Cantona mengeluarkan kritik pedas kepada FIFA dan Qatar terkait Piala Dunia 2022.
Legenda Manchester United, Eric Cantona, telah mengumumkan bahwa dirinya tidak akan menonton Piala Dunia 2022 di Qatar. Ada banyak alasan yang membuat aktor asal Prancis itu tidak tertarik di turnamen edisi kali ini. 

Bagi anda penggemar sepakbola sejak 1990-an, pasti tahu reputasi Cantona. Pada masa kejayaan, dia adalah orang yang berada di balik kesuksesan MU merajai kompetisi Inggris.

Menariknya, Cantona memutuskan pensiun saat berada di puncak karier dan dalam usia yang sebenarnya masih kompetitif. Kemudian, Cantona beralih profesi. Bukan menjadi pelatih, agen pemain, atau pengurus klub, melainkan bintang film.  

Meski menjauh dari lapangan, sesekali Cantona juga bisa tentang tentang sepakbola. Bahkan, Cantona baru saja memberikan penilaian yang tajam tentang pilihan FIFA untuk mengizinkan Qatar menjadi tuan rumah kompetisi sepakbola paling bergengsi di dunia itu. Dia dengan santai menyindir FIFA.

Menurut Cantona, Qatar melakukan perlakuan mengerikan terhadap para pekerja pembangunan infrastruktur, khususnya stadion. "Ribuan orang meninggal. Tapi, kita akan merayakan Piala Dunia ini?" ucap Cantona, dilansir Sky Sports.

Qatar memang membangun total tujuh stadion baru untuk turnamen dan beberapa lainnya mengalami renovasi total. Tapi, menurut sejumlah lembaga HAM internasional, perlakuan Qatar terhadap para pekerja, yang mayoritas berasal dari luar negeri, sangat tidak manusiawi.

Pada Februari 2021 misalnya, The Guardian membuat sebuah laporan bahwa 6.500 pekerja migran telah meninggal di Qatar sejak pertama kali ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia. Tapi, pada November 2021, angka ini dibantah Qatar dengan mengklaim bahwa hanya ada tiga pekerja yang meninggal.

Suhu di Qatar mencapai lebih dari 40 derajat Celcius saat siang hari. Jadi, mudah untuk melihat mengapa para pekerja bisa jatuh sakit tanpa istirahat, air, dan segalanya yang cukup.

Tapi, kritik Cantona tidak berhenti di situ. Mantan penyerang timnas Prancis itu percaya bahwa tuan rumah Piala Dunia harus diberikan kepada negara-negara yang bisa mengembangkan sepakbola dengan baik. Dia percaya sepakbola tidak akan berkembang di Qatar, meski Piala Dunia diadakan.



"Sejujurnya, saya tidak terlalu peduli dengan Piala Dunia berikutnya, yang bukan Piala Dunia nyata bagi saya. Dalam beberapa dekade terakhir, anda memiliki banyak acara seperti Olimpiade atau Piala Dunia di negara-negara yang sedang berkembang seperti di Rusia atau China," ujar Cantona.

"Tapi, Qatar. Itu bukan negara sepakbola. Saya tidak menentang gagasan menjadi tuan rumah Piala Dunia di negara dengan kemungkinan mengembangkan dan mempromosikan sepakbola, seperti di Afrika Selatan atau Amerika Serikat. Tapi, Qatar tidak," tambah Cantona.



Dipilihnya Qatar menurut Cantona tak lebih karena alasan uang. "Sepakbola adalah olahraga paling populer di Amerika Serikat. Ada banyak imigran Amerika Selatan di sana, dan potensi besar untuk olahraga ini untuk berkembang," beber Cantona.

"Faktanya, sekarang di Amerika Serikat, olahraga yang memiliki peminat  paling banyak adalah sepakbola. Tapi, di Qatar, sebenarnya tidak ada potensi seperti itu. tidak ada. Saya pikir ini hanya tentang uang," ungkap Cantona.

"Ini hanya tentang uang dan cara mereka memperlakukan orang-orang yang membangun stadion, itu mengerikan. Saya mengerti sepakbola adalah bisnis. Tapi, saya pikir itu adalah satu-satunya tempat di mana semua orang bisa memiliki kesempatan," pungkas Cantona.