Apa yang sebenarnya terjadi?
Kita semua bersepakat mengutuk keras tindakan rasisme. Tapi kabar buruknya, perilaku tak terpuji itu masih tetap awet dan menjadi beban yang kapan saja bisa menghantui orang-orang yang pernah dirundung karenanya.

Belum lama diduga kasus rasisme kembali terjadi di sepakbola. Setidak-tidaknya itulah yang dikemukakan
oleh pelatih Belitong FC, Ardiles Rumbiak dan pemainnya Rivaldo Wally yang berasal dari Papua.

Keduanya mengaku mengalami perlakuan rasis saat laga Belitong FC melawan Persikota Tangerang pada Babak 32 Besar Liga 3 Nasional, Rabu (23/2) di Stadion Banteng Tanggerang. Lantas bagaimana kasus rasisme ini bermula.

Keduanya mengaku mendengar kata-kata bernada rasisme saat laga berlangsung. Ia menyebut ada pemain cadangan Persikota Tangerang dan suporter dari arah tribun yang  itu ditujukan setiap kali ia mengusai bola.

Dalam konferensi pers yang digelar, Ardiles mengutarakan kekecewaannya atas aksi rasis tersebut.

"Saya dengan pemain saya Rivaldo Wally, kami berdua orang Papua. Saya sangat kecewa dengan pendukung dan pemain Persikota karena saya dengar mereka bikin suara semacam monyet," 

"Ini tindakan rasisme. Minta maaf kami juga orang Indonesia, bukan Papua saja. Jadi tolong dihargai, rambut kami keriting, kulit kami hitam tapi kami juga Indonesia."
lanjutnya.

"Mudah-mudahan hal ini tak jadi masalah nasional karena saya sangat kecewa, keluarga saya juga sangat kecewa, terutama kami orang Papua," 



Di lain sisi, Persita Tangerang punya pandangan lain terhadap peristiwa itu.
Melalui unggahan di sosial media, klub yang baru saja diakusisi oleh artis Prilly Latuconsina itu menyangkal adanya rasisme.

"Menanggapi isu-isu yang beredar di media tentang adanya dugaan tindakan rasisme pada tribun penonton Persikota, kami menyatakan bahwa tidak ada kalimat ucapan/umpatan yang merendahkan ditujukan kepada pemain maupun pelatih asal Papua." tulis pernyataan klub.

"Pertandingan Persikota Tangerang vs Belitong FC tidak dihadiri oleh suporter Persikota Tangerang sehingga anggapan bahwa adanya indikasi tindakan rasisme yang dilakukan oleh tim dan supporter adalah hal yang tidak benar dikarenakan pemain, manejemen, dan Offisial Persikota Tangerang fokus terhadap jalannya pertandingan."

"Tidak ada satu pun kata ‘monyet’ atau hinaan yang menyerupai suara monyet yang ditujukan kepada saudara kami yang berasal dari Papua."




Persita Tangerang sampai harus menyampaikan kalau perlakuan mereka kepada orang-orang Papua tidak pernah keluar dari koridor. Mereka bahkan menyambut baik klub asal Papua saat berlaga di babak sebelumnya.

"Pada babak 64 besar, kami sebagai tuan rumah menyambut baik saudara kami yang berasal dan Papua yaitu Perseman Manokwari. Kami juga memiliki pemain yang berasai dari tanah Papua. Kami sangat mengutuk hal yang berbau rasisme, fitnah, dan provokasi pada dunia sepak bola Indonesia." tutup pernyataan tersebut tertanggal, Kamis (24/2/2022).


Agar Anda punya pandangan tersendiri dalam membaca persoalan ini, beriku cuplikan video yang menangkap nada rasisme yang disampaikan oleh Ardiles Rumbiak.