Diramal akan sehebat generasi 1992, mereka justru layu. Tidak ada satu pun yang mencapai level tinggi.
Selain generasi 1992, Manchester United juga memiliki beberapa lulusan akademi yang dianggap akan memiliki prospek cerah. Salah satunya generasi 2003, yaitu ketika memenangkan Piala FA Junior 2002/2003.

Setelah menang 2-0 di final leg pertama melawan Middlesbrough, tim satelit Setan Merah itu menutup pertandingan dengan hasil imbang 1-1 di Old Trafford. Mereka menjuarai kompetisi untuk tim junior itu dengan agregat 3-1.

Keberhasilan itu membuat Carrington dilanda euforia. Ramalan demi ramalan tentang prospek para pemain MU U-23 mengemuka. Bahkan, ada yang memprediksi pemain-pemain ini akan menghiasi berbagai pemberitaan media olahraga di seluruh dunia dalam 5-10 tahun.

Tapi, prediksi itu ternyata meleset. Sampai 5, 10, 15, hingga 18 tahun kemudian, tidak ada satu pun pemain itu yang mencapai level Ryan Giggs, David Beckham, atau Paul Scholes.

Berikut ini nasib starting line-up MU U-23 di pertandingan itu, terutama pada leg kedua saat mereka mengangkat piala:


GK: Luke Steele

Steele tidak pernah membuat penampilan tim utama kompetitif untuk MU. Bahkan, dia digunakan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran untuk Tomasz Kuszczak dari West Brom pada 2006.

Penampilan terbaik dari sang kiper adalah saat membela Barnsley. Di sana, dia membuat 227 penampilan dan membantu klubnya mencapai semifinal Piala FA 2007/2008. Setelah The Tykes terdegradasi ke League One pada 2014, dia pindah ke Yunani dan menghabiskan tiga tahun bersama Panathinaikos.

Steele kembali ke ke Inggris pada 2017. Tapi, hanya membuat 19 penampilan di semua kompetisi dengan Bristol City, Nottingham Forest, dan Millwall. Dia kemudian turun ke turnamen non liga pada 2020 dan secara mengejutkan bermain untuk Peterborough Northern Star Reserves dan Jubilee FC sebagai striker, mencetak 15 gol dalam delapan pertandingan.

"Dalam dua pertandingan terakhir saya, kami menang 3-2 dan saya mencetak dua hattrick. Saya dipanggil ke tim utama, tapi liga ditunda karena (Virus) Corona. Jadi, itu membuat frustrasi karena saya tidak mendapatkan kesempatan untuk terus maju. Itu bukan keadaan yang bagus, tapi saya membuat kemajuan, dan saya akan terus melakukannya tahun ini sejauh yang saya bisa, tapi Covid-19  mencegahnya," kata Steele kepada BBC Radio Nottingham pada April 2021.

Pemain berusia 37 tahun itu kembali ke posisi alaminya selama bermain di Notts County sebelum ditunjuk sebagai pelatih klub United Counties League Premier Division North, Deeping Rangers.


RB: Phil Bardsley

Bardsley telah menjalani debut tim utama MU melawan West Brom pada Desember 2003. Setelah itu, dia membuat 17 penampilan lagi. Tapi, setelah masa pinjaman di Royal Antwerp, Burnley, Glasgow Rangers, Aston Villa dan Sheffield United, dia pindah secara permanen pada 2007 untuk menghabiskan enam tahun di Sunderland.

Pemain berusia 36 tahun itu pindah ke Stoke City pada 2014 dan menjadi berita utama karena bersitegang dengan Wayne Rooney pada laga persahabatan. Sekarang, dia masih aktif dan bermain untuk Burnley asuhan Sean Dyche.




CB: Lee Sims

Sims dilepas MU pada 2004 dan kemudian berhenti dari sepakbola profesional setelah percobaan yang gagal di Cardiff City. Sejak itu, keberadaannya menjadi tidak jelas.


CB: Paul McShane

Selain Steele, McShane juga bergabung dengan West Brom pada musim panas 2006. Tapi, tak lama setelahnya, dia bermain bersama Bardsley di Sunderland. Lalu, dia hanya sebentar di West Ham sebelum menandatangani kontrak dengan Hull City. Bersama The Tigers, dia membuat lebih dari 130 penampilan dan tampil di final Piala FA.

Pemain Irlandia itu menghabiskan tiga tahun di Reading sebelum bergabung dengan tim League One, Rochdale, pada 2019. McShane kemudian kembali ke Old Trafford pada 2021 untuk menjadi pemain-pelatih di almamaternya, MU U-23


LB: Lee Lawrence

Setelah membantu MU memenangkan Piala FA Junior, Lawrence merasakan sepakbola di tim utama pertamanya selama masa pinjaman di Shrewsbury Town di Conference.

Bek itu membuat sembilan penampilan dan membantu mereka memenangkan promosi. Tapi, dia mengalami cedera. Itu menggagalkan perkembangannya. Dia kemudian dilepas MU dan  terakhir bermain untuk tim semiprofesional, Wigan Robin Park FC.




