Koni De Winter Mengaku Sabar Tunggu Giliran di AC Milan

Koni De Winter Mengaku Sabar Tunggu Giliran di AC Milan

Koni De Winter berbicara tentang ambisinya di AC Milan dan pandangannya tentang transfer dari Genoa.

Koni De Winter dan Kesabarannya di AC Milan

Koni De Winter, seorang bek muda berbakat, mengungkapkan alasan mengapa dia tidak akan 'memukul meja' untuk menuntut kesempatan di AC Milan. De Winter, yang pindah dari Genoa ke San Siro dengan biaya sekitar Rp 320 miliar ditambah bonus kinerja, menyadari persaingan ketat di bawah pelatih Max Allegri. Meskipun baru tampil empat kali musim ini, dia tetap optimis dan kritis terhadap dirinya sendiri. 'Saya sangat kritis terhadap diri sendiri dan memiliki ambisi untuk menjadi pemain reguler, tetapi saya tahu bahwa saya harus menciptakan situasi itu sendiri,' kata De Winter kepada Nieuwsblad di Belgia.

De Winter menyadari bahwa dia belum memiliki status untuk membuat tuntutan. 'Jika saya merasa pantas mendapatkan kesempatan, saya tidak akan ragu untuk berbicara dengan pelatih, tetapi saat ini saya harus rendah hati. Jika saya tampil baik dalam menit yang saya dapatkan, maka saya akan diberi penghargaan. Setidaknya itulah yang saya harapkan,' tambahnya.

Transfer dan Pilihan Karier De Winter

Sebelum memilih Milan, De Winter memiliki beberapa alternatif lain selama musim panas, termasuk Inter, Napoli, dan Tottenham Hotspur. 'Kami berbicara tentang AC Milan di sini, salah satu klub terbesar di Eropa. Ronaldinho bermain di sini ketika saya masih kecil,' kenangnya. Meskipun ada tawaran dari klub-klub top Italia lainnya dan klub-klub dari Timur Tengah yang menawarkan banyak uang, De Winter memilih Milan sebagai langkah berikutnya dalam karier olahraganya.

De Winter juga merasa bahwa Milan mendapatkan kesepakatan yang baik dalam transfernya. 'Jika Anda melihat bagaimana biaya transfer berkembang dalam beberapa tahun terakhir, saya pikir Milan menegosiasikan harga yang bagus. Saya tidak berpikir Genoa memeras semuanya dari mereka, tetapi saya juga menghargai sikap mereka, karena membuat pembicaraan berjalan lancar dan semuanya diselesaikan dalam beberapa hari,' jelasnya.

Kesepakatan itu tercapai begitu cepat sehingga para penggemar mengetahuinya sebelum dia sendiri. 'Fabrizio Romano mengetahuinya sebelum saya! Saya melihatnya di Instagram, Koni De Winter hampir bergabung dengan Milan, dan kemudian ponsel saya meledak. Tak lama setelah itu, agen saya menelepon, mengatakan kami mendekati kesepakatan,' ungkap De Winter.

De Winter baru berusia 23 tahun, tetapi rekan setim barunya, Luka Modric, masih bermain di usia 40 tahun di Serie A. Setelah juga menjadi rekan setim Cristiano Ronaldo di Juventus, siapa yang menurutnya lebih baik? 'Sulit untuk membuat perbandingan, mereka sangat berbeda, keduanya luar biasa. Saya sangat terkesan dengan Modric. Otaknya, Luka melihat sepak bola dengan cara yang berbeda, lebih cepat dari siapa pun. Gabungkan itu dengan kaki-kaki briliannya, yah,' katanya.

Modric juga merupakan bintang di luar lapangan, karena dia rendah hati dan tidak menempatkan dirinya di atas tim, bahkan dengan rekornya yang luar biasa. 'Dia tidak pernah mengeluh. Jika dia tidak, lalu mengapa orang lain harus?' tambah De Winter. 'Jika Luka duduk di sini, dia akan benar-benar tertarik pada hidup Anda. Sikap itu tidak umum dalam sepak bola.'

Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!

Comments (0)

Tidak ada komentar, jadilah yang pertama!

You Might Also Like