Paul Scholes memberikan pandangannya tentang Frank Lampard dan Kevin De Bruyne, memilih di antara dua gelandang hebat ini.
Paul Scholes, legenda Manchester United, dikenal tidak pernah kekurangan opini, terutama ketika berbicara tentang sesama pemain tengah. Dengan rekam jejak yang mengesankan, memenangkan 11 gelar Liga Premier, tiga Piala FA, dan dua Liga Champions, Scholes memiliki legitimasi untuk menilai rekan-rekan dan lawan-lawannya. Baru-baru ini, YouTuber Andreas Poke menanyakan kepada Scholes untuk memilih antara bintang Manchester City, Kevin De Bruyne, dan favorit Chelsea, Frank Lampard. Scholes, yang bermain 15 kali bersama Lampard untuk timnas Inggris, memberikan jawaban yang jelas.
De Bruyne vs Lampard: Pilihan Scholes
Scholes menjelaskan, "Kevin De Bruyne sebagai pemain tengah." Ia mengakui bahwa Lampard adalah pencetak gol yang brilian, tetapi lebih melihatnya sebagai pemain nomor 10 daripada gelandang murni. Menurut Scholes, De Bruyne memiliki kemampuan lengkap sebagai pemain tengah, yang seharusnya dimiliki oleh seorang gelandang. Ketika ditanya siapa yang akan dipilihnya jika menjadi manajer, Scholes tanpa ragu menjawab, "Jika saya manajer? Saya akan memilih Kevin."
Pilihan Scholes untuk De Bruyne mungkin tidak kontroversial, tetapi penilaiannya terhadap permainan Lampard mengejutkan beberapa orang. Lampard, yang kini melatih Coventry City, dikenal sebagai pencetak gol ulung dengan 177 gol di Liga Premier dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Chelsea dengan 211 gol di semua kompetisi. Namun, penggemar Chelsea di Reddit menyoroti bahwa Lampard juga merupakan gelandang serba bisa yang hebat.
Melihat peta panas musim 'Prime De Bruyne' dan 'Prime Lampard', terlihat bahwa salah satu dari mereka lebih menyerupai gelandang box-to-box daripada yang lain. Scholes mungkin akan terkejut mengetahui siapa yang lebih mendekati peran tersebut.
Scholes menilai bahwa De Bruyne memiliki kemampuan yang lebih lengkap sebagai gelandang, mampu melakukan berbagai tugas di lapangan. Sementara Lampard lebih dikenal karena kemampuannya mencetak gol, Scholes melihat De Bruyne sebagai pemain yang lebih serbaguna.
Keputusan Scholes untuk memilih De Bruyne didasarkan pada pandangannya tentang apa yang seharusnya dimiliki oleh seorang gelandang. Ia menganggap bahwa kemampuan De Bruyne untuk berkontribusi dalam berbagai aspek permainan membuatnya lebih unggul dibandingkan Lampard.
Scholes juga menyoroti peran Claude Makalele di belakang Lampard, yang memberikan Lampard kebebasan untuk maju ke depan dan mencetak gol. Menurut Scholes, De Bruyne tidak hanya mampu mencetak gol, tetapi juga berperan dalam pertahanan dan distribusi bola.
Debat tentang siapa yang lebih baik antara Lampard dan De Bruyne mungkin tidak akan pernah berakhir, tetapi pandangan Scholes memberikan perspektif baru tentang peran gelandang dalam sepak bola modern.
Scholes mengakui bahwa Lampard adalah pemain yang luar biasa, tetapi ia lebih menghargai kemampuan serba bisa De Bruyne. Menurutnya, seorang gelandang harus mampu melakukan lebih dari sekadar mencetak gol.
Dalam dunia sepak bola yang terus berkembang, kemampuan untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam berbagai aspek permainan menjadi semakin penting. Scholes melihat De Bruyne sebagai contoh sempurna dari gelandang modern yang serba bisa.
Pandangan Scholes mungkin tidak disetujui oleh semua orang, terutama penggemar Chelsea yang mengagumi Lampard. Namun, opini Scholes didasarkan pada pengalamannya sebagai salah satu gelandang terbaik dalam sejarah Liga Premier.
Keputusan Scholes untuk memilih De Bruyne menunjukkan betapa pentingnya kemampuan serba bisa dalam permainan sepak bola saat ini. Dengan kemampuan untuk menyerang dan bertahan, De Bruyne dianggap lebih sesuai dengan peran gelandang modern.
Scholes menutup dengan mengatakan bahwa meskipun Lampard adalah pencetak gol yang hebat, De Bruyne menawarkan lebih banyak dalam hal kontribusi keseluruhan di lapangan. Ini adalah pandangan yang mungkin akan terus memicu perdebatan di kalangan penggemar sepak bola.