Golden Boy Award adalah penghargaan kepada pemain muda yang dianggap bermain bagus setiap tahun. Ada Mbappe, Balotelli, dan Pato.
Golden Boy Award adalah penghargaan kepada pemain muda yang dianggap bermain bagus setiap tahun. Dimulai 2003, penghargaan ini sudah memiliki banyak pemenang, yang mayoritas adalah pemain depan.

Penghargaan ini dibuat Tuttosport. Awalnya, media olahraga papan atas Italia itu sendirian menyeleksi dan menentukan pemain-pemain muda yang layak mendapatkan penghargaan. Tapi, Tuttosport kemudian bekerjasama dengan beberapa media sejenis di sejumlah negara Eropa.

Menggunakan mekanisme voting, Tuttusport juga mengajak Bild (Jerman), Blick (Swiss), A Bola (Portugal), L'Equipe (Prancis), France Football (Prancis), Marca (Spanyol), El Mundo Deportivo (Spanyol), Ta Nea (Yunani), Sport Express (Rusia), De Telegraaf (Belanda), dan The Times (Inggris). Mereka bisa menominasikan 5 pemain di bawah usia 21 tahun.

Pemain yang pertama kali menerima penghargaan ini adalah Rafael van der Vaart pada 2003. Lalu, Wayne Rooney (2004), Lionel Messi (2005), Cesc Fabregas (2006), dan Sergio Aguero (2007). Setelah menerima penghargaan itu, mereka tetap menjadi bintang selama bertahun-tahun ke depan.

Bagaimana dengan pemain lainnya? Berikut ini 12 peraih Golden Boy Award setelah nama-nama hebat di atas:


1. Anderson



Setelah memenangkan Liga Premier dan Liga Champions pada musim debutnya di Manchester United, Anderson disebut-sebut akan menjadi penerus jangka panjang Paul Scholes. Tapi, pada 2007/2008 terbukti menjadi puncak karirnya di MU. Masa depan gelandang asal Brasil tersebut kemudian dirusak oleh masalah cedera selama 8 tahun di Old Trafford.

Anderson menyelesaikan karier bermainnya di klub Divisi II Liga Turki, Adana Demirspor, dan pensiun pada September 2019 dalam usia 31. Sekarang, dia bekerja untuk klub lamanya di jajaran manajemen.

"Saya akan lebih berhati-hati dengan cedera. Tapi, selain itu, saya tidak menyesal. Saya senang berada di Manchester United. Saya menyukainya. Saya dapat memberi tahu anak-anak saya bahwa saya memenangkan 4 Liga Premier," kata Anderson kepada ESPN pada 2018.


2. Alexandre Pato



Pato dinobatkan sebagai pemenang Golden Boy pada 2009 setelah menikmati awal yang luar biasa dalam kariernya di AC Milan. Tapi, cedera mulai melanda dan striker asal Brasil itu kembali ke negara asalnya pada 2013 sebelum kembali ke Eropa bersama Chelsea dan Villarreal. Dia bergabung dengan klub Liga Super China, Tianjin Quanjian, pada Januari 2017 dan sekarang kembali ke Brasil bersama Sao Paulo. Kabar terbaru menyebut Pato belum memiliki klub.


3. Mario Balotelli



Balotelli adalah bagian dari tim pemenang treble winners bersejarah Jose Mourinho di Inter Milan. Dia pindah ke Manchester City pada 2010 sebelum memenangkan penghargaan Golden Boy Award pada akhir tahun itu. Mantan bintang Arsenal, Jack Wilshere, finish di posisi 2. Tapi, pemain kontroversial Italia tersebut mengklaim bahwa dia bahkan tidak tahu siapa gelandang itu.

"Siapa namanya? Wil? Tidak, saya tidak mengenalnya. Tapi, lain kali saya bermain melawan Arsenal, saya akan terus mengawasinya. Mungkin saya bisa menunjukkan kepadanya trofi Golden Boy Award dan mengingatkannya bahwa saya memenangkannya," ujar Balotelli saat itu.

Pelatih Man City, Roberto Mancini, akhirnya bosan dengan kelakuan Balotelli di luar lapangan. Striker itu dikirim ke AC Milan pada 2013. Setelah mengalami bencana dengan Liverpool pada 2014/2015, dia mencoba membangun kembali kariernya di Prancis sebelum bergabung dengan klub kota kelahirannya, Brescia, pada 2019. Sekarang, Balotelli tanpa klub.


4. Mario Goetze



Goetze tampaknya ditakdirkan untuk menjadi hebat setelah membantu Borussia Dortmund asuhan Jurgen Klopp memenangkan gelar Bundesliga berturut-turut. Pemain Jerman itu menyelesaikan kepindahan 31,5 juta pounds ke klub rival berat Dortmund, Bayern Muenchen, pada 2013. Tapi, dia gagal mendapatkan tempat di bawah Pep Guardiola.

Gagal di Bayern, Goetze memutuskan kembali ke Signal Iduna Park. Hanya bertahan 4 tahun, kontraknya tidak diperpanjang. Setelah sempat menjadi pengangguran, Goetze kini bermain untuk PSV Eindhoven di Eredivisie.


