Dia dikenal sebagai polyglot, yaitu orang yang menguasai banyak bahasa. Berapa bahasa? Banyak!
Miralem Pjanic sudah diresmikan menjadi pemain Barcelona. Playmaker Bosnia-Herzegovina itu datang ke Camp Nou dari Juventus dalam transaksi yang melibatkan Arthur Melo.

Pjanic diikat kontrak 5 tahun. Barcelona mengeluarkan 60 juta euro plus 5 juta lainnya dalam bentuk bonus. Transfer Pjanic ke Barcelona sebenarnya dilakukan pada 29 Juni 2020. Tapi, kepindahan mantan pemain Olympique Lyon tersebut sempat tertunda akibat terpapar Virus Corona.

Setelah pulih dari Covid-19 dan dua pekan mengisolasi diri, Pjanic akhirnya tiba di Barcelona pada Kamis (10/9/2020) malam waktu setempat. "Ini adalah hari yang spesial dan saya sangat senang. Saya tidak sabar bertemu teman-teman setim. Saya sangat ingin memulai musim yang baru," ujar Pjanic, dilansir Sport.

"Saya harap bisa membantu tim meraih banyak gelar. Saya siap dan akan melakukan yang terbaik untuk klub ini. Saya sehat dan sudah pulih. Saya di rumah saja selama dua minggu dengan menjaga kondisi. Sekarang, saya benar-benar ingin bertemu dengan tim," tambah pemain yang dianggap bisa menjadi seperti Xavi Hernandez tersebut.

Dengan dengan pengalaman dan reputasi yang dimiliki, Ronald Koeman bisa berharap banyak pada Pjanic. Keberhasilan membantu La Vacchia Signora menjuarai Serie A 2016/2017, 2017/2018, 2018/2019, 2019/2020 bisa membuat suporter Barcelona sedikit tenang. Diyakini, Pjanic akan membantu Lionel Messi kembali ke performa terbaik.

Berikut ini 6 fakta menarik terkait pemuda kelahiran 2 April 1990 tersebut:

1. Pengungsi Bosnia-Herzegovina di Luksemburg

Pjanic lahir di Tuzla, Bosnia-Herzegovina, dari ayah, Fahrudin, dan ibu, Fatima. Saat Perang Balkan pecah, keluarganya mengungsi ke Luksemburg. Diterima dengan baik, Pjanic kecil tumbuh dan menerima pendidikan ala Luksemburg. Bakat sepakbolanya diturunkan dari sang ayah, yang pernah menjadi pemain amatir di era Yugoslavia. Saat kecil, Pjanic sering melihat ayahnya bermain sepakbola.

Pada usia 7 tahun, ayahnya menemukan fakta bahwa dia memiliki ketertarikan kepada sepakbola. Lalu, dia mengizinkan putranya untuk bergabung dengan klub lokal, FC Schifflange 95.

Selama bermain untuk tim remaja Schifflange, Pjanic mampu menarik minat beberapa klub Belgia, Belanda, hingga Jerman. Tapi, dia justru setuju bergabung dengan FC Metz di Prancis pada 2004. Pjanic direkomendasikan mantan pemain Luksemburg, Guy Hellers, kepada Metz.

2. Mengawali karier profesional di Prancis

Pjanic bergabung dengan Metz pada usia 14 tahun dan menghabiskan sekitar 3 tahun di akademi. Pada musim 2005/2006, dia bermain di tim U-16 yang memenangkan kompetisi nasional U-16. Setelah musim tersebut, dia menandatangani kontrak 5 tahun dengan klub.



Setelah membuat debut profesional pada usia 17, 18 Agustus 2007, dalam sebuah pertandingan Ligue 1 melawan Paris Saint-Germain, Pjanic menjelma menjadi pemain pennting. Pada 6 Juni 2008, Pjanic dan Metz mencapai kesepakatan dengan Olympique Lyon untuk transfer 7,5 juta euro. Bersama Lyon, Pjanic mendapatkan label "The Next Juninho Pernambucano".

