Steven Gerrard Ungkap Rekan Setim Terburuk di Liverpool

image

Steven Gerrard tak ragu menyebut El Hadji Diouf sebagai rekan setim terburuknya di Liverpool.

Gerrard dan Pengalaman di Liverpool

Steven Gerrard, legenda Liverpool, telah menghabiskan hampir seluruh karir sepak bolanya di Anfield. Selama 17 tahun, ia bermain bersama beberapa pemain terbaik dunia seperti Luis Suarez, Fernando Torres, dan Xabi Alonso. Namun, berada di satu klub untuk waktu yang lama juga berarti menyaksikan beberapa pemain yang tidak berhasil. Dalam autobiografinya 'My Story', Gerrard mengungkapkan siapa rekan setim terburuknya di Liverpool.

Gerrard mencatat lebih dari 700 penampilan untuk Liverpool, mencetak 186 gol dan memberikan 155 assist. Ia juga menjadi kapten tim selama beberapa tahun, termasuk saat Liverpool memenangkan Liga Champions pada musim 2004/2005. Namun, satu hal yang sering disoroti dari karirnya adalah kegagalannya memenangkan Liga Premier, terutama setelah hampir meraihnya pada musim 2013/2014.

El Hadji Diouf: Rekan Setim yang Mengecewakan

Dalam bukunya, Gerrard menyebut El Hadji Diouf sebagai rekan setim terburuknya. Diouf, yang dibeli Liverpool dari Lens seharga £10 juta pada musim panas 2002, dianggap sebagai pembelian yang gagal. Gerrard menulis bahwa Diouf adalah bagian dari trio pemain yang diharapkan bisa membawa Liverpool menjadi juara Liga Premier, namun justru menjadi pemborosan terbesar dalam sejarah klub.

Diouf hanya membuat 80 penampilan untuk Liverpool dan tidak menunjukkan minat yang nyata dalam sepak bola atau klub. Salah satu insiden yang mencoreng namanya adalah saat ia meludahi seorang penggemar Celtic dalam pertandingan Piala UEFA di Parkhead pada Maret 2003. Gerrard menegaskan bahwa ia tidak memiliki rasa hormat untuk Diouf, berbeda dengan pandangannya terhadap Mario Balotelli, yang meskipun kontroversial, tetap dihormati oleh Gerrard.

Gerrard juga menyebutkan bahwa Diouf, bersama dengan Salif Diao dan Bruno Cheyrou, adalah bagian dari pembelian senilai £18 juta yang tidak memberikan hasil. Liverpool mengakhiri musim di posisi kelima, jauh dari harapan untuk menjadi juara. Gerrard merasa bahwa Diouf tidak memiliki ketertarikan nyata terhadap sepak bola dan tidak peduli dengan Liverpool.

Pengalaman Gerrard dengan Diouf menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana keputusan transfer yang buruk dapat mempengaruhi tim. Meskipun Gerrard memahami alasan di balik pembelian Diouf, ia merasa bahwa manajer saat itu, Gerard Houllier, tidak benar-benar mengenal Diouf sebagai pribadi.

Gerrard menyoroti bahwa keputusan untuk merekrut Diouf didasarkan pada rekomendasi dari asisten Houllier, Patrice Bergues, yang pernah melatih Diouf di Lens. Namun, keputusan tersebut ternyata tidak tepat dan berdampak negatif pada performa tim.

Dalam refleksinya, Gerrard menegaskan bahwa meskipun ada beberapa pemain yang tidak berhasil di Liverpool, Diouf adalah yang paling mengecewakan. Sikap dan perilakunya di dalam dan di luar lapangan membuatnya menjadi rekan setim yang tidak disukai oleh Gerrard.

Gerrard berharap bahwa pengalaman ini dapat menjadi pelajaran bagi klub dalam membuat keputusan transfer di masa depan. Penting untuk tidak hanya melihat kemampuan teknis pemain, tetapi juga karakter dan komitmen mereka terhadap tim.

Di akhir tulisannya, Gerrard menekankan bahwa meskipun ada banyak kenangan indah selama karirnya di Liverpool, pengalaman dengan Diouf adalah salah satu yang paling mengecewakan. Namun, ia tetap bangga dengan pencapaiannya dan kontribusinya untuk klub.


You Might Also Like