Jika di Inggris, Brasil punya Raphinha, di Belanda terdapat Antony. Serupa tapi tak sama.
Belum reda kekagumam suporter Brasil pada Raphinha di Leeds United, bintang muda muncul lagi dari belahan Eropa lainnya. Dia adalah Antony Matheus dos Santos, winger Ajax Amsterdam, yang sedang jadi perbincangan.

Brasil memang dikenal sebagai negara penghasil pemain-pemain kelas dunia. Tak jarang beberapa pemain muda Brasil mencuri perhatian di berbagai klub Eropa. Contohnya, Antony. Pemuda berusia 21 tahun itu tiba di Amsterdam tahun lalu dari Sao Paolo. 

Tepatnya pada 23 Februari 2020, Ajax mengontrak Antony dengan kontrak lima tahun dengan harga awal 13 juta pounds, yang bisa naik menjadi 18,2 juta pounds.

Pada 13 September 2020, dia mencetak gol pertamanya untuk Ajax dalam kemenangan 1-0 atas Sparta Rotterdam Dalam pertandingan liga melawan SBV Vitesse, dia mengantongi gol keduanya untuk Ajax. Lalu, pada 3 November 2020, Antony mencetak gol pertamanya di Liga Champions dalam kemenangan 2-1 atas Midtjylland.

Dalam waktu satu musim, Antony telah berkembang dan beradaptasi dengan sangat bagus. Dia muncul sebagai pemain sayap muda yang penuh bakat yang membawa Ajax bersinar di Liga Champions musim ini. Salah satu penampilan hebat Antony terlihat saat Ajax menghajar Borussia Dortmund, tengah pekan lalu.

Antony memberikan penampilan yang lengkap saat Ajax bangkit dari ketinggalan 0-1 menjadi 3-1 melawan 10 pemain Dortmund. Kemenengan itu mengamankan tiket mereka ke babak 16 besar dengan dua pertandingan tersisa.



Pemain muda ini tidak mencetak gol di laga itu. Tapi, dia terlibat dalam ketiga gol Ajax. Yang pertama dicetak Dusan Tadic setelah memotong bola ke kiri sebelum menendangnya dari sayap kanan. Bola berbahaya meluncur dari kepala Marin Pongracic dan dibelokkan ke tiang jauh dan langsung disambar Tadic.

Gol kedua hampir identik, kecuali fakta bahwa Antony akan diberikan assist. Umpan silang kaki kiri lainnya yang sepenuhnya menghancurkan pertahanan Dortmund saat Sebastian Haller menanduk bola.

Saat permainan hampir berakhir, Antony memberikan umpan kepada Davy Klaassen untuk mencetak gol di waktu tambahan untuk mengamankan tiga poin. Antony dianugerahi man of the match. Dan, memang sudah seharusnya seperti itu.

Peran sentralnya di Ajax sangat mengesankan. Seperti halnya setiap pemain yang tampil baik di zaman modern, hal itu menyebabkan banyak kabar yang terkait dengan kepindahan ke sejumlah klub papan Erop. Rumor itu melibatkan Bayern Muenchen, Barcelona, hingga Manchester City.

Tapi, tampaknya dia tidak akan meninggalkan Ajax di pertengahan musim. Ini adalah tim yang dibangun Erik ten Hag dan Ajax secara diam-diam menjadi tim yang sangat mengesankan dengan campuran talenta muda serta pemain-pemain yang punya jam terbang.

Ten Hag telah banyak memberikan perubahan pada performa Ajax. Yang paling terlihat adalah ketika dirinya membawa Ajax menjadi semifinalis Liga Champions 2018/2019, terlepas dari raihan empat kemenangan dari empat pertandingan di fase grup.

Kecemerlangan Antony menjadi lambang dari kemajuan Ajax yang berevolusi dan dibangun kembali. Datang dengan harga murah dari Brasil, berkembang selama satu musim, dan sekarang menjadi bagian penting dari tim Eropa yang menghibur dan mengesankan.

Akhirnya, Antony akan meninggalkan Ajax, dan begitu pula Ten Hag, keduanya demi uang besar. Tapi, penggemar Ajax tidak akan terlalu khawatir. Beberapa pemain sayap dan pelatih jenius taktis yang menarik lainnya akan melangkah dan mengambil tempat mereka.

Seperti lingkaran kehidupan, siklus pemain sayap Brasil dan ahli taktik Belanda yang hebat akan terus berlanjut. Dan, yakinlah Ajax tidak akan pernah kekeringan bakat-bakat hebat.