Ringkasan Berita
-
Dua pemain Barcelona, Lewandowski dan Yamal, dikenai sanksi UEFA terkait pelanggaran aturan doping.
-
Manajer Barcelona, Hansi Flick, dan asistennya juga terkena sanksi akibat kritik terhadap wasit.
-
Barcelona didenda karena pelemparan benda dan penggunaan kembang api selama pertandingan.
Barcelona dihukum UEFA karena pelanggaran aturan doping oleh Lamine Yamal dan Robert Lewandowski.
Pelanggaran Aturan Doping oleh Pemain Barcelona
Barcelona kembali menjadi sorotan setelah dua pemain bintangnya, Robert Lewandowski dan Lamine Yamal, dikenai sanksi oleh UEFA. Keduanya dianggap melanggar aturan doping dalam pertandingan terakhir mereka di Eropa, tepatnya saat kalah dramatis 4-3 dari Inter Milan di semifinal Liga Champions. Meski demikian, kedua pemain ini tidak akan diskors dari pertandingan Eropa musim depan.
Menurut laporan dari Marca, UEFA menilai bahwa Lewandowski dan Yamal gagal mengikuti instruksi dari Petugas Kontrol Anti-Doping. Mereka tidak segera melapor ke Stasiun Kontrol, yang merupakan pelanggaran terhadap Artikel 21.8 dan 21.10(a) dari regulasi. Akibatnya, masing-masing pemain dikenai denda sebesar €5,000 atau sekitar Rp 82 juta, namun karena tidak ada sampel yang terkontaminasi, mereka tidak akan absen dalam laga Eropa musim depan.
Sanksi untuk Manajer dan Asisten Barcelona
Selain para pemain, manajer Hansi Flick dan asistennya, Marcus Sorg, juga terkena sanksi. Mereka dianggap melanggar prinsip umum perilaku dan standar dasar perilaku yang layak, sesuai dengan Artikel 11(1) dan 11:2(b) DR. Ini kemungkinan besar akibat kritik mereka terhadap kinerja wasit dalam pertandingan leg kedua di San Siro.
Flick dan Sorg masing-masing dikenai denda sebesar €20,000 atau sekitar Rp 330 juta, serta larangan satu pertandingan yang membuat mereka absen dalam laga pertama Liga Champions musim 2025/26. Ini merupakan hukuman yang jauh lebih berat dibandingkan dengan para pemain.
Tak hanya itu, klub Barcelona secara keseluruhan juga dikenai denda sebesar €5,250 atau sekitar Rp 86 juta akibat pelemparan benda ke lapangan selama pertandingan, serta denda tambahan sebesar €2,500 atau sekitar Rp 41 juta karena penggunaan kembang api di tribun penonton.
Meski sanksi ini cukup berat, Barcelona bertekad untuk bangkit dan memperbaiki citra mereka di kancah Eropa. Klub ini berkomitmen untuk mematuhi semua regulasi yang ada dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Dalam dunia sepak bola yang kompetitif, menjaga integritas dan mematuhi aturan adalah hal yang sangat penting. Barcelona, sebagai salah satu klub terbesar di dunia, tentunya harus menjadi contoh yang baik bagi klub-klub lainnya.
Keputusan UEFA ini menjadi pengingat bagi semua pihak yang terlibat dalam sepak bola bahwa aturan harus dihormati dan dipatuhi. Pelanggaran sekecil apapun dapat berakibat pada sanksi yang merugikan tim dan individu yang terlibat.
Di sisi lain, para penggemar Barcelona tetap memberikan dukungan penuh kepada tim kesayangan mereka. Mereka berharap bahwa sanksi ini tidak akan mempengaruhi performa tim di lapangan dan Barcelona dapat terus meraih kesuksesan di kompetisi Eropa.
Dengan adanya sanksi ini, Barcelona diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam menjalankan setiap pertandingan dan memastikan semua prosedur diikuti dengan benar. Ini adalah pelajaran berharga bagi klub dan semua pihak yang terlibat.
Semoga dengan adanya sanksi ini, Barcelona dapat belajar dan menjadi lebih baik di masa depan. Klub ini memiliki potensi besar dan diharapkan dapat terus berprestasi di level tertinggi sepak bola Eropa.
Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!