10 Jersey Klub Paling Ikonik di Dunia, Begini Peringkatnya

"Di Liga Champions, yang hanya mengizinkan satu tulisan sponsor di dada ketika pertandingan. Jersey latihan harus polos."

Feature | 15 March 2021, 12:07
10 Jersey Klub Paling Ikonik di Dunia, Begini Peringkatnya

Libero.id - Selain permainan di lapangan, hal lain yang selalu dinantikan para penggemar sepakbola adalah jersey. Motif, warna, apparel, hingga sponsor yang tertulis di dada menjadi hal yang ditunggu suporter di awal musim. Uniknya, dari banyak jersey, ada beberapa yang ikonik dan diingat orang hingga hari ini.

Ada banyak versi tentang sejarah jersey sepakbola. Orang Inggris menyebutnya sudah ada sejak 1526 ketika Raja Henry VIII berkuasa. Ada yang yang mengatakan berasal dari Winchester College pada 1840. Versi lain menyatakan jersey belum digunakan sebelum 1867 ketika sepakbola pada waktu itu hanya dibedakan berdasarkan warna topi dan ikat pinggang.

Namun, sejarah membuktikan bahwa penggunaan sponsor pada jersey klub sepakbola baru dimulai pada 1970-an. Awalnya, hanya sponsor di dada yang diizinkan. Lalu, berkembang dengan sejumlah variasinya.

Hingga hari ini, penulisan sponsor di jersey sudah menjadi hal umum. Bahkan, di beberapa kompetisi ada peraturan khusus tentang hal itu. Contohnya di Liga Champions, yang hanya mengizinkan satu tulisan sponsor di dada ketika pertandingan. Jersey untuk latihan maupun pemanasan harus polos.

Di kompetisi lain seperti Inggris dan Jerman, sponsor juga hanya diizinkan di dada. Tapi, Liga Premier juga mengizinkan klub menuliskan sponsor di lengan kiri atau kanan.

Hal berbeda dianut Italia, Spanyol, Prancis, Belanda, Jepang, Thailand, hingga Indonesia. Di negara-negara itu, klub bebas menampilkan tulisan sponsor di dada. Di Indonesia misalnya. Jersey Bali United ditampilkan banyak sponsor. Bahkan, terlihat seperti seragam Valentino Rossi di MotoGP.

Berikut ini adalah peringkat 10 tulisan sponsor di jersey klub sepakbola paling ikonik di dunia:


10. Bayern Muenchen dan T-Mobile (2002-sekarang)

Sempat dikenal dengan jersey bertuliskan Opel, Bayern Muenchen menggantinya dengan T-Mobile pada 2002. Meski diprediksi tidak akan lama, fakta justru menunjukkan sebaliknya. FC Hollywood masih setia dengan produk yang sama, meski pemain atau pelatih datang silih berganti.

Selama kurun waktu hampir 20 tahun, Bayern telah menjadi salah satu kekuatan paling dominan di sepakbola Eropa. Dengan T-Mobile, mereka memenangkan 13 gelar Bundesliga dan 2 Liga Champions.

Bastian Schweinsteiger, Philipp Lahm, Michael Ballack, Arjen Robben, Franck Ribery dan Robert Lewandowski hanyalah beberapa dari kekuatan besar yang telah memakai seragam merah yang dihiasi dengan logo T-Mobile putih. Singkatnya, ini adalah bagian pemasaran yang fenomenal bagi perusahaan komunikasi seluler Jerman.


9. Boca Juniors dan Quilmes (1995-2001)

Pada 1995 Boca Juniors menandatangani kesepakatan sponsor dengan Nike dan Quilmes. Nike adalah apparel papan atas asal Amerika Serikat (AS), sementara Quilmes adalah bir Argentina yang dibuat dan berasal dari salah satu kota di Provinsi Buenos Aires, yang juga bernama Quilmes.

Kedua kesepakatan tersebut terbukti abadi karena menjelma menjadi ikon klub. Meski hanya bertahan 6 tahun, terbukti bahwa orang masih mencari jersey klasik Boca bertuliskan Quilmes.

Itu masuk akal karena perusahaan bir selalu menjadi sponsor favorit bagi klub dan suporternya. Sebut saja ketika Chelsea bekerjasama dengan Coors atau Tottenham Hotspur dengan Holsten. Itu terjadi pada dekade 1990-an ketika Liga Premier sedang mencari bentuknya.


