Kisah Klub Indonesia Juara 3 Champions Asia Tanpa Pemain Asing

"Pelatih Abdul Kadir mengakui kekalahan anak asuhnya karena fisik kurang memadai. “Kami salah program. Sehari sebelum main seluruh rombongan umrah ke Mekkah.”"

Feature | 18 June 2020, 08:10
Kisah Klub Indonesia Juara 3 Champions Asia Tanpa Pemain Asing

Libero.id - Ketika Liga Korea (K-League), China Super League, atau Liga Jepang (J-League) belum dominan di Asia seperti sekarang, menjadi masa ketika klub asal Asia Tenggara menuai prestasi di kancah Asia. Termasuk catatan prestasi Kramayudha Tiga Berlian yang berhasil mencapai peringkat ketiga Kejuaraan Antarklub Asia, cikal bakal Liga Champions Asia.

Torehan emas KTB, klub yang dibesarkan pengusaha asal Sumatera Selatan Sjarnoebi Said itu terjadi pada 1986. Momen itu terjadi tidak lama setelah timnas Indonesia mengejutkan lolos ke putaran kedua kualifikasi Piala Dunia Meksiko zona A setelah menjadi juara Sub Grup 3B.

Sebelum tampil di Putaran final Kejuaraan Antarklub Asia, didahului lebih dulu dengan kejuaraan antar klub ASEAN yang berlangsung akhir 1984 di Jakarta (Stadion Utama) dan Bandung (Siliwangi). Saat itu wakil Indonesia adalah Yanita Utama. Pesertanya antara lain Yanita Utama, Bangkok Bank, Tiong Bahru (Singapura), Malaka FA (Malaysia) dan Angkatan Bersenjata Diraja Brunei (Royal Brunei Armed Forces).

Pada penyisihan Yanita Utama menjadi juara dengan tujuh poin sehingga harus melangsungkan laga final di Stadion Utama melawan Bangkok Bank, wakil Thailand. Yanita kalah dalam laga yang disaksikan sekitar 80 ribu penonton lewat gol tunggal Bonum Suksawat.

Dengan hasil ini, Bangkok Bank mewakili ASEAN ke Kejuaraan Antarklub Asia di Arab Saudi setahun berikutnya.

Namun, absennya klub Hong Kong, Seiko membuat Indonesia ditunjuk sebagai pengganti.

Setelah menjadi finalis di tingkat ASEAN, Yanita Utama dinyatakan bubar. Para pemain Yanita Utama ditampung ke Kramayudha Tiga Berlian.

Kramayudha ini kemudian menjadi juara Galatama pada musim 1985 sehingga gelar itu membuat mereka dikirim mengikuti putaran final Kejuaraan Antarklub Asia di Jeddah yang diikuti delapan klub, baik dari Asia Timur, Asia Tengah, Asia Tenggara, maupun Asia Barat.

Di putaran grup, Kramayudha yang saat itu dilatih oleh Abdul Kadir bergabung dengan East Bengal (India) dan tuan rumah Al Ahly (Arab Saudi).

Kemenangan 2-0 lewat gol Bambang Nurdiansyah dan Saud Lumban Tobing melawan East Bengal menjadi kunci untuk lolos ke putaran berikutnya yaitu semifinal.

Di semifinal mereka ditunggu wakil Korea Selatan Daewoo, nama lengkapnya Daewoo Royals sekarang menjadi Busan i-Park. Kramayudha tak kuasa menahan keperkasaan Daewoo dan tumbang 0-3 lewat gol Chung Hae-won (27), Byun Byung-joo (78), dan Kang Shin-woo (80). Ketiga pencetak gol adalah pemain yang malang melintang bersama timnas Korea Selatan ketika itu. Beberapa bulan sebelumnya mereka menyisihkan Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 1986 Meksiko.

Pada perebutan tempat ketiga, Kramayudha mengalahkan Al Ittihad (Suriah) lewat gol tunggal Maradona dari Indonesia, Zulkarnain Lubis.

Kramayudha saat itu diperkuat beberapa pemain timnas seperti Herry Kiswanto, Zulkarnain Lubis, Elly Idris, Rully Nere dan Bambang Nurdiansyah.

Dalam pemberitaan Kompas ketika itu, pelatih Abdul Kadir mengakui kekalahan anak asuhnya karena fisik kurang memadai. “Kami salah program. Sehari sebelum main seluruh rombongan umrah ke Mekkah. Kita naik bus pagi, pulangnya sore. Malamnya langsung ikut resepsi yang diadakan panitia. Jadi anak-anak lelah,” ujarnya.

Selain itu, menurut Kadir, Daewoo juga tim kuat dengan enam pemain timnas Korsel yang disiapkan untuk Piala Dunia Meksiko. “Nampaknya anak-anak masih terbeban mental kalah di penyisihan piala dunia yang lalu,” kata Kadir.

Setelah gol pertama Daewoo, Kadir bercerita Bambang Nurdiansyah mendapatkan peluang tinggal berhadapan dengan kiper lawan namun gagal. “Kalau saja gol jatuh dan skor 1-1, keadaannya bisa lain!” tegas Kadir.  

Posisi ketiga di Asia itulah pencapaian tertinggi tim Indonesia sepanjang Piala Champions Asia maupun Liga Champions Asia.

Kramayudha dalam sejarahnya melahirkan beberapa pemain penting dalam khasanah sepakbola Indonesia. Sebut saja Kashartadi, Rehmalem Perangin-angin, Eddy Harto, Perry Sandria maupun idola asal Ternate Arizona Hamadi.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network