 fine for PUNCHING a security guard during tunnel brawl between Boca Juniors and Atletico Mineiro players after fiery Copa Libertadores clash in July
— Lilian Chan (@bestgug) October 9, 2021
Boca Juniors were beaten, leaving the squad devastated pic.twitter.com/xRHznmR4yV