Sudah dua dekade berlalu
Seorang wanita Kuba menuduh Diego Maradona telah memperkosanya ketika ia masih berusia 16 tahun.

Yap, nama wanita tersebut adalah Mavys Alvarez, yang kabarnya sempat menjalin hubungan dengan pesepakbola legendaris Argentina itu di dua dekade lalu. Alvarez kemudian memberikan kesaksian soal perilaku amoral Maradona kepada pengadilan Kementerian Kehakiman Argentina.

Alvarez membuka diri saat pertama kali bertemu Maradona ketika ia berusia 16 tahun dan Maradona berusia sekitar 40 tahun saat ia menjalani perawatan kecanduan narkoba di ibu kota Kuba, Havana, setelah pensiun dari sepak bola.



Alvarez mengatakan kepada pengadilan bahwa Maradona diduga memperkosanya di klinik rehabilitasi tempat ia dirawat, sementara ibunya hanya berjarak beberapa meter di kamar sebelah.

“Dia menutupi mulut saya, dia memperkosa saya, saya tidak ingin terlalu memikirkannya,” ujar Alvarez seperti dilansir dari SPORTbible.

"Aku berhenti menjadi seorang gadis, semua kepolosanku dicuri dariku. Sulit. Kamu berhenti menjalani hal-hal polos yang harus dialami seorang gadis seusia itu."

Meskipun sebelumnya menggambarkan hubungan mereka sebagai konsensual, Alvarez sekarang mengklaim bahwa selama "empat dan lima tahun" mereka bersama Maradona secara fisik dan seksual kasar.

Alvarez juga menjelaskan bahwa satu-satunya alasan keluarganya mengizinkan mereka untuk tetap menjalin hubungan intim adalah karena persahabatan Maradona dengan mantan presiden Kuba, Fidel Castro.

"Keluarga saya tidak akan pernah menerimanya jika pemerintah Kuba tidak terlibat," tambah Alvarez.

"Mereka dipaksa dengan cara lain untuk menerima hubungan yang tidak baik untuk mereka, atau untuk siapa pun."

"Sulit untuk berada di negaranya, untuk melihat bahwa dia ada di mana-mana, dia adalah seorang idola dan pada saat yang sama semua yang saya ingat tentang dia sebagai seseorang terasa jelek."

Alvarez juga mengatakan pemenang Piala Dunia 1986 bertanggung jawab untuk membuatnya mencoba kokain juga, dengan mengklaim: "Saya mencintainya tetapi saya juga membencinya, saya bahkan berpikir untuk bunuh diri."

Sekarang sebagai ibu dari dua anak kecil, kesaksian Alvarez akan diajukan secara resmi oleh organisasi non-pemerintah Foundation For Peace.

Tetapi sementara klaimnya jelas sangat serius, tampaknya Alvarez tidak tertarik untuk memulai proses hukum lebih lanjut setelah penampilannya di Kementerian Kehakiman Argentina.



"Saya telah melakukan apa yang harus saya lakukan, sisanya saya serahkan ke pengadilan," ujarnya.

"Saya mencapai tujuan saya: untuk mengatakan apa yang terjadi pada saya, untuk mencegah hal itu terjadi pada orang lain, atau setidaknya agar gadis lain merasakan kekuatan, keberanian untuk berbicara."