Kurang dihargai di Madrid, Diaz mencoba peran baru di Milan. Bagaimana hasilnya?
Gelandang serang asal Spanyol, Brahim Diaz, memiliki kemampuan olah bola jempolan. Sejauh yang bisa kita nilai, Diaz belum pernah tampak kurang percaya diri pada kemampuannya sendiri.

Tapi, paradoksnya, Diaz baru sekarang dipercaya tampil di tim utama secara reguler di klub papan atas. Hal yang dia jalani bersama AC Milan dan tidak dia dapatkan saat di Real Madrid. 

Lebih istimewa lagi, Diaz menyumbang gol dalam kemenangan pekan lalu atas Venezia. Kini, suporter Milan berharap Diaz membantu timnya memainkan peran seperti Kaka dulu, saat bertemu Atletico Madrid di Liga Champions, Rabu (29/9/2021) dini hari WIB.

"Kami datang ke sini untuk melihat Brahim!" teriak suporter I Rossoneri.

Yang terbaru, Diaz kembali mencetak gol dalam kemenangan tandang di Spezia, akhir pekan lalu, hanya beberapa menit setelah masuk dari bangku cadangan. Dan, untuk itulah fans Milan benar-benar telah jatuh cinta pada pemilik nomor punggung 10 yang baru dan berusia 22 tahun itu.

Bersama I Rossoneri, Diaz telah menunjukkan perkembangan permainan yang  pesat. Jauh sebelum di San Siro, Diaz pernah diminati oleh Pep Guardiola saat menjadi pelatih Barcelona pada 2011. Minat Guardiola itu baru terjadi saat melatih Manchester City. Pada 2016, dia memberi kesempatan debut pada Diaz dalam pertandingan Piala Liga melawan Swansea City.

Dia sangat dihargai di Etihad Stadium pada saat itu. "Di Liga Premier, kita dapat membandingkannya dengan Eden Hazard. Tapi, dia agak mirip Lionel Messi dalam cara dia menggiring bola," kata mantan rekan setimnya, Edward Francis, dilansir Goal UK.



Guardiola sangat kecewa ketika Diaz menolak kontrak baru dan memutuskan hengkang ke Madrid pada 2019. Diaz diboyong ke Estadio Santiago Bernabeu dengan janji bermain di tim utama. Tapi, yang terjadi malah justru sebaliknya. Diaz hanya mencetak dua gol dalam 21 penampilan di semua kompetisi selama dua musim.

"Madrid tidak memberinya ruang yang dibutuhkan. Dan, di atas segalanya, kepercayaan diri yang dia butuhkan hilang. Dia pemain muda dan dia perlu bermain terus menerus untuk mengeluarkan potensi penuhnya," kata agen Diaz, Pedro Gonzalez, kepada Tuttomercatoweb tahun lalu.

Sebelum memukau publik San Siro musim ini, Diaz telah tampil jauh lebih teratur di musim lalu. Dia membuat 15 penampilan sebagai starter di Serie A dan mencetak empat gol dan tiga assist dalam prosesnya. 

"Musim lalu, kami memainkannya sebagai gelandang. Brahim adalah gelandang serang murni. Dia adalah pemain muda yang punya kepercayaan besar pada kemampuannya sendiri. Tapi dia hanya perlu waktu untuk matang," kata Stefano Pioli kepada Sky Sports Italia.

Memang, terkadang semuanya adalah tentang momen yang tepat, dan bersama dengan Milan semacam benar-benar menjadi berkah tersembunyi bagi Diaz. Mungkin butuh waktu lebih lama dari yang dia harapkan. Tapi, Diaz sekarang adalah seorang trequartista di klub top Eropa dan Diaz menikmati peran barunya itu.