Tiga pemain diambil. Masalahnya, tidak ada satu pun yang dimainkan selama bermukim di Anfield. Lalu apa tujuannya.
Pada musim panas 2007 atau beberapa pekan setelah mencapai final Liga Champions, Liverpool mengambil keputusan mendatangkan tiga pemain Hugaria sekaligus. Masalahnya, tidak ada satu pun yang dimainkan selama bermukim di Anfield.

Hungaria pernah menjadi kiblat sepakbola di Eropa masa lalu lewat kehebatan sejumlah talenta top seperti Laszlo Kubala, Ferenc Puskas, hingga Sandor Kocsis. Pada eranya, mereka layaknya Cristiano Ronaldo bagi Portugal atau Lionel Messi untuk Argentina pada zaman sekarang.

Ketika memasuki era modern, julukan Magical Magyar yang pernah disandang lenyap tak berbekas. Sempat ada Gabor Kiraly, Zoltan Gera, serta Balazs Dzsudzsak. Tapi, level para pemain tersebut sangat jauh dari Kubala, Puskas, atau Kocsis.

Harapan untuk melihat kembali sepakbola Hungaria yang disegani dunia sempat muncul pada 2007 ketika manajemen Liverpool memutuskan merekrut tiga talenta terbaik sekaligus. Mereka adalah Peter Gulacsi, Andras Simon, dan Krisztian Nemeth. Ketiganya bergabung pada musim panas dari MTK Budapest.

Gulasci dipinjam 1 musim dan dikontrak pada 2018 hingga 2013. Sementara Simon dan Nemeth dikontrak hingga 31 Juni 2010. "Sungguh menakjubkan. Saat itu Januari ketika mereka mengundang saya ke Melwood (untuk pertama kalinya). Saya tidak percaya," kata Simon beberapa tahun kemudian tentang pengalaman pertama ke Inggris, dilansir Planet Football.

"Itu adalah tim yang sangat besar dan ketika mereka memberi tahu saya bahwa saya dapat pergi ke sana, saya tidak dapat berbicara. Di musim panas saya pindah ke sana bersama Krisztian dan itu membuatnya lebih mudah. Saya memiliki seseorang yang sudah saya kenal," tambah pemain yang beroperasi di lini depan.

Kepergian ketiga pemain ke Liverpool membuat Hungaria gempar. Sejumlah stasiun televisi sampai harus membuat acara siaran langsung proses keberangkatan dari Budapest hingga tiba di Liverpool. 

"Pergi dari Hungaria ke Liverpool adalah hal yang sangat besar bagi kami dan bagi Hungaria. Klub sangat membantu. Rafa (Rafael Benitez) selalu baik kepada kami dan itu adalah hal yang sangat besar bagi kami. Kami selalu melihat para pemain hebat ini di TV dan tiba-tiba kami bisa pergi ke sana dan berlatih bersama mereka," ungkap Simon.

"Saya sudah menandatangani kontrak. Tapi, tetap saja saya masih tidak percaya. Saya sangat termotivasi. Saya tidak dapat menjelaskan betapa bahagianya saya saat itu dan saya tidak akan mengubahnya untuk apa pun. Jika saya berada di posisi yang sama lagi, tidak ada yang bisa meyakinkan saya untuk pergi ke tim ini atau tim itu sebagai gantinya," lanjut pria kelahiran 30 Maret 1990 itu.

Hal yang kurang lebih sama juga disamapaikan Nemeth. Sama seperti Simon, dia juga striker. Pemain yang sekarang berada di Amerika Serikat untuk membela Columbus Crew di MLS tersebut juga mengaku sangat bangga dikontrak The Reds.

"Saya memiliki beberapa tim yang menginginkan saya. Saya mulai bermain di Hungaria dan Liverpool datang untuk menonton saya beberapa kali. Jadi, begitulah saya mendengarnya. Agen saya menelepon saya pada hari ketika Liverpool memainkan final Liga Champions dan mengatakan mereka akan membuat penawaran. Saya tidak akan pernah melupakan itu" kata Nemeth.

"Saya belum pernah ke Liverpool sebelumnya. Itu pertama kalinya. Saya membutuhkan waktu 1 tahun untuk belajar Bahasa Inggris. Saya tidak dapat berbicara Bahasa Inggris sama sekali sehingga bulan-bulan pertama sulit. Tapi, semua orang ramah dan membantu kami memiliki guru Bahasa Inggris," beber Nemeth.

Sayang, bulan madu mereka berlangsung singkat. Tidak bisa Bahasa Inggris menjadi titik kunci kegagalan trio Hungaria itu. Mereka harus berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang merepotkan.

Kondisi semakin tidak menguntungkan saat cedera yang tidak terduga datang. Simon dan Nemeth cedera pada waktu yang bersamaan. Itu aneh. Tapi, faktanya memang seperti itu. Simon dan Nemeth harus menunggu beberapa bulan untuk bermain setelah sembuh. Sialnya, itu bukan laga tim utama, melainkan Liverpool Reserves.

Entah kebetulan atau tidak, apa yang dialami Simon dan Nemeth di lini depan ternyata sama seperti Gulacsi di lini belakang. Sebagai penjaga gawang, The Reds era tersebut sangat mengandalkan Pepe Reina sebagai pilihan utama dan Brad Jones sebagai cadangan. Akibatnya, Gulacsi hanya duduk di bench ketika Jones dipanggil membela tim nasional Australia.



Tanpa mereka sadari, waktu telah berlalu dengan cepat. Gulacsi harus rela dipinjamkan tiga kali selama 4 tahun di Anfield. Dia membela Hereford United pada 2009, Tranmere Rovers (2010), dan Hull City (2011/2012). Dia dilepas pada 7 Juni 2007 ke Red Bul Salzburg.

Apa yang dialami Gulacsi sama persis dengan Simon dan Nemeth. Tanpa memiliki jam terbang di Liga Premier, Simon dipinjamkan ke Spanyol untuk bermain di Segunda Division bersama Cordoba selama satu musim (2009/2010). Sementara Nemeth dibuang ke Blackpool dan AEK Athens.

"Dari Blackpool saya dipinjamkan ke AEK. Pramusim itu sangat bagus untuk saya dan jika saya memiliki kesabaran mungkin saya bisa bertahan dan bermain di tim utama (LIverpool). Tapi, saya membuat keputusan itu dan saya bahagia di sana. Saya memiliki beberapa kenangan indah dari Yunani. Kamu bisa mengeluh. Tapi, begitulah saya tidak akan mengubah apa pun," ujar Nemeth.

"Mungkin saya tidak ditakdirkan untuk berhasil (di Liverpool). Rafa pergi dan kemudian Roy Hodgson masuk. Banyak pemain asing meninggalkan klub dan jelas bagi saya bahwa saya harus pergi. Olympiakos (Piraeus) membayar uang yang diinginkan Liverpool. Jadi, itulah akhir karier saya di Liverpool," tambah Nemeth.

"Tapi, saya sangat berterima kasih kepada Liverpool. Saya belajar banyak. Begitulah cara saya belajar hidup tanpa keluarga. Itu adalah proses belajar yang luar biasa, saya mengalami pasang surut, tapi tetap positif," pungkas pemilik 37 caps untuk Hungaria selama 2010-2019.