Tiga pelatih menangani Chelsea.
Pelatih sementara bukanlah hal yang langka di Liga Premier. Namun, biasanya mereka dipekerjakan oleh klub yang tengah menghadapi masa sulit atau degradasi. Jika itu gagal, klub tidak punya pilihan selain menggantinya pertengahan musim.

Contohnya adalah Sam Allardyce. Dia memiliki kebiasaan datang terlambat dan membantu tim merangkak kembali ke tempat yang aman dari ambang degradasi.

Namun, sebagian besar pelatih elite lebih suka masuk sebelum musim dimulai. Mereka pastinya masih memiliki waktu untuk membangun skuad utama.

Selain Allardyce, Roberto di Matteo dan Kenny Dalglish adalah pelatih sementara terbaik Liga Premier. Meskipun mereka berdua lebih jarang digunakan daripada rekan-rekan mereka dalam daftar artikel ini.

Beberapa pelatih sementara memang ada yang sukses di klub terbesar Inggris. Tapi, dalam kebanyakan kasus, kesuksesan itu hanya berjangka pendek. Mereka biasanya tidak sampai pada penunjukan permanen sebagai pelatih,  dan tentu saja itu tidak berakhir dengan baik.

Pada catatan itu, mari kita lihat 5 pelatih sementara terbaik yang telah menikmati masa-masa sukses di Liga Premier dalam beberapa tahun terakhir:

5. Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United)

Ketika Ole Gunnar Solskjaer ditunjuk sebagai pelatih sementara Manchester United pada Desember 2018. Muncul skeptisisme yang cukup besar, karena Solskjaer memiliki tugas yang buruk di Cardiff City.

Dia membawa Cardiff ke jurang degradasi. Karena itu, tidak banyak pihak yang mengharapkan kesuksesan Man United bersama Solskjaer.

Bagaimanapun, Solskjaer berhasil mematahkan anggapan tersebut. Pelatih berpaspor Norwegia ini menjadi pelatih Man United pertama yang memenangkan enam pertandingan pertamanya sejak Matt Busby yang legendaris.

Setelah mendapatkan sepuluh poin dari total 12 poin, Solskjaer dinobatkan sebagai Pelatih Sementara Liga Premier Terbaik pada Januari 2019.

Status pelatih sementara tidak begitu lama, hingga pada akhirnya Solskjaer diangkat menjadi pelatih permanen Man United. Pengangkatan itu tercipta setelah kemenangan comeback yang menakjubkan atas Paris Saint-Germain di Liga Champions.

Dia akhirnya menandatangani kontrak setelah memenangkan 14 dari 19 pertandingannya sebagai pelatih sementara, meskipun dia belum mampu meraih trofi bersama klub.



4. Kenny Dalglish (Liverpool)

Legenda Liga Premier dan Liverpool, Kenny Dalglish, adalah salah satu pemain terhebat yang menghiasi permainan ini.

Dia menikmati masa yang sangat sukses bersama The Reds dari 1985 hingga 1991. Awalnya, dimulai sebagai manajer-pemain sementara, Dalglish terkenal memimpin The Reds meraih 'gelar ganda' pertama mereka. Liverpool memenangkan gelar liga dan Piala FA. Dia kemudian mengambil peran permanen, dan memenangkan beberapa gelar liga dan Piala FA bersama Liverpool. Dalglish juga memenangkan tiga penghargaan pelatih terbaik.

Hampir selama 20 tahun setelah mantra pertamanya, Dalglish kembali sebagai pelatih sementara setelah Liverpool memecat Roy Hodgson pada Januari 2011. Hingga akhirnya dia diberi kontrak tiga tahun, Dalglish hanya bertahan setahun di Liverpool.

Dalglish membawa mereka ke Piala Liga 2011/2012, yang merupakan trofi pertama The Reds dalam enam tahun. Liverpool juga mencapai final Piala FA 2012.

Dalglish dipecat pada akhir musim 2011/2012 setelah Liverpool finish di posisi kedelapan klasemen Liga Premier. Posisi itu membuat Liverpool gagal lolos ke Liga Champions.