5. Isco

Isco menjadi terkenal saat Manuel Pellegrini melatih Malaga. Dia memenangkan persaingan dengan  Stephan El Shaarawy untuk memenangkan Golden Boy Award 2012. Penampilannya menarik perhatian beberapa klub besar Eropa dan sang gelandang bergabung dengan Real Madrid pada 2013. Meski bukan starter yang dijamin selalu ada di lapangan, Isco telah memenangkan La Liga dan 4  Liga Champions selama 7 tahun di Estadio Santiago Bernabeu.


6. Paul Pogba



Pogba meninggalkan Manchester United ke Juventus pada 2012 untuk mencari sepakbola tim utama. Keputusan tepat setelah dirinya memenangkan Golden Boy Award 2013. Selama 4 tahun di Italia, Pogba berkembang menjadi salah satu gelandang terbaik di dunia. Dia membantu Juventus memenangkan 4 Serie A dan 2 Coppa Italia.

MU harus menghabiskan 89 juta pounds untuk membawa Pogba kembali ke Old Trafford 2016. Pogba menjelma menjadi pemain yang semakin matang. Dia juga menjadi tulang punggung Prancis saat memenangkan Piala Dunia 2018.


7. Raheem Sterling



Sterling mengumumkan dirinya kepada dunia dengan serangkaian penampilan luar biasa untuk Liverpool ketika The Reds nyaris kehilangan gelar Liga Premier 2013/2014. Pemain sayap itu kemudian bergabung dengan Manchester City seharga 50 juta pounds pada 2015. Tapi, dia mengalami musim debut yang sulit di Etihad Stadium.

Kini, di bawah bimbingan Pep Guardiola, dia menjadi salah satu penyerang paling berbahaya di Liga Premier dalam beberapa musim terakhir. Dia ikut menjadi pemain yang menentukan gelar Liga Premier The Citizens.


8. Anthony Martial



Manchester United menghabiskan 36 juta pounds untuk penyerang yang relatif belum terbukti pada 2015. Kritikus menyebut itu pembelian panik. Lalu, Martial membuktikan bahwa orang-orang yang ragu itu salah besar. Dia membuktikannya dengan Golden Boy Award pada tahun tersebut. Hingga hari ini pemain asal Prancis itu masih betah di Old Trafford.


9. Renato Sanches

Setelah membantu Portugal memenangkan Euro 2016, tidak mengherankan jika Renato dinobatkan sebagai pemenang Golden Boy akhir tahun itu. Gelandang muda itu juga telah menyelesaikan kepindahan ke Bayern Muenchen. Tapi, dia gagal memenuhi ekspektasi di Jerman.

Renato  mengalami masa pinjaman yang buruk di Swansea City dan akhirnya dijual ke klub Ligue 1, Lille, pada 2019. Di situ dia telah menemukan kembali bentuk terbaiknya.

"Semuanya sudah berlalu sekarang. Sekaranglah saatnya saya harus menebus diri saya sendiri. Saat itulah saya harus menunjukkan kepada semua orang sepak bola terbaik saya - keluarga saya dan orang-orang yang telah banyak membantu saya," kata Renato kepada L'Equipe pada Februari 2020.


10. Kylian Mbappe



Mbappe muncul dengan Monaco. Tapi, dia sudah setuju untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain dengan 180 juta euro. Dia memenangkan penghargaan tersebut pada 2017 dan sekarang dirinya terus berkembang semakin kuat di Ligue 1. Pemain internasional Prancis itu juga membawa negaranya meraih kesuksesan Piala Dunia pada 2018. Dia menjadi remaja pertama sejak Pele yang mencetak gol di final.


11. Matthijs de Ligt



De Ligt finish di depan Trent Alexander-Arnold dari Liverpool pada Golden Boy Award 2018. Dia menjadi bek pertama dalam sejarah yang memenangkan penghargaan tersebut. Pria asal Belanda itu kemudian menjadi kapten Ajax Amsterdam untuk meraih gelar ganda domestik pada 2018/2019 plus mencapai semifinal Liga Champions.

Kemudian, Juventus memenangkan perlombaan untuk mendapatkan tanda tangannya pada 2019. Tapi, pemain berusia 20 tahun itu mengalami musim debut yang tidak konsisten di bawah Maurizio Sarri. Musim ini, bersama Andrea Pirlo, De Ligt berkutat dengan cedera di awal-awal musim.


12. Joao Felix



Felix menikmati musim terobosan luar biasa di Benfica dan menjadi penerima penghargaan ini pada 2019. Pemain internasional Portugal itu menelan biaya 113 juta pounds saat hijrah ke Atletico Madrid pada musim panas tahun lalu. Tapi, dia mengalami awal yang sulit untuk kariernya di Estadio Wanda Metropolitano.

"Dia memulai dengan sangat antusias. Dia mengalami dua cedera yang membuatnya keluar dari kontinuitas itu. Mudah-mudahan dia sampai di tempat yang dia inginkan. Itu adalah konsekuensi dari ke mana seseorang ingin pergi. Jika dia ingin pergi jauh, dia bisa," kata Diego Simeone kepada beIN Sports pada Maret 2020.