Nasib 8 pemain Nomor Punggung 9 Tottenham Era Liga Premier Sebelum Gareth Bale

"Dimitar Berbatov adalah pemilik nomor 9 paling sukses di Tottenham."

Feature | 26 September 2020, 02:17
Nasib 8 pemain Nomor Punggung 9 Tottenham Era Liga Premier Sebelum Gareth Bale

Libero.id - Di setiap klub sepakbola Eropa selalu saja ada nomor punggung yang dianggap keramat. Di Manchester United, tidak semua pemakai nomor 7 sukses. Begitu juga dengan nomor 9 di AC Milan.

Bagaimana dengan Tottenham Hotspur? Di klub London Utara itu, nomor punggung 9 memiliki peruntungan yang kurang bagus. Sejak era Liga Premier, pemain-pemain dengan nomor untuk posisi penyerang tengah itu memiliki berbagai nasib. Meski ada yang sukses, mayoritas justru tampil mengecewakan karena gagal menjawab ekspektasi publik.

Karena itu, ketika Gareth Bale kembali ke Tottenham dan memilih menggunakan nomor punggung 9, suporter terkejut. Mereka berharap peruntungan winger yang baru bergabung dari Real Madrid tersebut tetap baik. Pasalnya, pada periode pertama membela Spurs, pria asal Wales itu memakai nomor punggung 16, 3, dan 11.

Berikut ini nasib 8 pemain Tottenham yang mengenakan nomor punggung 9 di era Liga Premier:   

1. Grzegorz Rasiak

Definisi panic buying layak disematkan kepada mantan penyerang  tim nasional Polandia tersebut. Didatangkan dari Derby County pada 31 Agustus 2005 atau di hari terakhir transfer window musim panas, pemain berharga 3 juta pounds itu gagal total. Hanya bermain 8 kali di Liga Premier tanpa mencetak gol membuat Rasiak langsung dijual ke Southampton beberapa bulan kemudian.

2. Vincent Janssen

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Setelah memenangkan Sepatu Emas Eredivisie bersama AZ Alkmaar pada 2015/2016, ekspektasi tinggi ketika Janssen menyelesaikan kepindahan 17 juta pounds ke Tottenham.

Sayang, dia gagal membenarkan euforia suporter Spurs. Dia hanya mencetak 6 gol dalam 42 penampilan, dengan 4 di antaranya datang dari titik penalti. Sang striker menghabiskan musim 2017/2018 dengan status pinjaman di Fenerbache sebelum Spurs mengalami kerugian sekitar 11 juta dengan menjual Janssen ke Monterrey pada 2019.

3. Roberto Soldado

Libero.id

Kredit: twitter.com/premierleague

Dibeli dari Valencia dengan 26 juta pounds pada 2013, Soldado memiliki CV yang bagus setelah mencetak 81 gol dalam 141 penampilan untuk Kelelawar Mestalla. Meski mencetak gol pada debut di Tottenham, dia gagal mencapai level Liga Premier. 

Akhirnya, posisi Soldado direbut Harry Kane. Pemain internasional Spanyol itu kemudian dijual ke Villarreal pada 2015. "Saya pikir pada akhirnya yang mengecewakan saya di Tottenham adalah kepala saya. Untuk alasan apa pun, itu tidak benar," kata Soldado kepada The Guardian pada 2016.

“Mungkin biaya transfer saya terlalu besar atau mungkin ekspektasi yang saya berikan pada diri saya sendiri membuat saya kewalahan. Saya menemukan diri saya mendapatkan peluang mudah di lapangan dan saya merindukan mereka. Hal terkecil akan melawanku," tambah Soldado

4. Frederic Kanoute

Kanoute pindah dari West Ham United ke Tottenham seharga 3,5 juta pounds pada 2003 dan mencetak 4 gol dalam 5 penampilan pertamanya untuk klub. Pemain internasional Mali itu tidak bisa berbuat banyak setelah itu. Dia kalah bersaing dengan Robbie Keane dan Jermain Defoe.

