Ini terjadi pada 1995 saat remaja-remaja Belanda membenamkan tim bertabur bintang dari Italia.
Ajax Amsterdam mulai kembali menggeliat di Liga Champions. Dari tiga pertandingan fase grup musim ini, De Godenzonen mencatatkan tiga kemenangan atas Sporting Lisbon, Besiktas, dan Borussia Dortmund. Apakah ini sinyal kembalinya era emas klub Eredivisie itu?

Ajax pernah menikmati periode gemilang ketika memenangkan tiga Liga Champions (versi lama) berturut-turut pada 1970-an. Kemudian, pada dekade 1990-an, mereka mengulanginya.

Ketika itu, skuad muda Ajax menikmati musim paling bersejarah. Mereka menyelesaikan seluruh musim Eredivisie 1994/1995 tanpa kekalahan. Kemudian, memenangkan Liga Champions setelah mengalahkan juara bertahan AC Milan yang bergelimang binta.

Patrick Kluivert menjadi pencetak gol termuda setelah menjaringkan gol kemenangan di final dalam usia 18 tahun 327 hari, yang sekaligus menobatkan tim asuhan Louis van Gaal sebagai juara Eropa untuk keempat kalinya.

Berikut ini starting line-up Ajax pada pertandingan bersejarah tersebut:


GK: Edwin van der Sar

Edwin van der Sar adalah pemaim kunci dari Generasi Emas 1995, memantapkan dirinya sebagai pilihan pertama yang tak tergantikan. Dia kemudian membuat 312 penampilan untuk raksasa Belanda itu. Dia lalu menandatangani kontrak dengan Juventus sebelum akhirnya ke Fulham dan menjadi legenda di Manchester United.

Saat ini, Van der Saar kembali ke almametrnya dan bekerja sebagai direktur.




RB: Michael Reiziger

Michael Reiziger masuk ke tim utama jelang musim 1994/1995, setelah mengembangkan permainan yang bagus selama masa pinjaman di Volendam dan Groningen. Dia merupakan bek kanan yang energik dan bersama Ajax memenangkan dua gelar liga sebelum akhirnya bergabung dengan Milan dan Barcelona.

Di akhir kariernya pernah bermain untuk Middlesbrough dan PSV Eindhoven. Dia saat ini bekerja sebagai asisten Erik ten Hag di Ajax.


CB: Danny Blind

Danny Blind menjadi pemain kunci selama 13 tahun berkarier di Amsterdam. Dia memenangkan lima gelar liga dan menjadi salah satu dari dua pemain Belanda yang memenangkan Piala Winners, Piala UEFA dan Liga Champions.

Blind membuat 494 penampilan untuk Ajax dan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Belanda pada 1995 dan 1996. Putranya saat ini, Daley Blind, mencoba untuk melanjutkan kiprahya di Ajax Amsterdam. Blind senior sempat menjadi pelatih Ajax dan Belanda. Kini, dia kembali jadi asisten Van Gaal di skuad De Oranje.


CB: Frank Rijkaard

Frank Rijkaard bukan remaja lagi saat Ajax mengalahkan Milan. Bahkan, dia langsung pensiun setelah kemenangan bersejarah itu. Rijkaard memenangkan tiga gelar liga selama dengan Ajax, sebelum akhirnya  pindah ke Sporting Lisbon dan Real Zaragoza. Kemudian, bergabung dengan rekan senegaranya Ruud Gullit dan Marco van Basten di Milan membentuk trisula yang legendaris.

Trio superstar Belanda itu membantu Milan memenangkan Liga Champions berturut-turut pada 1988/1989 dan 1989/1990, dengan Rijkaard mencetak gol kemenangan saat melawan Benfica.

Setelah pensiun, Rijkaard beralih menjadi pelatih dan menjadi orang yang berjasa memberi Lionel Messi debut senior di Barcelona. Di Camp Nou, dia juga mempersembahkan trofi Liga Champions 2005/2006 sebelum digantikan Pep Guardiola. Tapi, karier kepelatihan Rijkaard di tempat lain tidak semulus di Barcelona.

Terakhir dia bekerja di sebuah akademi sepakbola di Florida. Dia berhenti pada 2016 dan kemudian kembali ke Belanda untuk menikmati masa-masa pensiunnya jauh dari sepakbola.




LB: Frank de Boer

Frank de Boer memulai karier sebagai bek kiri sebelum akhirnya berkembang menjadi bek tengah. Kualitas teknis De Boer membuatnya bersinar selama satu dekade sebagai pemain reguler di tim utama. Dia memenangkan lima gelar liga dan membuat 431 penampilan sebelum pindah ke Barcelona dan memenangkan La Liga 1998/1999.

Baru-baru ini, De Boer diberhentikan dari kursi pelatih Belanda setelah meraih hasil mengecewakan di Euro 2020.


MF: Edgar Davids

Rambut gimbal Edgar Davids dan penampilan berkacamata membuatnya menjadi salah satu pesepakbola paling khas di generasinya. Sementara keuletan dan energi sang gelandang membuatnya menjadi mimpi buruk bagi lawan. Dia juga sempat memperkuat, beberapa klub raksasa Eropa termasuk Milan, Juventus, dan Barcelona. Dia bermain di empat final Liga Champions.

