Dia kehilangan 19 rekan setim pada sebuah kecelakaan pesawat tragis.
Alan Ruschel memenuhi mimpinya menjadi pesepakbola profesional dua kali: ketika dia melakukan debutnya untuk Juventude sebagai remaja pada tahun 2008 dan kemudian, sembilan tahun setelah itu ketika ia bermain untuk Chapecoense melawan Barcelona dalam 
pertandingan persahabatan di Camp Nou.

Ruschel berjalan keluar dari lapangan di Camp Nou malam itu dengan tepuk tangan meriah dari 65.000 penggemar yang hadir. 




Tepuk tangan yang dimaksudkan untuk peristiwa yang melibatkan dirinya sembilan bulan sebelumnya, pada 28 November 2016 ;  Ruschel  menjadi salah satu dari hanya tiga pemain klub liga Brasil, Chapecoense yang selamat dari kecelakaan pesawat yang menewaskan 71 orang.

Selamat dari Kecelakaan Pesawat

Chape waktu  melakukan perjalanan ke Kolombia untuk bermain melawan Atlético Nacional di final Copa Sudamericana. Laga itu merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah kedua klub, tetapi rivalitas berubah menjadi penderitaan.

Pesawat itu jatuh dalam perjalanan ke Medellín dan 19 pemain, 20 jurnalis, 14 anggota staf pelatih, tujuh anggota awak, sembilan ofisial klub dan dua tamu tewas. Hanya enam orang yang selamat: tiga pemain, satu jurnalis, dan dua awak. Dan Ruschel adalah salah satunya.

"Saya ingat semua yang terjadi," katanya. “Kami bersenang-senang di bandara sebelum penerbangan. Di pesawat, beberapa orang sedang  bernyanyi, bermain kartu. Ada seseorang yang tidak saya kenal di sisi saya, jadi Jakson Follman [orang yang selamat lainnya] mengajak saya untuk duduk di sebelahnya di tengah pesawat. Itu menyelamatkan hidup saya. Saya berterima kasih kepada Tuhan untuk ini. Saya hidup karena ajakan Follman.”

Ketika Ruschel berbicara tentang kecelakaan itu, ia tidak bisa menyembunyikan emosinya. Sebagai orang yang sangat religius, untuk memahami mengapa ia selamat, ia mengatakan bahwa Tuhan telah begitu baik.

Seperti yang tertulis di tatonya: “Dalam hati manusia merencanakan jalannya, tetapi Tuhan menetapkan langkah mereka,” mengutip Amsal 16:9. 

"Saya tidak mencoba memahami mengapa saya selamat dari kecelakaan itu," katanya. “Saya pikir saya akan mengerti suatu hari nanti. Untuk saat ini, saya mencoba menginspirasi orang. Saya menghadapi banyak kesulitan dan saya ingin memotivasi orang melaluinya.”

Mencoba Berkarier Lagi

Di rumah sakit setelah kecelakaan itu, Ruschel menerima dua berita buruk. Pertama, bahwa rekan satu tim yang telah menjadi bagian dari hidupnya telah meninggal. Dan kedua, bahwa ia akan berjuang untuk berjalan lagi dan hampir pasti tidak akan bisa melanjutkan karirnya sebagai pesepakbola.

Tapi Ruschel membuktikan sebaliknya,
"Secara mental, itu sangat sulit," katanya. 

“ Saya ingin berjalan lagi dan saya melakukannya. Kemudian tantangan saya berikutnya adalah mulai berlari. Setelah berlari, saya mulai berpikir untuk bermain sepak bola lagi. Dan, tentu saja, semua orang mempertanyakan apakah saya bisa bermain lagi. Saya bertanya pada diri sendiri pertanyaan yang sama."

Lantas Ruschel mengingat-ingat apa-apa yang telah lalu,“Ketika saya masih muda, saya menghadapi banyak kesengsaraan untuk menjadi pesepakbola. Kami tidak memiliki liburan, ulang tahun atau hari libur dan saya tidur dalam kondisi yang buruk untuk waktu yang lama."

"Tapi seorang pesepakbola juga hidup untuk dirinya sendiri dan keluarganya, karena dia bertanggung jawab untuk menopang mereka semua. Tapi usaha saya, dengan banyak bantuan, membuat saya bermain lagi.”

Pertandingan pertama Ruschel kembali adalah melawan Barcelona. Saat ia berdiri di lapangan di Camp Nou, ia bersyukur masih hidup untuk saat itu, terutama karena itu memberinya kesempatan untuk tetap menghidupkan ingatan rekan-rekannya.

“Saya pergi ke ruang ganti Barcelona dan berbicara dengan banyak pemain, terutama Messi. Saya tidak begitu yakin bahwa saya akan kembali ke performa bagus, tetapi dia mengatakan beberapa hal yang membuat saya mencoba untuk kembali lebih kuat: menjadi juara bersama Chapecoense. 

"Saya juga merasa sama baiknya dalam pertandingan melawan Roma, ketika saya mencetak gol pertama saya. Dan itu sangat istimewa. Kami bertemu Paus. Banyak hal yang terjadi. Itu masih mendorong saya untuk menjadi lebih baik.”

Setelah pertandingan persahabatan itu, Ruschel terus meningkatkan kebugarannya hingga ia bisa kembali ke sepak bola kompetitif. Tidak semua orang memberi semangat. Ia bahkan menghadapi 'perlawanan' di dalam klubnya sendiri.

 “Seseorang – saya tidak akan mengatakan siapa – mengatakan saya bermain di Chapecoense karena klub mengasihani saya. Itu menyakitkan, tetapi juga memotivasi saya untuk menunjukkan bahwa saya cukup baik. Saya tidak pernah ingin dicap hanya sebagai orang yang selamat atau diingat hanya karena kecelakaan itu.”

Ruschel lalu pindah ke Goiás dengan status pinjaman pada 2019 untuk menunjukkan bahwa ia masih mampu menjadi pemain elit. 

“Saya memutuskan untuk bergabung dengan Goiás untuk menguji diri saya sendiri. Saya bermain dengan tim utama dan mencetak gol kedua saya setelah kecelakaan itu. Kami bermain di Serie A dan kami finis di urutan ke-10. Itu adalah musim yang bagus. Saya menjadi percaya diri bermain di level atas, jadi sudah waktunya untuk kembali ke Chapecoense.”

Memenangkan Trofi Bersama Chapecoense

Ruschel bergabung kembali dengan Chapecoense pada awal tahun 2020 dan mengambil alih sebagai kapten tim. Ia memainkan 43 pertandingan musim itu dan membawa klub meraih dua trofi: kejuaraan negara bagian Santa Catarina dan gelar Série B Liga Brasil. Tidak hanya itu gelar nasional pertama Chape tetapi juga membawa mereka kembali ke papan atas.



“Saya seorang yang selamat dari Chapecoense, tetapi juga seorang juara Chapecoense,” kata Ruschel. “Sepak bola adalah ikatan abadi saya dengan klub dan rekan satu tim saya. Kembali ke Chape dan meraih gelar adalah cara saya untuk memberi penghormatan kepada mereka semua.”

Ikatannya dengan klub tidak akan pernah putus. Seperti yang dia katakan, dengan Chapecoense dia tidak akan pernah mengatakan "selamat tinggal"  mungkin hanya "sampai jumpa". Ruschel kini bergabung dengan Cruzeiro dan sekarang dipinjamkan ke América Mineiro.