Alasannya meninggalkan Camp Nou.
Kemunculan striker No.9 dari akademi La Masia adalah hal yang sangat langka dan Barcelona harus membiarkan seorang pemain dengan tipe seperti itu pergi dengan cuma-cuma.

La Masia adalah akademi yang bagus, tetapi paradoknya tidak menghasilkan banyak striker menonjol. Apalagi, nomor sembilan yang rata-rata mencetak satu gol dalam setiap pertandingan di level junior.

Beda misalnya dengan gelandang mungil dan penyerang kreatif, yang mana banyak bermunculan dari akademi Barcelona.

Maka, ketika Barcelona duduk bersama dengan Iker Bravo dan agennya untuk membahas kontrak pemain berusia 16 tahun itu pada musim panas 2021, mereka tahu betul sebenarnya harus mempertahankan pemain nomor 9 itu.

Seperti banyak yang telah terjadi di Barcelona dalam beberapa tahun terakhir, klub Catalunya gagal meyakinkan talenta muda itu untuk bertahan di Camp Nou.

Setahun kemudian, Bravo melakoni debut profesionalnya malah di Bundesliga bersama Bayer Leverkusen. Penampilannya cukup mengesankan untuk bisa mendapatkan tempat dalam pramusim bersama tim utama Bundesliga itu jelang 2022/2023.



Meskipun Barcelona mulai kembali gencar mempromosikan jebolam akademi mereka dalam beberapa musim terakhir, jalan yang sama justru tampak tidak bisa dilalui oleh Bravo, maka tak mengherankan jika keputusannya adalah hengkang.

Dia dan keluarganya melakukan pembicaraan dengan harapan agar bisa bertahan di klub, di mana dia telah menjadi bagian di dalamnya sejak usianya masih sangat belia, yakni lima tahun. 

Ironisnya, di tengah perbaikan situasi finansial, Barcelona justru tidak dapat memperoleh keuntungan dari kepergian Bravo. Seperti banyak pemain muda dalam permainan modern, Bravo menyadari bahwa sepakbola Jerman dapat menawarkan jalan yang dia inginkan, dan dia telah membuktikan hal tersebut.

Dua penampilannya di tim utama - satu di liga dan satu di DFB-Pokal - adalah hadiah untuk musim yang ditandainya dengan torehan 10 gol dalam 17 pertandingan resmi bersama tim junior.

"Bukan rencananya untuk melakukan debutnya musim ini," Alberto Encinas, asisten pelatih Leverkusen yang sebelumnya bekerja di La Masia, mengatakan kepada GOAL tentang kampanye debut Bravo.

"Sekarang, dia akan memulai pramusim bersama kami dan masuk ke ruang ganti (tim utama) secara resmi. Akan sangat bagus baginya untuk dekat dengan tim utama," tuturnya.

"Dia memiliki profil pemain yang cukup lengkap," lanjut Encinas. "Dia bukan hanya pencetak gol. Dia, tentu saja, memiliki kemampuan finishing dan pergerakan yang bagus di area penalti, tetapi karena kariernya di Barca, dia juga bisa turun lebih ke belakang untuk menjadi pelapis bagi para gelandang."

"Dia memiliki profil ganda - dia bukan hanya seorang striker di area penalti, tapi dia juga bisa menggabungkannya dengan keterampilan lain."

Terlepas dari kesan yang kuat dari debut Bravo di BayArena, statistik mentahnya menceritakan kisah seorang pemain yang jumlah golnya sedikit menurun, meski itu tidak mengejutkan bagi Encinas.

"Saya ingat dia menjadi pemain terkemuka di Barca," kenangnya. "Ketika ada yang tidak beres, dia selalu meminta bola, dan bisa menyesuaikan dirinya sendiri." 

"Tahun ini, dia mengalami lebih banyak pasang surut mental, tetapi itu sangat normal. Dia berusia 17 tahun dan telah mengalami perubahan penting dalam hidupnya, meninggalkan rumah untuk pergi ke negara baru, ke bahasa baru, ke budaya yang berbeda, ke cara bermain yang beda. Normal jika dia mengalami sedikit kesulitan."

"Di Barca, dia lebih dominan karena tim bermain dengan lebih banyak menguasai bola, namun evolusi keseluruhan dalam permainannya di sini positif. Berada di Leverkusen telah membuatnya menjadi pemain yang lebih baik, karena pelatih telah menempatkannya dalam konteks yang berbeda, dan terkadang membuatnya sedikit tidak nyaman, tetapi itu membuatnya belajar dari situasi permainan baru."

Bravo tentu saja mampu menunjukkan beberapa keterampilan yang telah dipelajarinya bersama Spanyol di Euro U-17 baru-baru ini, saat dia memimpin lini depan pasukan negaranya.

Bravo mencetak dua gol dalam tiga pertandingan selama turnamen di Israel, termasuk tendangan voli pertama yang menakjubkan dari jarak 20 yard melawan Turki dalam pertandingan pembukaan timnya. 

"Dia adalah pemain yang memberi Anda, selain finishing, juga kontinuitas permainan," kata pelatih Spanyol U-17, Julen Guerrero, kepada GOAL. "Dia menguasai garis dengan baik, dia kuat, mampu menahan bola dan bermain dengan cepat - dia pemain yang bisa memberi kami banyak hal. Kami tahu itu dan tim juga tahu."

Barcelona juga mengetahuinya, namun mereka tidak bisa membujuk salah satu permata mereka yang lebih langka untuk bisa bertahan. Pemain seperti Iker Bravo mungkin tidak akan muncul lagi dari La Masia setidaknya dalam waktu dekat.