Lalu, Kanoute pindah ke Sevilla dengan 4,4 juta pounds pada 2005. Uniknya, dia menyingkirkan klub lamanya dari Piala UEFA 2006/2007. Di Spanyol, Kanoute justru menemukan cara mencetak gol yang benar.

5. Les Ferdinand

Libero.id

Kredit: twitter.com/spursofficial

Setelah mengenakan jersey nomor 10 selama dua tahun pertamanya di Tottenham, Ferdinand berganti nomor 9 jelang musim 1999/2000. Striker asli Inggris itu terhambat oleh masalah cedera dan hanya mencetak 29 gol selama 3,5 musim berikutnya sebelum dilepas pada musim dingin 2003.

"Orang-orang menjalani karier mereka dan mengatakan bahwa mereka tidak menyesal. Tapi, dari perspektif sepakbola, bergabung dengan Tottenham adalah keputusan terburuk yang saya buat," kata Ferdinand kepada podcast Transfer Talk Sky Sports News pada Januari 2019.

"Tottenham adalah klub dalam kekacauan yang luar biasa dan saya tidak menyadari betapa buruknya sampai saya tiba di sana. Dalam 5 tahun pertama saya, saya memiliki 4 pelatih berbeda dan pergantian dewan direksi. Jadi, itu memberi tahu anda jenis kekacauan yang terjadi di klub. Saya membuat keputusan berdasarkan kebanggaan daripada apa yang terbaik untuk karier sepakbola saya," tambah mantan pemain Newcastle United itu.

6. Roman Pavlyuchenko

Libero.id

Kredit: tottenhamhotspur.com

Pavlyuchenko bergabung dengan Tottenham dari Spartak Moscow seharga 13,8 juta pada 2008. Tapi, dia tidak pernah berhasil mempertahankan posisi yang sempat didapatkan pada awal keberadaannya di White Hart Lane.

Dia masih mencetak 42 gol dalam 113 penampilan di semua kompetisi. Tapi, kerja keras pemain internasional Rusia itu tidak membuat Harry Redknapp terkesan. Sang nakhoda justru memarkir Pavlyuchenko tanpa memberi penjalasan alasan masuk akalnya.

"Latihan pertama saya, kami keluar untuk melakukan internal game dan tiba-tiba saya berteriak pada Roman untuk mempercepat larinya atau apa pun. Lalu, ada temannya yang mencapai finish dan memberi tahu dirinya tentang apa yang saya katakan. Setelah sekitar delapan kali dia berlari, saya menyadari bahwa dia bekerja lebih keras dari Pavlyuchenko. Dia keluar di akhir sesi dan dia lelah, sementara Pavlyuchenko bahkan tidak berkeringat," beber Redknapp kepada BT Sport pada 2016.

7. Darren Anderton

Libero.id

Kredit: twitter.com/spursofficial

Meski bermain sebagai gelandang, Anderton menjadi pemain Tottenham pertama yang secara resmi mendapatkan jersey nomor 9 di Premier League. Sayang, kegemilangan Anerton sirna karena kariernya terus-menerus terganggu oleh cedera parah. Dia memang masih bisa membuat lebih dari 300 penampilan untuk Spurs dan memenangkan Piala Liga 1998/1999.

8. Dimitar Berbatov

Libero.id

Kredit: twitter.com/spursofficial

Berbatov adalah pemilik nomor 9 paling sukses di Tottenham. Pria Bulgaria itu menjadi favorit penggemar setelah bergabung dengan Spurs dari Bayer Leverkusen pada 2006 dan menjalin kemitraan yang sangat sukses dengan Robbie Keane.

Dia mencetak 46 gol dalam 102 penampilan untuk klub, termasuk penalti penting di final Piala Liga 2007/2008. Bukti kesuksesan Berbatov di London Utara adalah proposal transfer dari Manchester United. Berbatov menerima dan membuat patah hati pendukung Spurs. Uniknya, saat main di White Hart Lane sebagai lawan, dia justru mendapatkan sambutan hangat.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Tottenham Hotspur


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network