3. Dijuluki Il Piccolo Principe (Pengeran Kecil) oleh Francesco Totti

Bergabung dengan AS Roma membuat Pjanic belajar langsung dari sang maestro, Francesco Totti. Selama waktunya bersama Roma, Pjanic dianggap sebagai salah satu gelandang muda paling menjanjikan di generasinya. Dia termasuk dalam daftar 100 Pemain Muda Terbaik Dunia 2010 versi Don Balon.



"Dia Pangeran Kecil kami. Saya selalu menyukainya karena cara dia bermain mirip dengan saya. Saya juga memiliki hubungan yang sangat baik dengannya.  Tidak ada pemain yang pantas menggantikan saya di masa depan selain Pjanic," ujar Totti saat itu, dikutip La Repubblica.

Saat itu, dia menjadi gelandang di Roma yang memiliki operan paling sukses, yaitu 92,4%. Akibatnya, Juventus datang dengan proposal transfer 32 juta euro pada 13 Juni 2016. Di Turin, dia bermain di jantung serangan Juventus. Pjanic ikut menjadi pemain yang membantu La Vecchia Signora merajai Serie A.

4. Menguasai 6 bahasa

Pengalaman hidup sebagai pengungsi membuat Pjanic harus berjuang untuk hidup layak. Selain bermain sepakbola, dia juga sangat senang mempelajari bahasa asing. Selain Bahasa Bosnia, Pjanic sangat memahami 5 bahasa lainnya. Sebut saja Bahasa Luksemburg, Prancis, Italia, Jerman, dan Inggris. Dengan bermain di Barcelona, Pjanic tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk segera menguasai Bahasa Spanyol dan Katalunya.

5. Sarjana dari Universitas Sarajevo

Pjanic sangat sadar bahwa pendidikan lebih panting dari sepakbola. Karena itu, ayahnya meminta dia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Luksemburg. Setelah lulus SMA, Pjanic ternyata memiliki cita-cita melanjutkan ke universitas. Hasilnya, di sela-sela kesibukan bermain sepakbola, dia menyempatkan diri belajar di University of Sarajevo. Bersama Emir Spahic dan Edin Dzeko, Pjanic mengambil jurusan Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Dia lulus dan memiliki gelar sarjana!

6. Membela timnas Luksemburg di level junior

Karena menghabiskan masa kecil di Luksemburg, Pjanic memenuhi syarat untuk membela tim nasional Luksemburg. Dia terpilih mewakili Luksemburg di Euro U-17 2006. Saat itu, Luksemburg secara otomatis lolos sebagai tuan rumah. Dia mencetak satu-satunya gol Luksemburg di turnamen tersebut. Pada tahun yang sama, dia mencetak 4 gol dalam pertandingan melawan Belgia, yang berakhir imbang 5-5.

Setelah puas bersama skuad junior Luksemburg, Pjanic memutuskan bermain untuk Bosnia-Herzegovina. Semuanya berawal dari wawancara dengan sebuah media Bosnia pada 2008. Ketika itu, dia mengaku tertarik bermain untuk negara tempat leluhurnya.

Akhirnya, para pejabat di Asosiasi Sepakbola Bosnia-Herzegovina (BiHFA) memanggil Pjanic ke tim U-21. Tapi, Pjanic tidak memiliki paspor Bosnia sehingga membutuhkan persetujuan FIFA untuk mengganti kewarganegaraan. Setelah melalui proses yang panjang, selama delapan bulan, Pjanic akhirnya mendapatkan paspor Bosnia. Saat itu, dia dibantu Zeljko Komsic, yang merupakan anggota Dewan Kepresidenan Bosnia.

Pjanic memulai debut untuk Bosnia pada 20 Agustus 2008. Saat itu, timnya kalah 1-2 dari Bulgaria. Lalu, pada 3 Maret 2010, dia mencetak gol internasional senior pertamanya dalam kemenangan 2-1 atas Ghana di Sarajevo. Bersama Bosnia, Pjanic tampil di Piala Dunia 2014. Hingga hari ini, dia memiliki 92 caps dan 15 gol.