Bagaimana jika VAR tidak pernah digunakan di sepakbola Inggris? Inilah klasemennya.
Liga Premier secara resmi mulai menggunakan teknologi VAR pada musim 2019/2020. Ini adalah asisten wasit dalam sepakbola yang bertugas meninjau keputusan di lapangan dengan melihat rekaman video.

Tiga musim telah berlalu, pemakaian VAR di Liga Premier telah memberi dampak besar bagi klub dan kompetisi. Awalnya, masih banyak kontroversi yang terjadi maupun kebingungan dari pemain, pelatih, penonton, pengamat, hingga wasit itu sendiri.

Tapi, lambat laun semua berubah. Untuk musim ini kontroversi VAR semakin sedikit. Statistik juga menunjukkan bahwa 25 persen lebih banyak keputusan yang berubah setelah intervensi video.

Lalu, bagaimana jika VAR tidak digunakan di Liga Premier 2021/2022? Chelsea akan tetap berada di puncak. Tapi, dengan tambahan dua poin setelah menang di kandang Liverpool tanpa penalti dan kartu merah yang diberikan Anthony Taylor kepada Reece James.



Di tempat kedua adalah Everton di bawah asuhan Rafael Benitez. Mereka akan mendapatkan tambahan satu poin dari klasemen sebenarnya. Itu berarti hasil imbang atas Leeds United diganti kemenangan melawan Manchester United. Itu karena adanya intervensi VAR dalam kedua pertandingan tersebut.

Selanjutnya, yang cukup mengejutkan adalah keberadaan Brentford asuhan Thomas Franks di posisi ketiga. Mereka naik empat peringkat dari posisi sebenarnya di klasemen asli.

The Bees akan mendapatkan tambahan dua poin. Itu dari hasil imbang 3-3 melawan Liverpool, yang jika tidak ada VAR akan dimenangkan Brentford 3-2. Itu karena adanya intervensi VAR terkait gol Mohamed Salah. Saat itu, bendera off side diangkat sebelum ditinjau ulang di layar monitor.

Setelah Brentford, posisi keempat akan ditempati Manchester City, yang harus kehilangan satu poin dari VAR. Lalu, Liverpool menyusul di belakang The Citizens dengan potongan dua poin VAR. Kemudian, Manchester United, Brighton and Hove Albion, dan Tottenham Hotspur mengikuti.

Untuk posisi paling bawah, Norwich City tetap berada di tempatnya sekarang, posisi 20. Kemudian, Southampton dengan tambahan satu poin VAR berada di posisi 19, diikuti Newcastle United dengan tambahan dua poin ada di posisi 18. Ada juga Burnley di posisi 17 dengan tambahan tiga poin.

Selain gol, VAR juga meninjau ulang pemberian hukuman. Contohnya saat Mike Dean saat mengganti kartu kuning James Ward-Prowse menjadi kartu merah saat Southampton bertemu Chelsea. Jika ditotal hingga pekan ketujuh, VAR telah meninjau pemberian kartu 23 kali. Jumlah itu turun dari 31 kali musim lalu pada periode yang sama.

Jumlah gol yang dianulir VAR juga berkurang. Sejauh ini hanya ada tujuh gol yang ditinjau ulang layar kaca, sementara musim lalu ada 10 gol.

Menariknya, West Ham United menjadi tim dengan paling banyak diuntungkan dengan VAR. The Hammers punya tiga keputusan diubah yang menguntungkan. Sementara Newcastle memiliki empat keputusan VAR yang berubah menjadi merugikan.

Tapi, dari semua klub Liga Premier, Burnley menjadi yang paling terluka. The Clarets menderita penalti melawan Arsenal dan sundulan off side Chris Wood melawan Leicester City. Itu membuat mereka kehilangan tiga poin, yang sebenarnya dapat membawa mereka keluar dari zona degradasi.