8. PSV Eindhoven dan Philips (1981-2016)

Philips berada di jersey PSV Eindhoven selama 35 tahun sebelum digantikan Energie Direct Netherland. Tapi, banyak orang yang salah paham ketika PSV menuliskan Philips di jersey. Mereka menduga itu sponsor. Padahal, PSV adalah singkatan dari "Philips Sport Vereniging" atau Perusahaan Olahraga Philips.

Dekade 1980 dan 1990-an adalah era keemasan sepakbola Belanda dan orang-orang seperti Philip Cocu, Luc Nilis, Romario, Ronaldo, hingga Ruud Van Nistelrooy memakai jersey PSV selama karier gemilang mereka di Eredivisie.

Saat ini, jersey PSV bertuliskan Metropoolregio Brainport Eindhoven. Itu adalah badan pengelola pemerintahan di daerah untuk Kota Eindhoven. Tapi, bukan berarti Philips menghilang. Merek peralatan elektronik itu tetap menjadi nama stadion kandang PSV, Philips-Stadion.


7. Newcastle United dan Newcastle Brown Ale (1994-2000)

Newcastle Brown Ale (NBA) tidak diragukan lagi adalah merek dagang yang paling dicintai dan dikenal yang pernah datang dari Inggris Timur Laut. NBA adalah minuman beralkohol yang sangat populer di daerah yang antara lain membawahi Newcastle itu.

Terpampang di jersey The Magpies, NBA sangat ikonik. Bintang biru dalam cakram sangat serasi dengan jersey Newcastle yang bercorak strip hitam-putih.

NBA semakin populer ke luar Inggris karena Newcastle era itu diperkuat nama-nama legendaris. Mulai dari Kevin Keegan sebagai pelatih hingga pemain-pemain kelas dunia macam Alan Shearer, Les Ferdinand, Faustino Asprilla, David Ginola, David Batty, dan masih banyak lagi yang lainnya.


6. Ajax Amsterdam dan ABN-Amro Bank (1991-2008)

Tidak diragukan lagi, tulisan sponsor di jersey Ajax Amsterdam pada 1991-2008 berada di luar pakem. Mereka menjadi satu-satunya klub yang tulisan sponsornya vertikal. Itu bertentangan dengan kebiasaan saat itu (maupun sekarang) yang horizontal.

ABN-Amro, yang tertulis di jersey Ajax, adalah bank terbesar di Belanda yang berbasis di Amsterdam, kota tempat Ajax berasal. Keputusan untuk vertikal selalu masuk akal mengingat gaya tradisional jersey Ajax dengan warna merah vertikal di tengah-tengah jersey putih

Mendanai Ajax pada 1990-an benar-benar membuat ABN-Amro populer ke seluruh dunia. Itu adalah era ketika Louis van Gaal menciptakan pemain-pemain hebat Belanda dengan trofi Liga Champions 1994/1995 sebagai puncaknya, yaitu ketika Patrick Kluivert masih berusia 18 tahun menenggelamkan AC Milan di final.

Ketika era Kluivert, Edwin van der Sar, hingga Frank dan Ronald de Boer berlalu, Ajax tetap memproduksi pemain-pemain jempolan dengan jersey ABN-Amro. Mereka punya Rafael van der Vaart, Zlatan Ibrahimovic, Luis Suarez, hingga Daley Blind.


5. Liverpool dan Carlsberg (1992-2010)

Delapan belas tahun tetap menjadi kesepakatan sponsor kaos terpanjang yang dimiliki klub Liga Premier. Carlsberg menggunakan seragam Liverpool sejak awal era sepakbola Inggris yang penuh uang dan sebenarnya bisa bertahan lebih lama jika mereka mau.

Sayang, merek bir asal Denmark tersebut menyerah pada 2010. Liverpool tidak perlu lama mencari sponsor karena setelah itu Standard Chartered Bank datang dengan kontrak yang menggiurkan.

Namun, hingga hari ini Carlsberg adalah logo yang bagus untuk dikenakan di jersey merah berlogo banggau. Ada banyak pendukung The Reds yang hingga detik ini masih mencari jersey retro tersebut dengan berbagai alasan. Salah satunya memori yang sangat banyak.

Di era Carlsberg menjadi saksi Treble 2001, Miracle of Istanbul, hingga keberadaan sosok-sosok hebat seperti Steven Gerrard, Michael Owen, Steve McManaman, Robbie Fowler, Stan Collymore, hingga Rafael Benitez.


