Secara ekonomi mulai membaik. Tapi, kemampuan teknis mereka kini berkurang drastis.
Barcelona mengumumkan telah berhasil memangkas 145 juta euro (Rp2,85 triliun) dari tagihan gaji mereka musim panas ini. Caranya, melepas beberapa pemain, termasuk Lionel Messi, Antoine Griezmann, Francisco Trincao, Emerson Royal, Junior Firpo, hingga Miralem Pjanic.

Manajemen klub Katalunya itu menganggap diri mereka dalam keadaan berbahaya setelah pandemi Covid-19 dan kepemimpinan Josep Maria Bartomeu yang kacau. Akibatnya, presiden saat ini, Joan Laporta, harus melakukan pemotongan gaji dan melepas pemain.

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada kepergian La Pulga. Tapi, ada sejumlah kepergian lain selain yang diperlukan. Griezmann mengakhiri masa tinggalnya yang penuh bencana di klub dengan kembali ke Atletico Madrid dengan membawa gaji besar bersamanya. Begitu juga beberapa pemain lainnya.

Keputusan itu tentu saja berisiko, khususnya terhadap kekuatan Barcelona musim ini. Pertama, pemain yang sudah pergi digantikan oleh pemain yang kualitasnya lebih rendah. Luuk de Jong dan Memphis Depay adalah pemain bagus. Tapi, mereka tidak akan menyerang pertahanan seperti Messi dan Griezmannn.



Kedua, skuad Barcelona telah dibangun untuk menyeimbangkan buku keuangan, bukan dengan masalah sepakbola yang sebenarnya dalam pikiran pendukungnya. Ini berarti ada kelebihan bek tengah, tapi sangat sedikit opsi pilihan di bek kiri.

Meski akan sulit untuk mengejar Real Madrid, Atletico, atau klub-klub besar lain di Liga Champions; itu adalah pendekatan yang tepat mengingat situasi saat ini yang serba sulit di Camp Nou. 

Beban gaji Barcelona sekarang sebesar 420 juta euro (Rp8,3 triliun). Jumlah itu turun signifikan dari 565 juta euro (Rp11,1 triliun) sebelum perombakan. Artinya, terjadi pengurangan 30% yang snagat berarti. Jadi, lub harus berharap ini merupakan awal dari pemulihan ekonomi.