3. Rafael Benitez (Chelsea)

Penunjukan mengejutkan Chelsea atas Rafael Benitez tidak akan pernah diterima dengan baik oleh para penggemar The Blues, karena sejarahnya di liga. Namun, mantan bos Liverpool itu menjalani musim yang positif meski aneh di London setelah menggantikan Roberto di Matteo pada November 2012.

Meskipun menerima sambutan yang tidak bersahabat dari pendukung setia Chelsea , Benitez memimpin klub untuk finis di tempat ketiga Liga Premier, dan mengamankan tiket ke Liga Champions.

Chelsea mencapai semifinal Piala FA, kalah di final Piala Dunia Antarklub 0dan terkenal memenangkan Liga Europa di bawah asuhan Rafael Benitez.

Benitez pergi pada akhir musim 2012/2013 setelah mengumumkan niatnya meninggalkan peran tersebut pada awal Januari. Tugasnya di Chelsea ternyata menjadi juru kunci di klub elite yang singkat dan sukses.

2. Guus Hiddink (Chelsea)

Salah satu pemain hebat, Guus Hiddink, menikmati karier bermain yang panjang. Keberhasilan itu diikuti dengan karier yang lebih panjang sebagai manajer, yang berlangsung selama 34 tahun.

Pelatih asal Belanda itu memiliki dua masa sukses sebagai manajer sementara Chelsea, namun tidak pernah mengambil peran permanen. Dia pertama kali mengambil alih di pengujung musim 2008/2009 setelah The Blues memecat Luiz Felipe Scolari.

Hiddink tiba pada Februari, dan terus secara bersamaan memegang jabatannya sebagai manajer nasional Rusia. Masa jabatan pertamanya sebagai manajer sementara sangat menakjubkan, karena Chelsea hanya kalah satu pertandingan dalam empat bulan masa jabatan pelatih asal Belanda itu.

Mereka menyingkirkan Liverpool dari Liga Champions sebelum tersingkir karena gol tandang di semifinal oleh Barcelona dalam situasi kontroversial. The Blues finis ketiga di Liga Premier, dan memenangkan Piala FA 2009.

Meskipun kembali ke tugasnya bersama Rusia pada akhir musim 2008/2009, Hiddink kembali ke Stamford Bridge pada Desember 2015. Chelsea berada dalam kehancuran pada saat itu, setelah baru saja memecat Jose Mourinho setelah The Blues mendekam di tempat ke-16 di Liga Premier.

Hiddink membantu klub finis di urutan kesepuluh, naik enam peringkat dan membuat rekor Liga Premier untuk rekor tak terkalahkan terpanjang oleh manajer baru (12 pertandingan). Dia pergi sekali lagi di akhir musim.

1. Roberto di Matteo (Chelsea)

Mengingat Chelsea telah mempekerjakan 15 pelatih dalam 15 tahun terakhir, tidak mengherankan melihat bos The Blues ketiga dalam daftar ini. Namun, yang mengejutkan adalah bahwa komidi putar manajerial Roman Abramovich tampaknya benar-benar berhasil!

Beberapa pelatih sementara bertujuan untuk menyegel kesepakatan permanen dengan memantapkan kapal. Lainnya terlihat untuk mencuri posisi 4 besar.

Nah, Di Matteo mendapatkan peran penuh waktu dengan memenangkan Liga Champions. Sudah menjadi legenda Chelsea setelah membuat lebih dari 150 penampilan untuk klub antara 1996 dan 2002, pelatih asal Italia itu mengambil alih sebagai manajer sementara pada Maret 2012.

Raksasa Liga Premier baru saja memecat Andre Villas-Boas di akhir musim. Apa yang terjadi selanjutnya tidak kalah mencengangkan.

Chelsea mengalahkan rival Tottenham Hotspur 5-1, dan mengalahkan Liverpool di final untuk memenangkan Piala FA 2012. Segalanya menjadi lebih baik, ketika mereka mengejutkan Barcelona asuhan Lionel Messi sebelum merebut gelar Liga Champions 2012 dari Bayern Muenchen.

Tentu saja, segalanya segera menurun. Di Matteo dipecat lima bulan dalam masa pemerintahannya sebagai bos permanen setelah Chelsea tersingkir dari Liga Champions di babak penyisihan grup. Tapi, sejauh mantra interim pergi, itu adalah hal-hal yang dibuat dari mimpi.