Itu sebabnya laga Liga Champions kedua raksasa kaya itu paling ditunggu.
Sempat tertunda karena pandemi Covid-19, jadwal pertandingan leg kedua babak 16 besar  Liga Champions 2019/2010 akan segera dimulai.

Partai pembuka mempertemukan dua kesebelasan besar antara Manchester City dan Real Madrid. Pasukan Pep Guardiola bertindak sebagai tuan rumah pada 8 Agustus 2020 nanti di Etihad Stadium. Akan jadi pekerjaan berat untuk Real Madrid, mengingat anak asuh Zinedine Zidane sempat kecolongan pada leg pertama.

Terlepas dari itu, menariknya adalah, kedua klub masing-masing punya catatan mengesankan. Gelar Liga Premier jatuh pada Liverpool musim ini, dan The Citizens hanya mampu bercokol di tangga kedua dengan 81 poin. Tetapi untuk urusan jumlah gol, Manchester City adalah tim paling produktif di kompetisi Eropa dengan torehan 102 gol, mengalahkan Bayern Munich dengan 100 gol.

Sementara itu Los Blancos datang dengan predikat juara La Liga. Meski tanpa Cristiano Ronaldo, Zinedine Zidane mampu menunjukkan bahwa Real Madrid adalah sebuah tim bukan tentang individu semata.
 
Madrid bermain dengan penuh keseimbangan dan soliditas yang kuat, mulai dari barisan paling akhir, Thibaut Courtois sampai ujung tombak Karim Benzema. Bahkan tanpa superstar asal Portugal itu, Benzema sukses tampil sebagai pencetak gol terbanyak.

Meski secara jumlah gol musim ini Real Madrid hanya mengemas 70 gol, tetapi yang jauh lebih penting, Los Blancos minim kemasukan bola, dengan jumlah kebobolan hanya 25 gol, dibandingkan dengan Manchester City, yang harus memungut bola dari gawang sendiri sebanyak 35 kali.

Itulah sebabnya laga di Staduin Etihad nanti terasa spesial. Kedua tim bukan sekadar berebut untuk memastikan tiket 8 besar. Lebih daripada itu, yang bakal tersaji adalah laga antar kesebelasan dengan lini serang terbaik di Eropa (Manchester City) yang akan menjamu kesebelasan dengan status terbaik di sektor pertahanan  di Eropa (Real Madrid).

Adu Strategi Pep Guardiola Vs Zinedine Zidane

Dua pendekatan berbeda akan dipamerkan masing-masing oleh Pep Guardiola dan Zidane Zidane. Kondisi prima para pemain dari dua kesebelasan sangat menentukan jalannya pertandingan.

Manchester City terlihat jelas sangat garang di depan gawang lawan. City punya stok pemain bagus lengkap dengan insting menyerang dan mencetak gol. Sebutlah Raheem Sterling, winger berusia 25 itu jadi top skor untuk City dengan 20 gol, lalu Sergio Aguero yang mencetak 16, Gabriel Jesus mengantongi 14. Sayang Aguero mungkin absen karena cedera.



Gelandang dan pemain belakang juga tak kalah tajam.  Kevin De Bruyne mengemas 13 gol, diikuti Riyad Mahrez 11 gol, Bernardo Silva dan David Silva masing-masing 6 gol, lalu Phil Foden 5 gol, Rodri Hernandez 3 gol, dan 2 gol atas nama Ilkay Gundogan dan Nicolas Otamendi. Total Pep Guardiola memiliki 13 nama sebagai pencetak gol bergilir.

Sedikit berbeda, hampir semua pemain Real Madrid sebetulnya berkontribusi dalam hal gol, ada sekitar 21 pemain. Hanya Eder Militao dan Brahim Diaz yang gagal mencetak gol.

Benzema memimpin jumlah gol di El Real dengan total 21 gol. Tetapi perbedaannya adalah pencetak gol terbanyak kedua Los Blancos bukan pemain depan atau tengah  melainkan adalah bek, Sergio Ramos dengan 11 gol, baru kemudian lini tengah diikuti oleh Casemiro dan Toni Kroos dengan 4 gol.



Isco dan James Rodriguez, yang dapat dibandingkan dengan De Bruyne dalam hal posisi yang mereka mainkan, masing-masing hanya mencetak 1 gol, sementara Luka Modric menyarangkan 3 gol dan Fede Valverde 2 gol.

Pendistribusiaan gol lainnya, dimainkan oleh nama-nama sebagai berikut: Vinicius Junior dan Marco Asensio 3 gol, Rodrygo Goes , Luka Jovic , Gareth Bale dan Lucas Vazquez 3 gol, lalu Eden Hazard dan Mariano Diaz yang hanya mencetak 1 gol.

Sekali lagi dalam urusan jumlah gol, anak asuh Pep Guardiola jauh di atas anak buah Zidane.  Untuk lolos dari jerat, Real Madrid perlu mencetak gol lebih banyak sembari memastikan tidak kebobolan.

Sementara Manchester City yang secara statistik kalah dalam hal mempertahankan gawang dari Real Madrid mesti merancang strategi yang tepat untuk bisa tetap ganas di depan tapi tidak teledor di belakang.