Bologna membuktikan pentingnya rencana suksesi dalam sepak bola, tetap bersinar meski kehilangan tokoh kunci.
Bologna mengalami perubahan besar pada musim panas lalu dengan kehilangan tiga tokoh kunci. Namun, mereka tetap tampil impresif. Di bawah asuhan Thiago Motta, Bologna berhasil finis di posisi kelima Serie A 2023-24 dan lolos ke Liga Champions UEFA untuk pertama kalinya. Meski kehilangan Motta yang pindah ke Juventus, serta pemain bintang Riccardo Calafiori dan Joshua Zirkzee, Bologna tetap tampil solid di musim 2024-25.
Awal musim memang tidak mudah, hanya menang satu dari 11 pertandingan pertama. Namun, tujuh hasil imbang menunjukkan ketangguhan mereka. Kekalahan hanya terjadi saat tandang melawan Napoli, Liverpool, dan Aston Villa. Kini, setelah 29 pertandingan, Bologna berada di posisi keempat, di atas Juventus yang ditinggalkan Motta. Bologna bahkan meraih gelar Coppa Italia dengan mengalahkan AC Milan di final.
Strategi Suksesi yang Efektif
Keberhasilan Bologna tidak lepas dari peran direktur teknis Giovanni Sartori dan direktur olahraga Marco Di Vaio. Mereka memilih Vincenzo Italiano sebagai pelatih baru, menggantikan Motta. Italiano, yang sebelumnya sukses membawa Fiorentina ke final UEFA Conference League, membuktikan diri sebagai pilihan tepat meski awalnya diragukan.
Italiano menerapkan formasi 4-2-3-1 yang sama dengan Motta, dan hasilnya hampir menyamai pendahulunya. Bologna mengumpulkan 53 poin dari 29 pertandingan, hanya satu poin lebih sedikit dibanding musim lalu. Meski kehilangan Zirkzee, Bologna mencetak 49 gol, jumlah tertinggi sejak 1965-66.
Perubahan strategi terlihat dari peningkatan jumlah tembakan per pertandingan dan sedikit peningkatan pada gol yang diharapkan (xG). Namun, Bologna juga kebobolan lebih banyak gol dibanding musim lalu, meski menghadapi lebih sedikit tembakan.
Di bawah Italiano, Bologna lebih sering menguasai bola di sepertiga akhir lapangan lawan, dengan peningkatan field tilt dari 55.8% menjadi 64.5%. Meski akurasi umpan menurun, Bologna lebih sering mencoba umpan panjang dan umpan progresif.
Dalam hal pertahanan, Bologna mencatatkan jumlah turnover tinggi kedua terbanyak di Serie A musim ini. Mereka juga memiliki jumlah urutan tertekan tertinggi di liga, menunjukkan intensitas pressing yang lebih tinggi.
Riccardo Orsolini menjadi salah satu pemain kunci dengan mencetak 10 gol, menyamai catatan musim lalu. Remo Freuler juga berperan penting di lini tengah, menciptakan peluang dan memenangkan penguasaan bola.
Thijs Dallinga, yang diharapkan menggantikan Zirkzee, belum mampu menggeser Santiago Castro yang tampil impresif dengan delapan gol dan empat assist. Castro memimpin dalam keterlibatan urutan serangan Bologna musim ini.
Dengan Bologna meraih trofi Coppa Italia, perayaan di Emilia-Romagna bisa melampaui tahun lalu, di mana sekitar 40.000 penggemar memadati Piazza Maggiore.