Nomor 3 tukang blunder.
Manchester City terkenal sebagai salah satu klub paling kaya di Liga Premier, maka tidak heran jika rival Setan Merah itu suka membeli pemain-pemain bintang. Namun, di sisi lain Man City memiliki akademi yang cukup bagus.

Akademi Man City adalah salah satu akademi sepakbola paling lengkap, futuristik, dan modern. Itu membuatnya menjadi rumah bagi beberapa talenta paling cerdas di dunia. Bahkan, The Citizens berani mengeluarkan investasi sebesar 200 juta pounds (Rp 3,7 triliun) hanya untuk akademi. Itu artinya, akademi Manchester akan semakin menjanjikan di masa depan.

Hingga sekarang, banyak pemain jebolan akademi Man City  cukup dikenal para pencinta sepakbola dunia meski mereka bermain di klub lain. Tapi, tentu tidak semuanya. Nah, pada catatan itu, mari kita lihat 5 pesepakbola yang ternyata jebolan akademi Man City.

5. Denis Suarez (Barcelona)

Ketika Roberto Mancini mengontrak Denis Suarez pada 2011, pencari bakat di seluruh dunia percaya bahwa Mancini telah merekrut calon playmaker kelas dunia. Barcelona, Chelsea, dan Manchester United semuanya putus asa untuk mendapatkan pemain muda Spanyol itu, setelah dikalahkan oleh The Citizens.

Suarez menunjukkan keterampilan yang luar biasa saat bermain untuk Man City EDS, dan sangat dicintai oleh para fans di klub. Banyak yang memimpikan dia bermain bersama David Silva di lini tengah Man City. Tapi, sayangnya, sulit untuk menembus skuad Man City yang mati-matian mengincar kesuksesan instan.

Meski dinobatkan sebagai Pemain Muda Man City pada 2012, Suarez merasa waktunya sudah habis. Dia kemudian memilih hengkang ke Barcelona pada 2013. Setelah dipinjamkan ke Sevilla pada 2014, Barcelona menjualnya ke Villareal pada 2015 dan memasukkan klausul pembelian kembali dalam kontrak yang mereka aktifkan pada musim panas 2016. mereka  membawanya kembali ke Camp Nou.

Sayangnya, pemain berusia 24 tahun itu belum mengokohkan tempatnya di starting XI Barcelona. Dia sangat jarang masuk starter utama akhir-akhir ini, meski kecemerlangannya dalam menguasai bola mudah terlihat. Dalam 24 penampilan musim ini, dia telah mencetak 3 gol dan 6 assist.



4. Ben Mee (Burnley)

Bek Inggris berusia 28 tahun itu mungkin tidak tampil di Liga Premier untuk Man City, tetapi dia cukup bangga menjadi jebolan akademi mereka. Mee adalah kapten EDS Man City yang memenangkan FA Youth Cup pada 2008. Dia dinilai tinggi oleh Roberto Mancini, dan memasukkannya dalam perjalanan pra-musim Man City ke Amerika Serikat. Dia hanya bermain satu pertandingan untuk Man City dalam pertandingan Piala Carling melawan West Brom.

Masuk ke skuad senior Man City selalu menjadi tujuan Mee, tetapi peluangnya tipis. Dia akhirnya pindah ke Burnley secara permanen pada  2011, di mana dia telah membuat 246 penampilan untuk Burnley di semua kompetisi dan mencetak enam gol. Mee dikenal berani dan tak kenal takut di belakang, memberikan semua yang dia miliki untuk mencegah timnya kebobolan.

3. Loris Karius (Liverpool)

Karius mewakili Jerman U-16 melawan Azerbaijan pada 2009 ketika dia menarik perhatian Man City. Dia diundang ke Inggris, dan kemudian ditandatangani oleh Man City pada Juli 2009. Sayangnya, dia tidak pernah mendekati tim utama.

Dia kemudian kembali ke Jerman bersama Mainz, di mana dia membuktikan dirinya sebagai salah satu kiper terbaik Bundesliga. Dia memiliki musim 2015/2016 yang luar biasa, dan terpilih sebagai penjaga gawang terbaik liga setelah Manuel Neuer. Hal ini membuat Liverpool mengontrak pemain Jerman itu pada musim panas 2016. Dia awalnya kesulitan, dan harus bermain sebagai pengganti Simon Mignolet.

Namun, Karius telah menjadi pilihan pertama Liverpool di bawah Juergen Klopp . Dia perlahan mulai menunjukkan kemampuannya dan mencatatkan 14 clean sheet dalam 27 pertandingan. Dengan usia yang masih 24 tahun, dia memiliki masa depan yang cerah, walau harapan itu pupus setelah kesalahan di final Liga Champions.

2. Kieran Trippier (Tottenham)

Mirip dengan mantan rekan setimnya, Ben Mee, Trippier juga merupakan bagian dari skuad EDS Man City yang tampil sebagai pemenang di FA Youth Cup 2008. Dia merupakan bagian dari skuad utama yang melakukan perjalanan ke AS pada musim panas 2010, dan dia juga tampil melawan Barcelona dalam pertandingan persahabatan.
Namun, dia gagal mewakili tim utama Man City di setiap pertandingan resmi. Ini sebagian besar karena Man City saat itu memiliki dua bek kanan dengan performa terbaik di Liga Premier, yaitu Pablo Zabaleta, dan produk akademi, Micah Richards. Trippier kemudian mengikuti Mee ke Burnley, di mana dia membuat nama untuk dirinya sendiri. Membuat 170 penampilan liga untuk The Clarets. Dia juga mencetak lima gol yang beberapa di antaranya datang dari tendangan jarak jauh.

Dia memiliki musim 2014/2015 yang ajaib, berlari ke sayap kanan untuk Burnley dan melakukan umpan silang berkualitas secara konsisten. Penampilan briliannya dihargai pada musim panas 2015, ketika dia pindah ke Tottenham Hotspur. Dia tampil baik untuk Spurs, dan telah memberikan persaingan ketat untuk sesama bek kanan Serge Aurier. Dalam 32 penampilan di semua kompetisi musim ini, dia telah menyumbang delapan assist. Trippier kini menjadi bagian penting dari kebangkitan Newcastle United.

1. Adrien Rabiot (Paris Saint-Germain)

Sedikit mengejutkan,Adrien Rabiot, yang merupakan salah satu gelandang muda paling menarik di Eropa, pernah menjadi anggota akademi Man City. Rabiot melakukan perjalanan akademi sebanyak enam kali, termasuk akademi Man City, sebelum menetap di PSG, di mana dia kemudian masuk ke skuad utama.

Meski hanya bertahan di Man City selama beberapa bulan pada 2008, tapi dia resmi masuk dalam roaster Man City EDS. Bayangkan betapa berbedanya jika Rabiot bertahan di klub Manchester! Sekarang, pada usia 23 tahun, dia adalah pemain reguler di salah satu tim terkuat di dunia. Dia telah memainkan lebih dari 200 pertandingan untuk PSG  dan telah membantu mereka memenangkan empat gelar liga. Dia juga mendapat panggilan ke tim nasional Prancis dan melakukan debutnya untuk negara itu pada November 2016. Rabiot kini membela Juventus.