RW: Chris Eagles

Selama waktunya di MU, Eagles mencetak satu gol dalam 17 penampilan tim utama dan menjadi headline karena "berurusan" dengan Roy Keane. "Saya ingat ketika Roy Keane meninju Chris Eagles. Dia (Eagles) masih kecil, dan ingin memiliki kebebasan. Itu bagus untuk Eagles," kata Rio Ferdinand kepada podcast VIBE with FIVE pada 2021.

"Roy baru kembali dari cedera. Lalu, dia bermain dengan pemain cadangan dan pemain muda seperti Eagles dan Lee Martin (untuk adaptasi setelah sembuh). Chris mendekat dan mencoba menjegal. Itulah yang terjadi," tambah Ferdinand.

Setelah dianggap surplus oleh MU pada 2008, pemain sayap ini bergabung dengan Burnley dan Bolton Wanderers. Di sana dia cukup mendapatkan kesempatan bermain reguler. Dia kemudian turun dari piramida liga dan tidak memiliki klub sejak meninggalkan Oldham Athletic pada Januari 2020.


CM: Ben Collett

Collett mencetak gol di leg pertama final melawan Middlesbrough dan menerima penghargaan bergengsi Jimmy Murphy Young Player of the Year pada 2002/2003. Itu adalah penghargaan untuk pemain-pemain akademi yang menampilkan permainan terbaik setiap musim.

Tapi, dia mengalami patah kaki ganda dalam pertandingan melawan Middlesbrough beberapa minggu setelah final leg kedua dan tidak pernah bermain untuk tim utama.

Gelandang itu kemudian memiliki masa kerja yang pendek di New Zealand Knights dan AGOVV Apeldoorn. Tapi, dia belum bermain sepakbola profesional sejak 2007. Dia kemudian memenangkan pembayaran 4,3 juta pounds (Rp83,5 miliar) setelah menjalani proses hukum melawan Middlesbrough (akibat cedera yang didapatnya di masa muda).


CM: David Jones

Meski menjadi kapten tim pemenang Piala FA Junior untuk MU U-23, Jones tidak pernah diberi kesempatan ke tim utama oleh Sir Alex Ferguson. Gelandang itu kemudian bergabung dengan Derby County pada Januari 2007. Mereka promosi, tapi saat tampil di Liga Premier memiliki total poin terburuk dalam sejarah kompetisi.

Dia kemudian bangkit saat bermain di Wolverhampton Wanderers, Wigan Atheltic, Blackburn Rovers, Burnley, dan Sheffield Wednesday. Pemain berusia 36 tahun itu baru-baru ini menjadi pelatih di tim National League, Wrexham, yang sekarang dimiliki oleh Ryan Reynolds dan Rob McElhenney.


LW: Kieran Richardson

Bintang terbesar dari tim ini adalah Richardson. Dia membuat 81 penampilan tim utama MU, meski tidak pernah bisa menggeser posisi Cristiano Ronaldo. Lalu, dia bergabung dengan Sunderland pada 2007. Di sana, dia mencapai status pahlawan dengan mencetak gol kemenangan dalam Derby Tyne-Wear melawan Newcastle United.

Mantan pemain timnas Inggris itu menghabiskan lima tahun di Stadium of Light sebelum bermain singkat di Fulham, Aston Villa, dan Cardiff City. Richardson sudah pensiun setelah menjalani masa percobaan yang gagal dengan Granada dan Southend pada 2017.




FW: Sylvan Ebanks-Blake

Ebanks-Blake datang dan membuat dua penampilan tim utama untuk MU setelah kesuksesan di Piala FA Junior. Dia mencetak satu gol dalam kemenangan 4-1 atas Barnet di Piala Liga.

"Tidak masalah siapa lawannya, itu bisa menjadi tim pub. Saya bermain dan mencetak gol untuk Manchester United di Old Trafford, dan itu adalah momen yang tidak akan pernah saya lupakan," kata Ebanks-Blake kepada Shropshire Star pada 2021.

Dia kemudian tampil mengesankan untuk Plymouth dan Wolves. Dia memenangkan Sepatu Emas dua musim berturut-turut dengan Wolves dan menikmati tiga tahun di Liga Premier.

Setelah meninggalkan Molineux Stadium, sang striker bergabung dengan Ipswich Town, Preston North End, Chesterfield, dan Shrewsbury sebelum mengakhiri kariernya sepakbola di klub non liga pada 2019. Lalu, dia bekerja sebagai pengamat sepakbola untuk MUTV.


FW: Eddie Johnson

Johnson mencetak satu-satunya gol MU di leg kedua melawan Middlesbrough dan membuat satu penampilan tim utama dalam kemenangan Piala Liga atas Leeds United. 

Penyerang itu dilepas pada 2006 dan kemudian bermain di liga yang lebih rendah bersama Bradford City dan Chester City. Dia meneruskan karier bermainnya di Amerika Utara, bermain untuk Austin Aztex dan Portland Timbers, sebelum gantung sepatu dalam usia 28 pada 2012.