Kisah Pantang Menyerah Real Madrid Hidupkan Liga Super Eropa

"Selamat berjuang, dan kalau gagal lagi jangan marah ya.."

Analisis | 04 October 2022, 08:25
Kisah Pantang Menyerah Real Madrid Hidupkan Liga Super Eropa

Libero.id - Penolakan UEFA, FIFA, dan para penggemar sepakbola di Inggris maupun Eropa ternyata tidak menyurutkan niat Presiden Real Madrid, Florentino Perez, untuk menghidupkan kembali ide Liga Super Eropa.

Florentino Perez tak pernah berhenti mempromosikan Liga Super Eropa. Pasalnya, pria berusia 75 tahun itu adalah ketua Liga Super Eropa, yang diusulkan pada 2021, dan dibatalkan realisasinya lantaran mendapatkan tentangan penggemar sepakbola dari berbagai wilayah di Eropa.

Namun, pada rapat umum tahunan Real Madrid, akhir pekan lalu, Florentino Perez tampaknya mengembalikan keinginannya untuk melihat kompetisi terbentuk dalam waktu dekat.

"Untuk memperbaiki masalah, anda harus terlebih dulu menyadari bahwa anda memiliki masalah. Olahraga kita sedang sakit. Ini merupakan kepentingan olahraga global," kata Florentino Perez di depan anggota klub (socios) Real Madrid, dilansir Marca.

"Kami tidak boleh bingung dengan dampak dari perjalanan Real Madrid di turnamen Eropa ketika kami terlibat dalam tujuh pertandingan dengan intensitas dan minat tertinggi. Itu adalah hasil undian, dan kualitas serta kehebatan tim kami. Itu adalah tontonan yang membantu membawa kegembiraan kembali ke penonton," tambah Florentino Perez.

"Itulah mengapa kami percaya kompetisi Eropa harus berubah. Ini untuk menawarkan kepada penggemar permainan tingkat atas sepanjang tahun antara tim terkuat dan pemain terbaik saling bersaing," beber Florentino Perez.

Untuk memberi pembenaran, Florentino Perez mengacu pada tenis. Dia mencatat bahwa Roger Federer yang baru saja pensiun dan menghadapi sesama pemain elite Rafael Nadal dan Novak Djokovic. Menurutnya, klub elite di sepakbola sudah seharusnya saling bertemu secara reguler.

"Di tenis, Nadal dan Federer telah bermain 40 kali dalam 15 tahun. Nadal dan Djokovic telah memainkan 59 pertandingan dalam 16 tahun. Dalam sepakbola, kami hanya bermain melawan Liverpool sembilan kali dalam 67 tahun. Kami telah bermain melawan Chelsea empat kali. Apa gunanya melarang penggemar melihat semua permainan ini?" ungkap Florentino Perez.

"Kami berada di puncak dalam semua olahraga, dan sekarang kami turun ke peringkat 13. Kami telah disusul oleh 12 klub dari olahraga Amerika. Mereka pasti melakukan sesuatu dengan sangat baik di Amerika Serikat dan sangat buruk di Eropa," lanjut Florentino Perez.

"Sepakbola kalah dalam pertarungan hiburan global melawan olahraga lain dan platform lainnya. Kami membutuhkan manajemen yang profesional, modern, transparan, tidak didasarkan pada struktur lama yang dirancang pada abad terakhir," ujar Florentino Perez.

"Baru-baru ini ketua Asosiasi Klub Eropa (Nasser Al-Khelaifi) berbicara tentang Liga Super Eropa. Bahwa, Real Madrid takut dengan kompetisi. Mungkin presiden ECA harus diingatkan siapa Real Madrid itu. Persaingan ada dalam DNA kami," tambah Florentino Perez.

Keinginan Real Madrid untuk memiliki kompetisi yang mirip olahraga di Negeri Paman Sam tampaknya bakal mendapatkan dukungan dari Chelsea. Pemilik baru The Blues, Todd Boehly, sempat mengklaim bahwa sepakbola Eropa harus banyak belajar dari olahraga Amerika.

Pengusaha yang juga memiliki saham di Los Angeles Dodgers di MLB dan Los Angeles Lakers di NBA itu mengatakan telah mengajukan ide tersebut dengan rekan-rekan Liga Premier. "Pada akhirnya saya berharap Liga Premier mengambil sedikit pelajaran dari olahraga Amerika," kata Todd Boehly, beberapa waktu lalu, dikutip ESPN.

Hanya saja, berbeda dengan Florentino Perez yang mengingingkan liga baru, Todd Boehly tidak secara jelas menyebut Liga Super Eropa. Dia justru menyarankan liga-liga di Eropa meniru sistem play-off dan all-star di Amerika.  

"Kita harus benar-benar mulai mencari tahu. Mengapa kita tidak mengadakan turnamen dengan empat tim olahraga terbawah? Mengapa tidak ada pertandingan All-Star?" kata Todd Boehly.

"Orang-orang berbicara tentang lebih banyak uang yang dihasilkan (pada pertandingan olahraga). Dalam pertandingan MLB All-Star tahun ini (contohnya), kami menghasilkan USD200 juta (Rp 3 triliun) pada Senin dan Selasa," pungkas penerus Roman Abramovich tersebut.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network