Analisis Mengapa Mohamed Salah Loyo di Awal Musim 2022/2023

"Transisi yang harus dipikirkan Klopp."

Analisis | 12 September 2022, 20:41
Analisis Mengapa Mohamed Salah Loyo di Awal Musim 2022/2023

Libero.id - Musim ini tidak seperti musim-musim sebelumnya bagi Mohamed Salah. Penyerang asal Mesir itu hanya mencetak tujuh gol dalam 28 pertandingan terakhirnya. Dan, tentu saja harapan publik Anfield adalah ini hanyalah sementara.

Performa Salah sangat mempengaruhi performa secara keseluruhan Liverpool. Jika sebuah wajah bisa meringkas frustrasi, sebuah tim, itu adalah wajah Mo Salah di Naples pada Rabu malam. Liverpool kalah 1-4. Dan, Salah tidak berkutik.

Catatan golnya sejauh musim ini adalah awal terburuknya dalam hal mencetak gol untuk satu musim sejak bergabung dengan Liverpool pada 2017. Dalam dua musim sebelumnya, sebagai perbandingan, Salah telah mencetak enam gol pada tujuh pertandingan.

Sebagai perbandingan, Erling Haaland sudah mencetak dua digit dan rata-rata mencetak gol setiap 49 menit. Salah, sebaliknya, rata-rata satu gol setiap 270 menit.

Dia sendiri tidak bisa disalahkan atas masalah Liverpool. Sebaliknya, dia adalah korban dari sebuah tim yang jelas-jelas telah kehilangan arah, dalam hal struktur, organisasi, energi, dan hal-hal lain di antaranya. Dia mungkin salah satu pemain terbaik dunia, tetapi liverpool memiliki perjuangan mereka sendiri.

Lantas, mengapa Salah mengalami kemunduran? Salah memainkan gaya berbeda semenjak kedatangan Darwin Nunez, mantan pemain Chelsea itu terbiasa bekerja sama dengan Sadio Mane.

Namun, cepat atau lambat keduanya saling beradaptasi, ada tanda-tanda menjanjikan dalam cara Salah dan Nunez untuk terhubung menjalin chemistry.

Saat melawan Manchester City di Community Shield pada akhir Juli, dan sekali lagi saat bertandang di Fulham dalam pertandingan pembuka Liga Premier seminggu kemudian.

Di kedua pertandingan itu, kedua pemain mencetak gol dan kedua pemain saling membantu, dengan kehadiran Nunez di kotak penalti menciptakan semacam kepanikan dan kebingungan, belum lagi Salah bisa mendapatkan peluang.

Seperti ketika Salah dipasangkan dengan Mane pada awal-awal keduanya didatangkan, semuanya butuh waktu.

Belum lagi faktor selama ini, di mana Liverpool cukup bergantung pada keterampilan unik Roberto Firmino sebagai No.9.

Namun, perlahan kini Nunez, Luis Diaz, dan Diogo Jota menjadi nama-nama pengganti untuk peran tersebut di masa depan, dan pertanyaannya adalah bagaimana Liverpool menangani transisi itu, dan apa dampaknya terhadap pemain seperti Salah, belum lagi bek sayap Trent Alexander-Arnold dan Andy Robertson.

Pekan lalu, setelah bermain imbang tanpa gol di Everton, Juergen Klopp menyarankan agar Salah bermain lebih melebar musim ini daripada tahun-tahun sebelumnya. Dia menolak gagasan itu.

“Saya tidak tahu apa yang Anda lihat di sana,” kata Klopp. “Saya tidak berpikir Mo Salah terlalu sering melebar."

“Kami ingin memiliki Mo, dan kami selalu memiliki dia di posisi sentral.”

Tidak ada keraguan bahwa performa Salah menurun menjelang paruh kedua musim lalu, ketika dia hanya mencetak empat gol dalam 20 penampilan terakhirnya, dan mudah untuk mengatakan bahwa tren itu terus berlanjut musim ini, bahkan dengan hasil tembakannya yang menurun di musim ini. 

Keyakinan, sebaliknya, adalah penurunan sementara bahwa kembalinya Jota dan Nunez dan kehadiran Thiago Alcantara akan kembali membuat Salah menuju jalur yang benar, sesuai dengan performanya gacor mencetak gol.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network