Sebuah usaha yang sebetulnya tidak masuk akal.
Timnas Peru akan menghadapi  Timnas Australia di Stadion Ahmad bin Ali di Al Rayyan, Qatar, pada Selasa (14/6) dini hari WIB. Laga ini merupakan play-off Interkontinental guna memperebutkan satu tiket ke putaran final Piala Dunia 2022 yang akan digelar di Qatar.

Laga itu bukan cuma jadi medan perjuangan sebelas pemain di atas lapangan hijau. Bukan cuma tentang kehadiran ribuan suporter. Sepakbola di Peru adalah milik semua, milik siapa saja yang menginginkan negara mereka tampil di ajang paling bergengsi di dunia.
 
Tak terkecuali para dukun. Sebanyak 13 dukun Peru berkumpul untuk melakukan ritual khusus yang mereka klaim bisa membantu meringankan langkah Timnas Peru untuk lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar.

Para dukun itu dengan penuh kebanggaan mengenakan jubah Andes warna-warni dan melakukan semacam upacara di lereng bukit di Lima.

"Kami telah melakukan upacara kemenangan Peru. Kami telah memanggil semua dukun di tingkat nasional," kata dukun bernama Walter Alarcon.

Foto-foto tim Australia yang lebih kecil ditusuk dengan pedang pendek oleh salah satu dukun sembari meniup alat musik tradisional yang dikenal sebagai pututo atau caracola.

"Peru akan lolos ke Qatar mengikuti Piala Dunia karena kami telah melihat kegembiraan orang-orang, setelah mengambil tanaman ayahuasca kemarin," imbuhnya.



Ayahuasca sendiri adalah ramuan tanaman halusinogen yang telah lama digunakan oleh suku asli Amazon dalam ritual spiritual dan penyembuhan penyakit-penyakit tertentu.

Terlepas dari hak tersebut, Timnas Peru tercatat telah bermain di putaran final Piala Dunia sebanyak lima kali. Terakhir, tim besutanRicardo Gareca berlaga di Piala Dunia 2018 dimana saat itu mengalahkan Australia 2-0 yang menjadi satu-satunya kemenangan di babak penyisihan grup.

Apakah sejarah akan kembali terulang dengan lawan yang sama? Dan jika Peru benar-benar benang, masuk akalkah kita mempercayai bahwa itu merupakan campur tangan para dukun juga?

Berikan pendapat Anda pada kolom komentar yang tersedia