Gara-gara invasi Rusia, bisnis di Eropa yang dibangun puluhan tahun hancur.
Ancaman sanksi kepada taipan Rusia yang memiliki bisnis di Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) benar-benar dibuktikan. Selain Roman Abramovich, Alisher Usmanov juga harus melihat asetnya dibekukan. Dia dilarang memasuki wilayah Inggris dan melakukan bisnis di negara-negara Barat.

Miliarder kelahiran Uzbekistan itu termasuk diantara mereka yang menghadapi sanksi atas invasi Rusia ke negara tetangganya, Ukraina. Itu karena Usmanov bukan orang kaya biasa di Rusia. Dia memiliki kedekatan dengan Presiden Vladimir Putin. Ini sama kasusnya dengan Abramovich.

Usmanov disebut-sebut sebagai oligarki pro Kremlin yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Presiden Putin. Dia dianggap sebagai salah satu pengusaha Rusia yang dipercayakan mengurus aliran keuangan, yang posisi mereka tergantung pada kehendak Presiden Putin.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa pria berusia 68 tahun itu secara aktif mendukung keputusan Rusia secara material maupun finansial saat melakukan aneksasi Crimea dan destabilisasi Ukraina pada 2014. Dia juga dianggap secara aktif mendukung kebijakan pemerintah Rusia tentang invasi ke Ukraina.

Bagi sepakbola Inggris, Usmanov bukan sosok asing. Selama ini dia dikenal sebagai teman dekat pemilik Everton, Farhad Moshiri. Dia merupakan pemegang saham mayoritas MegaFon. Itu adalah perusahaan pemilik saham The Toffees. 

MegaFon dan perusahaan smartphone asal Rusia, Yota, adalah sponsor utama tim sepakbola wanita The Toffees. Dua perusahaan itu masih bersaudara.

Usmanov juga merupakan pendiri perusahaan induk, USM, yang telah menjadi sponsor tempat pelatihan Finch Farm Everton sejak 2017. Mereka juga menawarkan opsi hak penamaan senilai 30 juta pounds (Rp 572 miliar) untuk stadion baru Everton yang diusulkan klub yang akan dibuka menjelang musim 2024/2025.



Sebelum Everton, Usmanov identik dengan Arsenal. Itu karena pada Agustus 2007, dia mengakuisisi 14,58 persen The Gunners bersama Moshiri. Dia membeli saham yang sebelumnya dimiliki David Dein. Tapi, Dein ditunjuk sebagai CEO Red and White Holdings, yang merupakan perusahaan induk Usmanov dan Moshiri.

Lalu, 28 September 2007, diumumkan bahwa Red and White Holdings telah meningkatkan kepemilikan sahamnya menjadi 23 persen. Itu menjadikan Usmanov dkk pemegang saham terbesar kedua di klub di belakang Danny Fiszman dengan 24 persen. Tapi, pada 15 Februari 2008, saham Usmanov meningkat jadi 24 persen. Dan, puncaknya pada 16 Februari 2009 dengan 25 persen.

Tapi, usaha Usmanov menambah saham Arsenal terhalang Stan Kroenke. Pengusaha Amerika Serikat (AS) itu juga agresif dan berhasil meningkatkan sahamnya di klub menjadi lebih dari 62 persen pada April 2011 setelah membeli Fiszman dan Lady Bracewell-Smith. Itu menjadikan mereka pemegang saham mayoritas. 

Karena saham Kroenke telah meningkat di atas 30 persen, dia wajib mengajukan penawaran untuk membeli sisa saham Arsenal. Usmanov menolak untuk menjual. Dia meningkatkan saham Arsenal miliknya melebihi 29 persen pada Juni 2011. Dan, pada Oktober 2013, dia memiliki lebih dari 30 persen saham klub.

Awalnya, Usmanov terus bersikeras menolak menjual sahamnya. Tapi, karena pertarungan internal yang sengit, pada 7 Agustus 2018, dilaporkan bahwa Usmanov telah menerima tawaran sebesar 550 juta pounds (Rp10,5 triliun) untuk menjual sahamnya di Arsenal.

Kini, dengan invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina, Usmanov dipastikan jatuh miskin. Semua asetnya di Inggris, Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia, hingga Jepang dibekukan.