Setelah pensiun, Davids beralih profesi menjadi pelatih. Sayang, dia tidak terlalu sukses. Pada 21 Juli 2021 dia baru dipecat klub Portugal, SC Olhanense.




MF: Clarence Seedorf

Satu-satunya orang dalam sejarah yang memenangkan Liga Champions dengan tiga klub berbeda, dan untuk yang pertama kalinya Clarence Seedorf  mempersembahkan gelar itu kepada Ajax Amsterdam. Dia juga sukses di Liga Champions bersama Real Madrid  dan Milan.

Sekarang, Seedorf sedang menganggur setelah dipecat dari kursi pelatih Kamerun setelah kegagalan di Piala Afrika 2019.


AM: Jari Litmanen

Jari Litmanen menjadi pemain Finlandia pertama yang memenangkan Liga Champions dan merupakan detak jantung kreatifitas dari Ajax. Litmanen menikmati periode terbaik dalam kariernya selama pertengahan 1990-an bersama Ajax dengan mencetak 129 gol di semua kompetisi, termasuk 27 gol selama musim 1994/1995.

Sekarang, Litmanen benar-benar menikmati hidupnya jauh dari sepakbola. Dia tampil di televisi menjadi komentator pertandingan di televisi Finlandia. Ketika pendemi Covid-19 melanda Eropa, dia mengaku sempat dinyata positif dan sembuh dalam empat pekan.


RW: Finidi George

Posisi winger merupakan bagian yang sangat penting dari masa kejayaan tim Ajax. Pemain sayap Nigeria, Finidi George, menjadi salah satu dari tiga pemain non Uni Eropa yang menjadi andalan mereka. George menghabiskan tiga musim dengan Ajax dan memenangkan tiga gelar berturut-turut.

Dia kemudian mengalami masa yang mengecewakan ketika bermain untuk Ipswich Town. Dia menjadi bagian dari tim yang terdegradasi dari Liga Premier selama musim 2001/2002. Dan, sekarang George hidup tenang jauh dari sepakbola di Spanyol. Dia menetap dan berbisnis perhotelan di kawasan wisata Palma de Mallorca. Tapi, baru-baru ini kembali ke sepakbola dengan melatih klub di Nigeria, Enyimba.




FW: Ronald de Boer

Ronald de Boer adalah pesepakbola yang nyaman bermain di hampir semua posisi di lapangan, dengan saudara kembarnya, Frank, di bek kiri. Ronaldo tampil sebagai penyerang reguler dalam perjalanan menuju final melawan Milan. Ronald dua kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Belanda.

Beda dengan Frank yang memutuskan terjun sebagai pelatih, Ronald memilih jalur sebagai komentator dan analis pertandingan di salah satu stasiun televisi Belanda.




LW: Marc Overmars

Saat pertandingan bersejarah itu, Marc Overmars main sejak menit pertama dan mendapat kartu kuning saat 30 menit. Pemain sayap itu kemudian meninggalkan Ajax setelah mempersembahkan beberapa piala lagi untuk pindah ke Arsenal. Di sana, dia menjadi legenda.

Saat ini, Overmars kembali ke Ajax untuk membantu Van der Saar sebagai ditektur teknik. Tugasnya menilai pemain yang layak masuk skuad utama atau yang sudah saatnya dijual.


Pemain pengganti

FW: Patrick Kluivert

Patrick Kluivert menulis dirinya ke dalam catatan sejarah Ajax. Datang dari bangku cadangan, dia mencetak gol kemenangan dan menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah final Liga Champions. Remaja itu telah menikmati musim debut yang luar biasa. Gol kemenangan atas Ajax itu adalah yang ke-21 musim itu.

Dia kemudian mencetak 52 gol dalam 100 penampilan untuk Ajax sebelum bergabung dengan Milan, meski hanya menghabiskan satu musim yang mengecewakan di Italia. Kluivert akhirnya pindah ke Barcelona. Dia kembali menemukan performa terbaiknya di Camp Nou dengan Van Gaal sebagai pelatih. Dia memenangkan gelar La Liga 1998/1999 dan mencetak 122 gol di semua kompetisi.

Kluivert juga adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk tim nasional Belanda dengan 40 gol. Rekornya baru dikalahkan Robin van Persie pada 2013.

Setelah pensiun, Kluivert menjadi pelatih sepakbola, asisten pelatih, direktur teknik, hingga direktur akademi di beberapa klub dan negara. Yang terbaru Kluivert menjadi pelatih sementara pengganti Guus Hiddink di Curacao. Itu negeri kecil bekas koloni Belanda di Karibia yang jadi anggota CONCACAF.


FW: Nwankwo Kanu

Nwankwo Kanu akan selalu dikenal sebagai salah satu pemain terbaik Nigeria dan anggota generasi emas Olimpiade 1996 Atlanta. Setelah suskes di Ajax, dia bergabung dengan Inter Milan. Sayang, Kanu didiagnosis mengalami gangguan jantung sehingga harus menjalani operasi.

Setelah sembuh, Kanu pergi ke Inggris dan menjadi legenda di Arsenal dan Portsmouth. Saat ini, dia sudah pensiun dan mencurahkan hidupnya mengurus yayasan sosial miliknya yang membantu anak-anak malang Afrika dengan masalah jantung. Organisasinya bernama Kanu Heart Foundation.