Tidak selamanya Guardiola sukses dalam transfer. Pemain-pemain ini gagal setelah dibeli.
Siapa yang tidak mengenal Pep Guardiola? Salah satu pelatih terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepakbola. Tapi, bukan berartia dia selalu di atas. Ada kalanya di bawah. Bahkan, gagal ketika membidik pemain.

Sebelum Guardiola melatih Manchester City sejak 2016 hingga sekarang, Guardiola sempat menukangi Barcelona pada 2008-2012. Kemudian, dilanjutkan mengelola Bayern Muenchen. Dia sukses mencatatkan sejarah untuk Barcelona maupun Bayern.

Pelatih asal Spanyol itu memang dikenal selalu meraih kesuksesan di setiap klub yang dikelola. Mantan pemain Barcelona itu diketahui telah mendatangkan sejumlah pemain selama waktunya di klub. Banyak yang akan menyebutnya sebagai "pelatih buku cek".

Namun, tidak semua rekrutan Guardiola produktif. Selama kariernya sebagai pelatih di beberapa klub, Guardiola juga sempat salah mendatangkan pemain. Awalnya, pemain ini dianggap akan mendatangkan manfaat besar. Tapi, pada kenyataannya justru tampil mengecewakan.

Siapa saja mereka? Berikut ini 5 transfer terburuk pria asli Katalunya tersebut:


5. Martin Caceres

Martin Caceres memulai karier sepakbola bersama Defensor di kampung halamannya, Uruguay. Dia menandatangani kontrak dengan Villarreal pada 2007, tapi segera dipinjamkan ke klub Spanyol lainnya Recreativo Huelva.

Setelah tampil impresif di La Liga, Caceres menarik perhatian Guardiola di Barcelona. Dia dikontrak pada musim panas 2008 dengan biaya 16,5 juta (Rp272 Miliar) dari Villarreal. Tapi, karena cedera dan keputusan taktis, bek Uruguay itu sering kesulitan menjadi starter.

Caceres ternyata hanya berhasil membuat 13 penampilan La Liga selama musim pertamanya dan satu-satunya bersama Barcelona. Dia adalah bek tengah pilihan keempat setelah Gerard Pique, Rafael Marquez, dan Carles Puyol. Dia meninggalkan Camp Nou pada musim berikutnya dengan status pinjaman ke Juventus dan tidak pernah bermain untuk Barcelona lagi.




4. Nolito

Penyerang Spanyol itu lulusan La Masia. Setelah membuat dua penampilan untuk tim senior, Nolito menolak tawaran kontrak baru dari klub Katalunya tersebut dengan alasan masalah waktu bermain.

Nolito kemudian bergabung dengan Benfica pada 2011. Lalu, setelah hampir dua musim bersama klub Portugal tersebut,  dia kembali ke La Liga bersama Celta Vigo. Bersama mereka, Nolito menemukan bentuk aslinya di bawah arahan Luis Enrique. Di musim pertamanya, dia mencetak 14 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak klub.

Selama dua musim berikutnya, dia mencetak 25 gol dan 20 assist, yang mendorong Guardiola mengontraknya di Man City pada 2016. Sayang, Nolito tidak dapat menemukan bentuk terbaiknya. Dia hanya mencetak empat gol dalam 19 penampilan.


3. Claudio Bravo

Guardiola telah mengelola beberapa penjaga gawang yang bagus dalam karier kepelatihannya. Tapi, kasus Claudio Bravo tidak dapat ditempatkan di kelompok yang sama. Kiper Chile itu sukses saat bermain untuk Real Sociedad di La Liga.

Penampilan yang luar biasa membantunya pindah ke Barcelona pada 2014. Selama dua musim bersama klub Katalunya itu, dia memenangkan banyak trofi, termasuk treble musim 2014/2015. Dia dipilih untuk menjadi penerus Victor Valdes. Tapi, dengan kedatangan Marc-Andre ter Stegen, waktu bermainnya berkurang.

Pada 2016, Guardiola berhasil mengontrak Bravo. Transfer tersebut dilakukan dengan biaya 18 juta (Rp297 Miliar). Langkah itu tidak berjalan dengan baik karena dia melakukan sejumlah kesalahan dan kebobolan beberapa gol konyol di Man City.




2. Alexander Hleb

Salah satu pemain yang paling diremehkan di bawah Arsene Wenger adalah Alexander Hleb. Gelandang Belarusia itu didatangkan dari VfB Stuttgart pada 2005. Dia bermain di posisi yang berbeda, tapi sering terlihat di sayap kanan.

Umpannya yang cepat dan tajam, dikombinasikan dengan beberapa gerak kaki yang gesit cukup berguna bagi The Gunners. Hleb terhubung dengan baik dengan para penyerang Arsenal dan memiliki kecenderungan untuk membawa pemain lain ke dalam permainan.

Hal ini membuat Guardiola tergoda untuk mengontraknya di Barcelona pada musim panas 2008. Meski terlihat seperti pertandingan yang sempurna, kepindahan itu tidak berjalan baik bagi pemain Belarusia itu. Dia berjuang untuk masuk ke starting eleven. ​​Hleb tidak pernah bisa mencapai puncaknya lagi.




1. Dmytro Chyhrynskiy

Pada musim panas 2009, di bawah asuhan Guardiola, Barcelona ingin mendatangkan bek tengah yang kuat. Dan, nama yang menjadi pilihannya adalah Dmytro Chyhrynskiy dari Shakhtar Donetsk.

Dengan fisiknya yang kuat dan tinggi, dikombinasikan dengan kemampuan udara dan keterampilan bermain bolanya, Chyhrynskiy adalah pemain yang sempurna untuk gaya sepakbola Guardiola. Bek tengah Ukraina itu didatangkan oleh Barcelona pada 2009 dengan biaya sekitar 25 juta euro (Rp412 Miliar).

Terlepas dari kenyataan bahwa Barcelona memenangkan gelar, Chyhrynskiy berjuang untuk menemukan pijakannya di Spanyol. Dia membuat 12 penampilan La Liga, tapi tidak bermain nyaman.

Meski Guardiola sangat ingin mempertahankannya, Barcelona memutuskan menjual Chyhrynskiy kembali ke Shakhtar dengan biaya sekitar 15 juta (Rp247 Miliar). Hal ini mengakibatkan kerugian 10 juta euro (Rp165 Miliar) dalam satu musim.