Jadi, sebaiknya lanjut, dipecat, atau mengundurkan diri?
Manchester City masih menjadi salah satu klub besar Liga Premier yang belum pernah merasakan trofi Liga Champions. Skuad The Citizens sudah mencoba berkali-kali, dan selalu kandas. Musim lalu di final, musim ini semifinal. Lalu, bagaimana nasib Pep Guardiola?

Man City tersingkir dari Liga Champions 2021/2022 dengan cara dramatis. Unggul 4-3 di leg pertama, sempat memimpin 1-0 di leg kedua, mereka akhirnya menyerah 1-3 lewat dua gol di injury time. Agregatnya 5-6!

Bagi Guardiola, kekalahan dari Madrid adalah pertama kalinya di semifinal Liga Champions bersama Man City sejak 2016. Pasalnya, di Liga Champions musim lalu, dia berhasil membawa Kevin de Bruyne dkk menuju final, sebelum akhirnya ditumbangkan oleh Chelsea.

Sementara dalam karier kepelatihannya, itu adalah kekalahan keenam di babak empat besar. Catatan tersebut membuatnya menyamai rekor buruk Jose Mourinho sebagai pelatih yang paling sering kalah di semifinal.

Dan, kekalahan terbaru membuat posisi Guardiola sebagai pelatih Man City terancam. Pasalnya, target utama penguasa Abu Dhabi yang dibebankan kepada Guardiola adalah Liga Champions. Meski berkali-kali menjuarai Liga Premier, bagi Sheikh Mansour, trofi Eropa adalah yang utama.

Apalagi, untuk menunjang misi berjaya di Liga Champions, City Football Group telah menggelontorkan banyak dana untuk membeli berbagai jenis pesepakbola kelas dunia sejak Guardiola datang pada 2016.

"Dewan direksi perlu mengevaluasi kembali (posisi Guardiola). Kami membutuhkan pelatih yang menang di level ini. Kami telah melakukan segalanya di level domestik. Tapi, kami tidak bisa melakukannya di Liga Champions," kata salah satu pendukung Man City kepada talkSPORT. 

Meski di Liga Premier Man City masih berada di puncak klasemen, kekalahan dari Madrid bisa memukul mental para pemain. Bahkan, bukan tidak mungkin The Citizens akan disalip Liverpool di tikungan terakhir. Sebab, mereka hanya berselisih satu poin.



"Kami butuh satu atau dua hari (untuk menerima kekalahan). Tapi, kami akan bangkit. Kami akan bangkit," ucap Guardiola, dikutip BBC Sport.

"Kami akan melakukannya, dengan orang-orang kami. Kami melakukan semua yang kami bisa. Kami sangat, sangat dekat, tapi pada akhirnya kami tidak bisa melakukannya," tambah pelatih yang mempersembahkan semua piala untuk Barcelona itu.



"Saya pernah mengalami kekalahan buruk di Liga Champions sebelumnya. (Seperti) Barcelona melawan Chelsea ketika kami memainkan dua pertandingan luar biasa dan tidak bisa mencapai final. Tapi, ya, itu sulit. Kita tidak bisa menyangkalnya," pungkas Guardiola.