4. AC Milan dan Opel (1994-2006)

Milan adalah kota mode di Eropa selain Paris dan Madrid. Tapi, selama 12 tahun, AC Milan justru didanai perusahaan otomotif asal Jerman, Opel. Tulisan perusahaan yang sama juga ada di jersey Bayern Muenchen dan Paris Saint-Germain (PSG) pada periode yang tidak berbeda jauh. Tapi, Milan yang paling ikonik.

Kerjasama Milan dan Opel selama 12 tahun mencapai kesuksesan yang belum tertandingi hingga hari ini. Saat itu, I Rossoneri mengklaim 4 gelar Serie A, 1 Coppa Italia, dan 2 Liga Champions. Pemain seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Cafu, Andrea Pirlo, Andriy Shevchenko, Kaka, Clarence Seedorf, hingga Jaap Stam mengenakan jersey itu.

Tapi, dengan jersey itu juga Milan sempat mengalami malam yang menyedihkan ketika Carlsberg menjadi otak kemenangan Liverpool di Istanbul.


3. Manchester United dan Sharp (1982-2001)

Banyak pendukung menyukai Manchester United karena ada merek televisi di jersey. Sharp hadir pada tahun-tahun awal Sir Alex Ferguson dan masa ketika Liga Premier baru dimulai.

Kemitraan itu muncul saat perusahaan elektronik Jepang memiliki pabrik di daerah Newton Heath di Manchester pada awal 1970-an. Baik merek maupun klub memiliki ambisi untuk mengambil alih dunia. Hasilnya, tidak perlu diceritakan lagi. Sebab, MU era itu adalah tim terbaik di dunia dengan puncak prestasinya treble winners 1998/1999.

Roy Keane, David Beckham, Eric Cantona, Ryan Giggs, Mark Hughes, Bryan Robson, Peter Schmeichel, Gary dan Phil Neville, hingga Paul Scholes masuk dalam daftar pemain ikonik MU yang sempat mengenakan kaos dengan tulisan Sharp  di dada.


2. Fiorentina dan Nintendo (1997-1999)

Kerjasama Fiorentina dengan Nintendo memang sangat pendek. Dimulai pada awal musim 1997/1998 dan berakhir pada akhir musim 1998/1999. Itu hanya 2 musim. Tapi, jersey ungu dengan apparel Fila dan tulisan Nintendo benar-benar membekas di hati para pecinta Serie A hingga hari ini.

Menandai peluncuran konsol N64 di Eropa, Nintendo sengaja memasang iklan di jersey La Viola. Dengan Gabriel Batistuta, Manuel Rui Costa, hingga Francesco Toldo, jersey itu tidak bisa dihapus dalam waktu singkat. Ditambah jersey dengan kerah layaknya polo shirts, seragam Fiorentina era itu benar-benar memiliki kesan jantan.


1. Inter Milan dan Pirelli (1995-sekarang)

Ketika produsen ban asal Italia, Pirelli, mengumumkan kesepakatan sponsorship dengan Inter Milan akan berakhir pada penutupan musim ini, gelombang emosi menyapu komunitas sepakbola dunia. Dalam industri yang semakin terobsesi dengan uang, reaksi itu memberi tahu bahwa Pirelli bukan hanya tulisan di jersey Inter.

Pirelli dan Inter telah menjadi duet yang tak terpisahkan sejak 1995. Selama waktu itu, I Nerazzurri telah memenangkan banyak gelar Serie A dan Liga Champions. Pemain-pemain hebat seperti Paul Ince, Javier Zanetti, Wesley Sneijder, Samuel Eto'o, Adriano, Zlatan Ibrahimovic, hingga Romelu Lukaku telah mewakili kedua institusi tersebut sejak saat itu.

Bukan hanya umur panjang yang menandai keberadaan Pirelli, estetika juga menjadi alasan utama kekaguman orang pada jersey Inter. Jersey strip hitam-biru yang ikonik itu telah dipadukan dengan indah oleh logo yang bersih, bergaya, serta langsung dapat dikenali dari huruf P yang memanjang. Itu dapat diartikan sahabat karib yang kecil itu berlindung di bawah kawannya yang gemuk.

Pirelli kehilangan kontrak  karena Inter mencari perbaikan nominal pada kontrak 10 juta pounds per tahun yang berakhir musim panas nanti. Hingga sekarang belum jelas kemana angin berhembus. Tapi, Inter harus berhati-hati karena Suning baru saja membubarkan klub satelitnya yang menjuarai Liga Super China 2020, Jiangsu FC.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network