Argentina bukan hanya menyumbang pemain hebat, melainkan juga pelatih jempolan.
Ketika anda mendengar kata Argentina, apa yang anda pikirkan? Tango? Daging sapi? Wanita lokal yang cantik? Tidak! Ini tentang sepakbola. Ini adalah Lionel Messi. Ini "Gol Tangan Tuhan".

Sejak lama, Argentina memiliki dampak pada sepakbola Inggris dengan pemain-pemain yang sukses di Liga Premier. Tentu saja Messi atau Diego Maradona tidak pernah bermain di Inggris. Beda dengan orang-orang hebat seperti Sergio Aguero, Erik Lamela, atau Carlos Tevez.

Tapi, bukan hanya pemain. Argentina juga memberikan beberapa pelatih sepakbola kepada Inggris. Meski tidfak sebanyak pelatih dari Jerman atau Prancis, beberapa diantaranya sempat menukangi klub Liga Premier dengan hasil yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Siapa saja mereka? Berikut ini rapor 4 pelatih Argentina di Liga Premier:


1. Mauricio Pochettino

Pochettino masih menjadi orang Argentina dengan masa jabatan terlama dalam sejarah kepelatihan di Liga Premier. Nakhoda Paris Saint-Germain (PSG) itu melatih Southampton dan Tottenham Hotspur selama delapan musim. Dia datang ke Inggris ketika bergabung dengan Southampton pada 2013.

Kedatangan Pochettino saat itu ibarat perjudian. Sebab, dia belum pernah bermain di Inggris, apalagi melatih. Tapi, dia mulai dengan gaya menyerang yang menekan tinggi yang terbukti sangat populer di Liga Premier.

Di bawah kepemimpinan Pochettino, The Saints finish di urutan kedelapan dalam musim penuh pertamanya pada 2013/2014. Itu menjadi pencapaian terbaik klub dalam satu dekade. Akibatnya, setelah 18 bulan di sana, Spurs mengambil kesempatan itu dan menunjuknya.

Pochettino membangun tim terbaiknya di London Utara dalam beberapa dekade, memberi mereka kesempatan tampil di Liga Champions secara konsisten, dan melaju hingga final. Sayang, Pochettino akhirnya dipecat setelah trofi Liga Premier tak kunjung datang.




2. Mauricio Pellegrino

Eksperimen Mauricio di Southampton terbukti berhasil, dan mereka melakukan eksperimen lain pada 2017 dengan Mauricio yang lain, yaitu Mauricio Pellegrino. Pelatih asal Argentina itu memiliki pengalaman di Inggris, setelah bermain untuk Liverpool selama setengah musim pada 2005.

Tapi, beda dengan Pochettino, penunjukan Pellegrino kurang berhasil untuk tim dari Pantai Selatan tersebut. Ketika itu, The Saints asuhan Pellegrino terancam degradasi pada akhir musim 2017/2018. Dia sekarang kembali ke Argentina bersama Velez Sarsfield.




3. Marcelo Bielsa

Marcelo Bielsa adalah salah satu tokoh sepakbola paling berpengaruh dalam sejarah Argentina dan permainan modern di seluruh dunia. Bielsa akhirnya dipercaya membawa Leeds United kembali ke tanah perjanjian Liga Premier.

Tidak seperti banyak orang sebelum dia di Elland Road, Bielsa berhasil. Gaya permainannya yang unik dan energik membawa Leeds meraih gelar Championship 2019/2020 dan mereka tetap berada di divisi teratas dengan nyaman pada musim berikutnya.

Dia dipuja di Yorkshire. Di sana, mural El Loco dapat dilihat di seluruh penjuru kota. Dia sekarang menjabat sebagai pelatih yang lebih lama daripada di klub lain sepanjang kariernya yang panjang. Itu karena Bielsa lebih suka memperpanjang kontraknya satu tahun.

Jadi, ada kemungkinan musim ini akan menjadi yang terakhir baginya. Penggemar Leeds berharap setidaknya masih melihat "Bielsaball" di tim kesayangan mereka.


4. Osvaldo Ardiles

Osvaldo Ardiles adalah salah satu pelatih Argentina pertama di Inggris ketika menukangi Swindon Town pada 1989. Ardiles memimpin mereka sampai ke Divisi I (sekarang Liga Premier) di musim pertama berkat kemenangan di play-off. Sial, 10 hari setelah memenangkan trofi dia dipecat karena masalah keuangan.

Dari Swindon, Ardiles pergi ke Newcastle United, West Bromwich Albion, dan terakhir Spurs pada 1993. 

Sebelumnya, saat masih menjadi pemain, Ardiles sempat membela Tottenham. Ardiles telah berada di Spurs selama satu dekade pada 1978-1988. Dia membantu Spurs memenangkan dua Piala FA pada 1980/1981 dan 1981/1982, serta Piala UEFA 1982/1983.

Sayang, meski ada beberapa pemain mahal yang didatangkan ke London Utara sebagai pelatih, periode Ardiles di Tottenham tidak sebagus saat menjadi pemain. Dia dipecat pada 1994 saat Spurs hanya berada di bagian bawah klasemen Liga Premier.

Ardiles tidak mengelola tim Inggris lagi. Tapi, dia melanjutkan karier kepelatihan di Meksiko, Suriah, dan yang terbaru di Jepang.