Nuno datang di waktu yang salah
Tottenham secara resmi telah memecat Nuno Espirito Santo setelah hanya empat bulan bertugas dengan mantan bos Chelsea dan Inter Milan, Antonio Conte jadi kandidat utama untuk menggantikannya.

Spurs telah kalah di lima pertandingan dari tujuh laga terakhir mereka, termasuk kekalahan telak oleh Manchester United pada Sabtu lalu (30/10/2021).

Bryan Gil dkk kini berada di urutan kedelapan di Liga Premier, tertinggal 10 poin dari Chelsea yang berada di puncak klasemen.

"Saya menyesal bahwa kami harus mengambil keputusan ini," ujar direktur olahraga Tottenham, Fabio Paratici.

"Saya tahu betapa Nuno dan staf pelatihnya ingin sukses."

"Nuno adalah pria sejati dan akan selalu diterima di sini. Kami ingin berterima kasih padanya dan staf pelatihnya dan mendoakan yang terbaik untuk masa depan mereka," tambah Paratici.



Tottenham mengatakan keputusan tentang siapa yang akan menggantikan Nuno akan "mengikuti pada waktunya".

Adapun teruntuk Conte, ia telah menganggur sejak meninggalkan Inter Milan pada bulan Mei, itu hanya beberapa minggu setelah ia sukses membawa La Beneamata meraih gelar Serie A pertama mereka dalam 11 tahun.

Eks pelatih Juventus itu sendiri sukses memenangkan Liga Premier dan Piala FA bersama The Blues tetapi dipecat pada Juli 2018 setelah tahun kedua yang mengecewakan sebagai pelatih.

Di tanah kelahirannya sendiri, Conte sukses memenangkan tiga gelar Serie A, dan memimpin tim nasional Italia dari 2014 hingga 2016.



Spurs bernegosiasi dengan Conte menyusul kepergian Jose Mourinho pada bulan April tetapi memilih untuk tidak melakukan kesepakatan di tengah kekhawatiran atas tuntutan pelatih asal Italia itu.

Diperkirakan Conte ingin kembali ke manajemen dan ia tampaknya tidak berada di urutan teratas daftar kandidat potensial untuk menggantikan Ole Gunnar Solskjaer, jika manajer Norwegia itu meninggalkan Manchester United.

Meski suatu kewajaran jika manjemen Spurs segera berbenah karena hasil buruk yang terus diterima, rupanya ada simpati internal karena Nuno tidak datang pada waktu yang paling mudah dan harus menangani banyak situasi sulit, termasuk saga transfer musim yang melibatkan Harry Kane.

."Ada kekhawatiran yang berkembang di antara para penggemar tentang arah perjalanan di Tottenham Hotspur" ujar Paratici.

"Selama dua tahun sekarang, telah terjadi kemunduran yang jelas."

Pencarian musim panas yang sulit untuk manajer baru
Tottenham melakukan pencarian yang sulit dan panjang untuk manajer baru di musim panas setelah pemecatan Mourinho.

Mereka melakukan kontak dengan bos Paris St-Germain, Mauricio Pochettino tentang kemungkinan pelatih Argentina itu kembali untuk melatih mereka, tetapi klub Prancis itu tidak siap untuk melepaskannya.



Conte tampaknya siap untuk peran itu, hanya untuk pembicaraan antara pelatih Italia dan Spurs itu gagal. Mantan manajer Roma, Paulo Fonseca juga gagal di daratkan di kota London utara.

Tidak lama setelah itu, Nuno ditunjuk, dan ia harus berurusan dengan spekulasi tentang masa depan Kane, meski pada laga pembukaan Liga Premier mereka sukses mengalahkan Manchester City.

Dan rupanya setelah itu, penampilan Spurs terus mengalami penurunan, bahkan Kane yang biasanya tampil gacor tiap musim, kali gagal memberikan performa terbaiknya.