Hanya menghasilkan 13.000 pounds per minggu.
Banyak pesepakbola mengakhiri karier mereka di liga tempat mereka berasal atau sekalian bermain di negeri yang jauh.

Dalam hal ini, penyerang asal Uruguay, Diego Forlan, bukanlah pemain biasa. Setelah malang-melintang di klub-klub top Eropa, Forlan memperkuat klub-klub di liga yang relatif tak terdengar namanya.

Tak cuma itu, Forlan juga mampu membawa kesuksesan untuk tiap klub yang dia bela.

Forlan memenangkan kejuaraan negara bagian di Brasil bersama Rio Grande do Sul di Brasil pada usianya yang ke-34 dan menjadi pencetak gol terbanyak. Dia meneruskan hal itu dua tahun kemudian di Jepang. Kemudian, pada usia 37 tahun, Forlan menikmati musim perebutan gelar di negara asalnya bersama Penarol.

Tak puas sampai disitu, Forlan bermain untuk Mumbai FC, di mana dia hampir memenangkan Liga Super India.

Akhirnya, pada 4 Januari 2018, lebih dari setahun setelah meninggalkan Mumbai, Forlan yang berusia 38 tahun membuat langkah paling aneh dalam kariernya. Dia bergabung dengan Kitchee Sports Club di Liga Premier Hong Kong.

Dan, itu akan menjadi petualangan terakhirnya sebagai pemain. Di klub tersebut, Forlan menghasilkan sekitar 13.000 pounds (Rp 251,2 juta) per minggu.

Salah satu tujuan Kitchee membeli Forlan adalah mendatangkan kejayaan untuk klub, terutama di level asia, dimana pada musim itu mereka baru pertama kali berlaga di Liga Champions AFC. Mereka akan bersaing dengan klub-klub besar dari China, Jepang, dan Korea Selatan.

Pertanyaannya adalah apakah Forlan, yang saat itu berusia 38 tahun dan tanpa klub selama 13 bulan, akan mampu memberikan banyak hal kepada Kitchee?

Forlan dengan sangat percaya diri mengatakan: "Saya terus berlatih sepanjang tahun," katanya. “Tentang (sisi) fisik, itu tidak masalah.”

Dia bahkan mengklaim bisa terus bermain selama beberapa tahun lagi.



Pada akhirnya Forlan hanya bermain sebanyak 13 kali di semua kompetisi dan sukses menggelontorkan 6 gol plus 3 assist.

Peran itu banyak membantu klub berjuluk The Bluewaves itu merengkuh gelar juara Liga Primer Hong Kong. Itu merupakan trofi kedelapan sepanjang sejarah klub.

Istimewanya lagi, Kitchee tak terkalahkan selama satu musim penuh.

Sayangnya, Forlan tak meneruskan karier di klub yang bermarkas di Stadion Mong Kok itu karena Kitchee hanya mengontrak Forlan setengah musim alias 6 bulan dan kontaknya tak diperpanjang.